NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Awal Merenggang

Sekitar pukul 11, Faris masuk ke dalam rumah orang tuanya. Ia yang ingin segera memejamkan mata justru harus duduk mendengarkan wejangan dari orang tuanya perihal kejadian hari ini.

"Faris harus apa? Semuanya sudah terjadi, tak bisa diulang lagi!" keluh Faris.

"Memang tidak bisa diulang, paling tidak kamu harus bisa mencegah kejadian seperti hari ini terulang!" tegas Ayah Faris.

Ibu Faris hanya diam sedari tadi karena beliau sudah tak bisa ber kata-kata lagi sejak tahu Anindya pulang bersama anaknya sendiri, tanpa Faris tahu. Beliau berpikiran mungkin Anindya ada menghubungi Faris tetapi karena ponsel Faris tidak aktif, Anindya pun kembali tanpa mengabari.

"Sudahlah, Yah! Biarkan saja! Faris sudah dewasa, ia perlu menerima konsekuensi dari perbuatannya." kata Ibu Faris.

"Kamu pasti tidak tahu jika Anindya pulang!" bentak Ayah Faris.

"Benarkah? Kapan Anindya pulang? Mengapa tidak mengabari ku?"

"Jika bisa, Ayah akan memintamu menceraikan Anindya." kata Ayah Anindya lirih.

"Ayah!" teriak Faris dan Ibunya.

Ayah Faris hanya diam dan meninggalkan keduanya. Beliau tak tahu lagi harus bagaimana. Marah pun percuma, Faris tak menunjukkan rasa bersalah sama sekali. Andai kata anaknya benar bercerai, mungkin itu yang terbaik bagi mereka dibandingkan menantunya harus dimadu.

Sedangkan Ibu Faris yang melihat kepergian suaminya pun berdiri hendak menyusul, tetapi Faris menghentikannya. Beliau pun hanya mengatakan untuk menemui Anindya segera. Faris hanya bisa mengacak rambutnya. Bagaimana ia akan menemui Anindya di tengah malam seperti ini?

Setelah menimbang-nimbang, Faris pun memutuskan untuk pergi ke rumah Anindya saat itu juga. Sekitar pukul 12 malam, ia sampai. Beruntung pihak keluarga masih ada yang berjaga, sehingga ada yang membukakan pintu untuknya. Sesampainya dikamar Anindya, ia ragu sejenak didepan pintu.

"Mas!" seru Anindya yang terkejut saat baru saja membuka pintu.

"Nin.."

"Masuk dulu, Mas. Aku mau ke kamar mandi!" seru Anindya memotong ucapan Faris.

Faris menurut masuk ke dalam kamar dan menemukan Ardio yang pulas dibawah selimut. Ia pun duduk di samping anaknya. Tak lama kemudian, Anindya masuk dan duduk disamping Faris.

"Nin, maaf. Aku tak tahu kamu pulang." kata Faris.

"Tak apa, Mas."

"Aku ada urusan sampai aku lupa men charger ponselku."

"Urusan apa, Mas?" Anindya hanya bertanya, tetapi Faris rasanya sudah setengah mati menjawabnya.

"Urusan pekerjaan Ayah."

"Benarkah?" Faris menganggukkan kepalanya.

Anindya pun hanya tersenyum dan merebahkan tubuhnya kembali menutup mata. Ia tidak ingin berdebat dengan suaminya saat ini. Ia tahu jika Faris berbohong karena menurut Ayah mertuanya tadi siang saat menelepon, beliau tidak tahu dimana Faris. Sedangkan Ibu mertuanya enggan menjawab. Dalam keadaan masih berkabung, Anindya tidak ingin menambah masalah untuk sang ibu.

Faris merasakan perubahan sikap Anindya. Ia bingung harus mengatakan apa. Semakin ia menjelaskan, semakin ia akan terjebak dan mau tak mau mengungkapkan kebenaran. Tentu ia tak mau hal tersebut terjadi, ia pun memilih diam untuk tetap menjaga rahasianya.

Pagi harinya, Anindya bangun lebih dulu dan melaksanakan sholat sendirian. Usai sholat, Anindya menyusui Ardio yang terbangun. Selesai menyusui, ia mengajak Ardio untuk menemui sang nenek.

"Cucu Nenek sudah bangun!" Ibu Anindya dengan semangat menerima Ardio ke dalam gendongannya.

"Rewel tidak kemarin di pesawat?"

"Alhamdulillah tidak, Bu."

