Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #5
Wanita tua berusia enam puluh tiga tahun yang kala itu sedang duduk di kursi belakang sambil menelepon langsung terkejut ketika mobil berhenti mendadak. Dia melihat ke depan dan ternyata seorang gadis muda tengah tertunduk sambil menutupi kepalanya, gadis itu adalah Anaya. Wanita tua tersebut turun dari mobil, dia menghampiri Anaya dan menepuk pelan pundak Anaya.
"Nak, kamu baik-baik saja?" ucapnya lembut, hal tersebut membuat Naya mendongak menatap wajah tua itu.
Anaya mengangguk dengan lemas.
"Mengapa menyeberang jalan tidak lihat-lihat, Nak? Untung saja kamu tidak tertabrak."
"Maafkan saya." jawab Naya dengan lirih.
Wanita tua tersebut menatap wajah Naya dengan lekat, dia melirik tas yang ada di bawah Anaya.
"Apa kamu pendatang baru di kota ini?"
Naya menggeleng.
"Rumah kamu dimana? Saya akan mengantarkan kamu pulang."
"Saya tidak punya tempat tinggal dan saya bingung harus pergi kemana. Hiks." Anaya menangis kembali setelah dia mengingat kejadian yang menimpanya.
Wanita tua itu mengerutkan dahi. "Kalau begitu kamu ikut saya saja ya? Nanti kita bisa mengobrol."
Anaya mengangguk karena dia juga tidak tahu harus pergi kemana, dirinya mengikuti wanita tua itu masuk ke dalam mobil dan mobil pun melaju pergi.
Di dalam mobil.
Anaya hanya diam melamun, dia sangat kepikiran tentang kehamilannya saat ini. Semua itu di amati oleh wanita tua di samping Anaya, wanita itu memegang jemari Naya dan mencoba tersenyum.
"Kamu jangan takut ya? Saya bukan orang jahat."
Naya hanya mengangguk sekilas. "Maaf karena saya sudah membuat kesalahan, Nyonya. Terima kasih karena Anda sudah mau membantu saya."
Wanita tua yang berpenampilan elegan itu hanya mengangguk diiringi senyum tipis.
"Jika kamu butuh teman cerita maka bisa mengatakan pada saya. Oh ya, kemana orangtuamu hingga kamu lontang-lantung di jalanan?"
"Kedua orang tua saya sudah meninggal dan saya hanya tinggal bersama dengan Bibi. Saya di usir dari rumah karena sebuah kejadian yang tidak disengaja dan itu sangat merugikan saya." Naya menangis.
Wanita tua itu mengelus pundak Naya. "Ceritakan pada saya, Nak. Barangkali saya bisa membantu."
Anaya menarik nafas, dia mulai menceritakan kejadian tidak disengaja hingga dirinya melakukan hubungan terlarang dengan pria asing.
Beberapa menit kemudian.
Wanita tua yang bernama Asna Wijayanto menggeleng dan menaruh iba akan kejadian Anaya, dia sangat kasihan kepada Anaya. Di dalam hati wanita itu ingin sekali menolong Naya meskipun Naya mengatakan jika dia sedang hamil lima Minggu, wanita tua tersebut yakin jika Anaya adalah gadis yang baik dan patuh.
"Apa kamu mau tinggal dirumah saya?" tawar wanita tua itu.
Naya menghapus air mata dan menatap wanita tua disampingnya.
"Saya tidak ingin merepotkan Anda, Nyonya."
"Jangan panggil saya Nyonya, kamu bisa memanggil saya dengan sebutan Oma Asna."
Naya hanya diam.
"Tidak masalah, Nak. Oma di rumah juga sendiri, tidak mempunyai teman. Jika kamu merasa tidak enak, maka kamu bisa bekerja di rumah Oma sebagai asisten Oma atau tidak bekerja di kantor milik cucu Oma."
Naya tidak tahu harus berkata apa karena disaat dia kesusahan ternyata masih ada yang sudi untuk menolongnya.
"Apa Oma tidak punya anak?"
"Anak Oma berada di luar negeri, dia sibuk mengurus perusahaan hingga tidak ada waktu untuk melihat keadaan Oma. Anak Oma hanya ada satu dan cucu Oma ada dua, yang laki-laki mengurus perusahaan di kota S dan yang perempuan masih berkuliah di luar negeri bersama dengan orangtuanya."
Anaya mengangguk paham.
