NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakat Pura-pura Kuat

"Kamu udah liat Ibu belum, Amira?" tanya Bi Desi ramah.

"Udah, Bi. Tadi nengokin Ibu dulu. Dokternya belum ada, ya?" tanya Amira sambil menyuapi Syifa di kursi taman.

"Belum, paling nanti malem dicek lagi. Trombositnya udah naik lumayan. Udah ada respon juga tadi pagi. Mudah-mudahan sebentar lagi Ibu sadar."

"Aamiin, makasih ya Bi kerjasamanya. Oh iya, waktu itu kan Amira nyuruh Bibi nyari orang lain buat jaga Ibu atau Syifa, biar Bibi gak terlalu capek. Udah ada orangnya?"

"Udah, tapi lagi ke luar dulu katanya nyari makan siang," jawab Bi Desi. "Amira, sebenernya yang harusnya dikhawatirin itu kamu, bukan Bibi. Kamu di Ibu Kota baik-baik aja?"

Amira termenung sejenak dengan wajah muram. Dia paksakan tersenyum meski semuanya terasa sangat berat.

"Baik kok Bi, tenang aja."

"Uang sebanyak itu setiap bulannya yang kamu kirim buat biaya pengobatan Ibu sama Syifa kamu dapetin dari mana?" tanya Bi Desi mengungkapkan rasa penasarannya yang sudah membelenggu selama satu tahun menjaga ibu dan adik Amira.

Amira terdiam sambil meremas lutut. Dia menarik napas dalam dan berusaha mengontrol diri. Berupaya agar pahit yang dia rasa hanya dia sendiri saja yang tahu, orang lain tidak perlu.

"Ada-lah, Bi. Rezeki Amira lagi bagus aja," jawab Amira sekenanya.

Bi Desi menepuk bahu Amira dan mengusapnya pelan. Bi Desi melihatnya seolah dia sangat menghawatirkan sosok gadis di depannya. Meski Amira berkata demikian, tapi apa yang Bi Desi nilai dari raut wajah Amira sangat bertentangan. Namun, Bi Desi berusaha untuk percaya saja.

"Amira, Bibi ngerti kondisi kamu. Ibu kamu punya fisik yang lemah dari dulu, sering keluar-masuk rumah sakit. Adik kamu juga punya kelainan. Kalian cuma bertiga. Kamu gak ada niat sedikitpun buat menyerah?"

Deg!

Menyerah?

Amira yang hendak menyuapi Syifa makan, langsung tidak jadi. Dia menolehkan wajah pada Bi Desi. Perkataan Bi Desi cukup menyinggungnya.

"Bi, di dunia ini cuma Ibu sama Syifa yang Amira punya. Mereka udah jadi tanggung jawab Amira sepenuhnya. Selain Amira yang kerja keras cari uang buat ngobatin mereka, siapa lagi? Kalau Amira nyerah, gimana nasib mereka? Amira juga pengen egois, pengen kayak anak remaja lainnya yang bebas main ke sana-sini gak perlu mikirin apa-apa, tapi ya gak bisa. Gak boleh malah! Sebenernya emang capeeeek banget, cuma punya bakat pura-pura kuat aja. Tapi, gapapa Bi, Amira ikhlas ngejalaninnya buat mereka," jelas Amira sambil mengusap air matanya yang entah kapan menetes.

Syifa yang melihat kakaknya menangis, berinisiatif mengusap air matanya.

"Kakak kalau mau bilang, Adek kasih, nih. Jangan nangis, ya," bujuknya lugu sambil memberikan permen kapas itu pada Amira.

Amira langsung tersenyum meski air mata masih terus mengalir. Dia menggigit permen kapas itu dan dalam sekejap langsung melebur di dalam lidahnya.

"Emh, manis banget! Jangan makan ini banyak-banyak. Nanti gigi kamu rusak. Ayo, sesuap lagi nih, makannya abisin. Kita langsung pergi ke pasar," kata Amira.

Bi Desi mengusap lembut bahu Amira seolah memberi empati dan memberitahu bahwa ada yang mendukungnya. Kemudian Bi Desi beranjak bangun.

"Kalau gitu, Bibi masuk dulu ya jaga Ibu. Ini obat penenang Syifa. Ambil buat jaga-jaga," ujar Bi Desi sambil menyerahkan beberapa butir obat dalam bungkusan pada Amira.

"Oh Iya, Bi. Amira mau nitip anting sama kalung buat Ibu. Kalau Ibu udah sadar, baru dikasih. Takutnya Amira lagi gak ada di sini."

"Ah, udah, nanti aja sama kamu. Kasih langsung ke Ibu. Ibu pasti seneng kalau kamu yang ngasihnya langsung. Lagian Bibi takut lupa nyimpen, kalau ilang kan sayang."

"Gitu, ya? Ya udah deh, Amira simpen dulu."

°°°

Sesampainya di pasar.

Karena untuk pergi ke mall sangat jauh, jadi Amira sering membawa Syifa jalan-jalan ke pasar. Sekedar untuk menyenangkan sang adik saja dengan membeli beberapa barang yang Syifa mau.

Setiap pergi ke tempat ramai dengan Syifa, pasti selalu jadi sorotan utama. Para mata menatap aneh pada adiknya yang memiliki kelainan.

Dari fisik, caranya menatap dan tingkah laku Syifa yang seperti bocah, mereka sudah dapat menilai kalau Syifa berbeda dari orang normal pada umumnya.

Maka dari itulah sering kali orang memperhatikan Syifa-Amira dengan tatapan tidak suka. Amira sebagai seorang kakak tentu terluka perasaannya, tapi dia hanya perlu mengabaikannya saja karena tatapan mereka sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.

Syifa menunjuk beberapa pakaian yang dia inginkan. Amira langsung minta penjual tokok membungkusnya.

Syifa ingin beli sandal yang menyala saat diinjak, Amira belikan. Syifa ingin beli tas sekolah dan beberapa alat tulis, Amira belikan juga.

Namun saat Syifa ingin membeli cincin emas, Amira alihkan dengan membeli cincin mainan dan jam tangan yang bisa bernyanyi. Bukannya tidak ingin membelikan adiknya perhiasan, Amira hanya takut Syifa jadi incaran para orang jahat.

Selesai berbelanja, Amira kerepotan menggenggam beberapa jinjingan di tangannya. Syifa malah asyik menjilati ice cream rasa strawberry kesukaannya.

"Dek, kita nyeberang. Naik angkot 01. Pegang tangan Kakak, jangan makan ice cream mulu. Banyak kendaraan nih, harus hati-hati," ucap Amira memperingati.

Saat Amira dan Syifa hendak menyeberang, seseorang dari belakang menarik tangan Amira dan menghentikan langkah mereka.

Amira menoleh dan terkejut melihat sosok yang tidak asing lagi di matanya.

"Kamu?!"

...

Bantu like dulu sebelum lanjut boleh dong hhe..

1
Atik Dinul Qoyimah
suka heran sama novel yg ceritanya bagus.. tpi di tengah jalan gak up lagi.. sayang banget kan thor...
Gabutz
lanjut thor update yang banyak + gercep
Bagus Cahyo
lanjut
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
bukn hy guru biologi tpi laki'y itu mah klo kmu pngin tau😅
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
itu mah sma aja bunuh diri atuh ray 😅😅
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bukn squat jump yg ada hbis huh hah huh hahhh😄
Rubyred
panas .....lanjut yg kebih hooot....🤭🤭🤭
Rubyred
seru bagus loh ceritanya
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!