Mendapat kabar akan kematian kekasihnya membuat Lucy Hart hancur. Dunianya mendadak gelap, dia jatuh ke dasar yang paling dalam namun seseorang, menariknya dari tempat gelap itu. Jared Levin, adalah sahabat baik kekasih Lucy. Dia telah bersumpah pada Daniel untuk menjaga dan mencintai Lucy. Dia selalu ada untuk Lucy bahkan ketika Lucy mengalami kecelakaan yang membuatnya mengalami kelumpuhan, Jared selalu ada untuknya. Dapatkah Lucy melihat ketulusan Jared dan melupakan kekasihnya yang telah pergi dan ketika Jared memutuskan kembali ke Amerika, apakah Lucy akan mencegahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putuskanlah
Ruangan Lucy dipenuhi dengan bunga dan hadiah karena dia baru saja dijenguk oleh pelatih dan rekan-rekannya di klub balet. Mereka turut prihatin dengan keadaan Lucy karena dia sudah tidak bisa lagi menari akibat kedua kaki yang tak dapat lagi disembuhkan.
Mereka menanyakan di mana Ana berada tapi tidak ada yang tahu. Semenjak pertunjukan yang batal, Anan tidak terlihat sama sekali. Mereka sudah mencari keberadaan Ana, tapi mereka tidak juga menemukannya. Kedua orang tua Ana juga mencari tapi hasilnya nihil. Tak ada satu pun yang melihat keberadaan Ana setelah pertunjukan itu
Untuk sesaat, Lucy begitu bahagia karena dikunjungi oleh para sahabatnya tapi setelah mereka pergi, dia kembali tenggelam dalam kesedihan. Ibu Daniel datang menjenguk tapi tidak lama. Dia ditinggal sendirian dan hanya ada Jared saja yang setia menemani dirinya.
Tidak ada siapa pun di dalam ruangan itu kecuali dirinya karena Jared sedang pergi untuk menjawab panggilan penting. Lucy mengambil surat yang ditinggalkan oleh Daniel. Dia rasa dia harus membacanya hari ini.
Dengan perlahan, Lucy merobek amplop yang masih tertutup rapat. Senyuman menghiasi wajah ketika dia melihat tulisan Daniel yang berbunyi, "For My Love, Lucy," tapi senyuman itu sirna karena dia takut tak bisa menahan diri setelah membaca surat itu.
Lembar kertas dibuka, dia harus melakukannya selagi tidak ada siapa pun.
"Lucy, hari-hari yang aku lewati bersama denganmu terasa begitu indah. Kau seperti sebuah permata di hatiku yang begitu berarti. Setiap kali bersama denganmu, aku selalu merasa bahagia," Air mata Lucy menetes. Dia berhenti sejenak untuk menenangkan dirinya.
"Dapat bertemu denganmu adalah sebuah kebahagiaan bagiku tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku takut kehilangan dirimu. Aku berusaha keras memberikan segalanya untukmu dan memberikan seluruh hatiku padamu tapi aku takut takdir memisahkan kita berdua. Aku tidak ingin kau sendirian di dunia ini dan aku tidak ingin kau menangisi perpisahan kita seandainya terjadi hal buruk yang tidak diinginkan. Aku begitu mencintaimu Lucy. Setelah kembali dari Amerika, aku akan melamarmu jadi tunggulah aku kembali dan setelah kau membaca surat ini, maka bersiaplah untuk menerima lamaran dariku!" Tulisan itu terhenti di sana.
Rupanya tulisan itu dibuat oleh Daniel setelah dia pergi ke Amerika dan surat itu dikirimkan pada ibunya tapi sebelum surat itu diberikan pada Lucy, telah terjadi hal yang tidak diinginkan. Kenapa takdir begitu kejam memisahkan mereka berdua?
Setelah membaca surat dari Daniel, perasaannya justru tidak menentukan. Lucy berusaha menahan air mata tapi semua itu tak dapat dia lakukan. Air mata mengalir semakin deras. Dia benar-benar tidak menyukai perpisahan mereka.
Jared yang telah kembali mendapati dirinya sedang termenung tapi Lucy terlihat menangis. Entah apalagi yang Lucy tangisi, dia benar-benar tidak mengerti perasaan seorang wanita.
“Apa yang terjadi, bukankah tadi kau terlihat gembira bersama dengan teman-temanmu?” Jared duduk di sisinya.