Oma Asna akan membawa Anaya ke luar kota tepatnya kota S, kebetulan perawat yang biasa merawat Oma sudah resign satu Minggu yang lalu karena dia harus mengurus orangtuanya dikampung halaman. Oma sudah mencari pengganti perawat tetapi belum ada yang cocok, dia bertemu dengan Naya dan merasa jika Anaya sangat cocok untuk menjadi perawatnya.
"Nama kamu siapa?" Oma bertanya karena dia belum mengenal nama Anaya.
"Nama saya Anaya Putri, Oma. Biasa di panggil Naya."
"Naya, kamu mau menjadi perawat Oma 'kan? Kerjanya tidak susah dan pastinya tidak akan berpengaruh dengan kandungan kamu. Kamu hanya perlu menemani Oma kemanapun Oma pergi seperti periksa rutin ke rumah sakit, jogging dan lain-lain, lalu menyiapkan sarapan untuk Oma. Itu saja, bagaimana?"
Anaya terdiam sejenak untuk berpikir apakah dia mampu memenuhi ucapan Oma. Beberapa detik kemudian, Anaya mengangguk dan dia setuju untuk menjadi perawat Oma karena dia tidak enak jika hanya menumpang saja.
"Apa cucu Oma tidak akan marah jika saya ikut tinggal di rumah Oma dan lagi bagaimana jika dia mengetahui kalau saya sedang hamil tanpa seorang suami?" Naya berkata dengan lemas.
"Kamu jangan khawatir, Oma akan berbicara pada cucu Oma nanti. Dia sikapnya agak cuek dan dingin jika bertemu dengan orang asing. Kamu tidak perlu khawatir nantinya."
Anaya tersenyum tipis, dia benar-benar bersyukur karena Oma Asna mau menolongnya.
'Aku sudah memutuskan jika aku akan menjaga kandungan ini dengan baik, aku akan membesarkan dia, merawatnya dengan kasih sayang dan tidak akan membiarkan dia tersakiti ataupun merasa kekurangan.' batin Naya seraya memegang perutnya yang masih rata.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Hari ini adalah hari pertemuan antara Abi dan Elvira, sudah beberapa kali mereka bertemu tetapi Abi seperti tidak merespon Elvira meskipun orangtuanya sudah mendesak dia agak segera menikahi Elvira. Abi bukanlah tipe pria yang patuh dan menurut jika itu tidak atas kemauannya sendiri, dia membantah permintaan orangtuanya dan berkata akan mencari calon sendiri.
Kedua orang tua Abi tidak peduli, mereka tetap bersikeras mendekatkan Abi dan Elvira. Sementara Abi, entah mengapa dia terus kepikiran tentang gadis yang sudah dia lecehkan di hotel bulan lalu, sejak saat itu Abi tdiak pernah lagi berhubungan dengan siapapun karena tujuannya hanya ingin mencari info tentang wanita itu.
Sudah hampir dua bulan Abi belum menemukan informasi tentang gadis yang dia cari yaitu Anaya, Abi sangat bingung karena kesalahannya sangatlah fatal. Dia sudah menumpahkan lahar panasnya beberapa kali di dalam rahim gadis itu, waktu itu Abi juga tidak memakai pengaman dan hal buruk terus terlintas dibenaknya.
Abi yang sedang menyetir menyugar rambutnya dengan kasar, dia sama sekali tidak bisa melupakan gadis itu sebelum mengetahui bagaimana kondisi gadis malang itu saat ini.
"Bagaimana ini? Anak buah tidak berguna, mencari info tentang satu gadis saja tidak becus!" Abi merasa kesal.
"Hari ini aku harus melakukan pertemuan dengan gadis liar itu, aku sama sekali tidak menyukainya dan Papa terus saja mendesak agar aku melakukan pendekatan. Orang tua jika tidak dituruti pasti akan murka, aku tidak ingin di kutuk hanya karena perjodohan konyol. Semoga saja aku bisa segera lepas dari perjodohan menjijikan ini." Abi terus fokus menyetir, dia akan seperti biasa menemui Elvira tetapi tidak memperdulikan keberadaan Elvira nantinya.
Semua sudah Abi rencanakan dengan matang sebelum dia memutuskan untuk bertemu dengan Elvira.
•
•
**TBC
namanya juga bom.. pastinya unsur kesengajaan dan terencana..🤣🤣🤣 kalau itu sih nggak perlu diselidiki lagi
nunggu jawaban kasih waktu seminggu..
tapi diawal chapter ditulis 8 bulan kemudian 🤔🤔🤔