"Pintarnya cucu, Nenek."

"Titip Ardio ya, Bu. Anin mau ke dapur bantu-bantu."

"Iya."

Di dapur sudah ada beberapa keluarga yang sedang menyiapkan sarapan. Mereka memang menginap di rumah Anindya untuk membantu sampai peringatan 7 hari. Tak ada yang bisa Anindya bantu di dapur karena sarapan telah selesai dibuat.

Ia pun kembali ke kamar sang ibu untuk mengajaknya sarapan bersama. Ibu Anindya setuju, beliau pun ke dapur bersama Ardio. Semua orang menyambut Ibu Anindya dengan suka cita. Ibu Anindya yang sedari kemarin hanya mengurung diri di kamar akhirnya keluar.

"Mana Faris?" tanya Bulek Tania yang tak lain, orang yang membukakan pintu untuk Faris semalam.

"Ada dikamar, Bulek."

"Kenapa tidak dibangunkan untuk sarapan bersama?"

"Biarkan saja, sepertinya masih lelah karena ada pekerjaan kemarin." semua orang mengangguk karena mereka juga mengetahui jika Faris datang ditengah malam.

Anindya terpaksa berbohong, ia tak ingin sang ibu mengkhawatirkan hubungannya dengan Faris. Entah ini bisa dikatakan merenggang, hubungannya dengan Faris tak lagi sama sejak sang Ayah meninggal. Karena tempat kejadian sangat jauh dari tempat Ayah Anindya mengirimkan barang dan bukan tempat yang biasa beliau kunjungi.

Entah ada hubungannya dengan Faris yang sudah dihubungi atau tidak, Anindya memiliki keraguannya sendiri. Semoga apa yang ia khawatirkan tidak terjadi. Ia pun mulai menyantap sarapannya seolah tak terjadi apa-apa. Setelah sarapan ia akan berkunjung ke makam sang ayah.

Sedangkan Faris yang baru saja bangun, tak menemukan siapapun dikamar. Ia tak sempat sholat karena matahari sudah menunjukkan cahayanya. Ia pun keluar dari kamar untuk ke kamar mandi.

"Anindya dimana Bulek?" tanya Faris yang kebetulan bertemu Bulek Tania setelah dari kamar mandi.

"Ke makam ayahnya bersama Ibu dan anaknya."

"Kenapa tidak membangunkan aku?" gumam Faris yang ternyata didengar oleh Bulek Tania.

"Katanya kamu kelelahan, makanya Anindya tidak membangunkan mu."

"Terima kasih, Bulek."

Faris pun bersiap-siap untuk menyusul Anindya ke makam. Di depan gerbang makam, Faris bertemu dengan kedua orang tuanya yang juga akan berkunjung ke makam Ayah Anindya. Mereka pun berjalan beriringan tanpa ada pembicaraan.

Sampai di malam Ayah Anindya, mereka segera duduk dan mengikuti doa yang telah dipimpin olek Paklek Anindya, Januar. Selesai berdoa, Anindya menyiramkan air diatas pusara dan berbicara dengan sang ayah di dalam hati.

"Maafkan Anindya yang tidak bisa mengantarkan kepergian, Ayah. Anindya ikhlas, Yah. Allah lebih menyayangi Ayah daripada Anindya. Semoga Ayah ditempatkan disisi orang-orang yang dimuliakan Alalh. Aamiin.. Walaupun tidak bisa bertemu dengan Ardio, cucu Ayah ini akan mengunjungi Ayah saat ada waktu."

Ardio sudah berpindah di gendongan Ibu Faris saat ini. Semua orang pun berjalan menjauh meninggalkan Anindya yang masih belum beranjak dari duduknya dan Faris yang mengatakan akan kembali bersama istrinya.

Tak ada percakapan dari keduanya. Anindya hanya diam sambil memperhatikan nisan sang ayah dan Faris yang diam memperhatikan punggung Anindya. Walaupun semalam ia sempat melihat mata sembab Anindya, sekarang ini ia tak melihat air mata di mata istrinya. Hanya mata memerah menahan tangis.

"Jika kamu ingin menangis, menangislah." kata Faris yang kini duduk disamping Anindya.

"Tidak, Mas. Aku sudah mengikhlaskan, Ayah." jawab Anindya tanpa menoleh.

"Ayah orang baik, pasti Allah menempatkannya disisi-Nya."

"Aamiin..." jawab Anindya yang kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Faris.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!