Lucy hanya memandanginya sekilas tanpa mengatakan apa pun. Kenapa? Dia selalu bertanya seperti itu tapi tak ada jawabannya.
“Lucy?”
“Kenapa takdir begitu kejam, Jared? Kenapa harus memisahkan aku dan Daniel?”
“Aku tidak tahu hal itu jadi aku tak bisa menjawabnya!”
“Apa kau tak pernah mencintai seseorang dengan tulus?”
“Bagaimana ya?” Jared mengusap dagunya dan terlihat berpikir.
“Jangan pura-pura bodoh. Seandainya kau tidak memiliki wanita spesial, setidaknya kau memiliki Ibu yang kau sayangi jadi jangan terlihat seperti orang bodoh seperti itu!”
“Ketahuilah, Lucy. Aku tidak memiliki Ibu!”
“Ha? Apa kau lahir dari batu?” Lucy meliriknya dengan tajam. Pria itu pasti bercanda, dengan ekspresi menyebalkannya.
“Anggap saja demikian karena aku tidak tahu siapa wanita yang telah melahirkan aku. Aku besar dan tumbuh di jalanan. Aku mengais makanan dari tong sampah bahkan aku harus berkelahi dengan anjing liar hanya untuk mendapatkan sepotong roti. Sudah aku katakan aku telah banyak membunuh orang dan aku memang telah banyak melakukannya supaya aku mendapatkan makan. Apa kau pikir hanya dirimu saja yang dipermainkan oleh takdir?”
“Kau bohong, aku tidak percaya!” Lucy memalingkan wajahnya. Dia yakin Jared hanya membohongi dirinya saja.
“Terserah kau saja. Kau mau percaya atau tidak, aku tidak akan memaksa tapi tak ada gunanya tenggelam dalam kesedihan terlalu lama karena kau tidak akan mengubah apa pun. Percayalah padaku!” Jared memegangi tangan Lucy, dia sudah kehabisan waktu.
“Dengar, besok aku sudah harus pergi. Kau mau ikut atau tidak, aku tidak akan memaksa. Aku akan membayar seluruh biaya rumah sakit dan aku akan memerintahkan seseorang mencarikan dokter terbaik untukmu tapi aku tidak bisa di sini terlalu lama jadi putuskanlah!”
Lucy melirik pria itu sejenak tapi dia kembali berpaling. Apakah dia harus pergi bersama Jared ke Amerika?
“Kau pun harus tahu. Setelah aku kembali ke Amerika, aku tidak akan pernah kembali lagi ke sini!”
“Apa kau mengatakan perkataan ini supaya aku pergi denganmu?”
“Tidak. Aku tidak selicik itu dan menipu dirimu. Kau tidak mau ikut denganku jadi tidak ada alasan bagiku untuk tinggal. Bukan aku yang tidak mau menepati janjiku pada Daniel tapi kau yang tidak mau jadi aku tidak bisa berbuat apa pun.”
Lucy kembali meliriknya. Surat yang ada di tangan diremas. Apakah dia harus pergi?
“Besok, aku ingin pergi ke makam Daniel untuk yang terakhir kali.”
“ Apa itu berarti kau mau ikut denganku?”
“Aku takut kau menangis,” ucapnya bercanda.
“Kurang ajar. Siapa yang akan menangis, hah?”
Lucy tersenyum meski hanya senyuman tipis yang dia tunjukkan. Hal itu sedikit mengejutkan Jared.
“Aku memang tidak pernah mencintai seseorang dan aku tidak tahu bagaimana caranya mencintai seseorang tapi percayalah, aku tidak akan membuatmu kecewa!” Tangan Lucy diangkat, kecupan lembutnya mendarat di sana.
Lucy kembali tersenyum. Dia telah memutuskan untuk mengikuti pria itu dan dia tahu dia harus mulai membuka hati meskipun itu tidak mudah dilakukan karena baginya Daniel adalah segalanya.
karena kamu lebih memilih lucy dibandingkan Mikail yg banyak omong dan memuji dirinya sendiri 😏😏😏
emank enak🤪🤪🤪
kamu sich terlalu kepedean jadi orang😏😏😏
semoga saja hal itu tdk terjadi karena kasian lucy kalau kakinya diamputasi.
fokus aja SM operasi n kesembuhan dirimu setelah itu buat bangga Jared dg ke istimewaan dirimu Lucy
. btw Thor , visualnya mana .