NovelToon NovelToon
Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyajenkpankestu_

"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.

"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.


Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.


Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Seketika itu juga, dokter gita begitu terkejut hingga dokter gita hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya, karena membaca hasil identifikasi jenazah. Disebutkan, jika jenazah yang saat ini dokter gita rawat adalah jenazah perempuan yang memiliki kanker payudara stadium akhir atas nama Ainun Halfazah bukan Joeny Christian sang adik ipar."Kemana! Dimana adik gue? Gue harus cari adik gue sampai ketemu. Gue yakin ini ada hubungannya menyangkut perselisihan harta dan renggangnya keluarga tiri dan kandung" ucap dokter gita dalam hati seraya menetralkan rasa terkejutnya dengan menghembuskan secara perlahan.

Setelah di cek secara keseluruhan, kemudian jenazah jeony atau lebih tepatnya jenazah palsu jeony saat sudah masuk ke tahap pendataan dan kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Lalu, dokter gita saat ini melepas semua atribut pemeriksaan jenazah dan keluar dari ruang jenazah perempuan. Saat dokter gita memegang handle pintu, disaat yang sama dokter gita dikejutkan dengan seorang pria yang berdiri tepat di hadapannya.

"Kenapa lo kesini bangsat!"Ucap dokter gita.

"Gue! Kesini! Karena gue ingin memberi ucapan selamat atas kematian tunangan yang sok baik."sahut seorang pria itu dengan nada santai.

"Ck. Cuman ini kerjaan lo hah? Lebih baik minggir dari jalan gue. Gue mau lewat"jawab dokter gita begitu datar.

"Ow tidak ada jalan lewat buat wanita cantikku"sahut pria bernama Joseph dengan senyum miring.

"Minggir nggak jo! Gue ada urusan njirr"sarkas dokter gita.

"Urusan apakah itu sayang! Urusan kita di pelaminan?"jawab Joseph sambil memainkan alisnya.

"Ck, sok tahu ini anak! Minggir lo dari jalan gue"sahut Dokter gita sambil mendorong dengan kuat tubuh kekar Joseph yang begitu menghalangi jalannya.

"Yayaya. Gue akan beri lo jalan, asalkan lo mau cium gue"ujar Joseph yang membuat dokter gita seketika naik pitam. Dengan kemampuan karate yang begitu mumpuni dokter gita tak segan-segan untuk menghajar Joseph dengan sedikit kekerasan tetapi tak menimbulkan keributan.

Krak...

Bugg...

"Aushhh sakit gita, ck. Apa Lo nggak ada rasa kasihan sama gue dan Junior gue dokter gita!"Tanya dokter gita yang sudah menjauh.

"Hah! Gue! Ck. Gue nggak merasa kasihan sama lo, cowok bastard!"tegas dokter gita sembari mengangkat tangan serta mengangkat satu jari tengah. Sehingga, Joseph yang melihat itu semakin tertarik dengan tunangan dari sahabatnya sendiri."Jika lo yang tahu sebenarnya, paling lo makin benci sama gue my love" sendu Joseph seraya menatap dokter gita yang terus berjalan ke parkiran motor telat di samping ruang rawat jalan pasien rumah sakit.

Di lain tempat, lebih tepatnya di ruang rawat IGD puskesmas setempat. Saat ini sudah ada jeony yang sudah mendapatkan pertolongan pertama akibat kelalaian yang jeony lakukan. Secara perlahan, jeony merangkak turun dari brankar. Kemudian, dengan engklek satu, jeony berjalan dengan kaki satu untuk meraih kursi roda yang berada di samping brankar tidur. Tak butuh waktu lama, jeony sampai dan lalu dengan memutar badan ke kiri, jeony pun sekarang sudah duduk di kursi roda sendiri tanpa bantuan siapapun. Sambil menahan rasa perih, saat itu juga jeony perlahan keluar dari ruang rawat IGD puskesmas. Pada Saat jeony hendak mengayuh kursi roda, di saat yang sama jeony bertatapan dengan alfarad.

Sontak, joeny pun menghentikan langkahnya serta memutuskan tatapan mata sendu dengan melihat pemandangan lain. Akan tetapi, alfarad malah justru mendekat ke arah jeony. Seketika itu juga, badan jeony pun kembali bergetar dan jeony terus menundukkan kelapa serta menangis dalam diam. Tak lama kemudian, saat ini alfarad sudah berdiri tepat di depan jeony menggigil ketakutan melihat pria yang berada di hadapannya saat ini dengan tatapan dingin.

"Jangan takut seperti itu. Gue disini niat baik buat menolong lo"ucap alfarad sembari terus menatap jeony yang terus menundukkan kepala.

"Iya-ya Te-terima ka- kasih"jawab jeony dengan nada pelan.

"Jangan me-"Belum selesai alfarad menjawab, kemudian ustadzah azka pun datang menghampiri mereka berdua. Tak lupa, ustadzah azka menghampiri jeony yang sedari tadi terus diam.

"Hey, nak! Jangan takut ya. Dia memang laki-laki dingin nak, hihi"ujar ustadzah azka sambil memberikan segelas es teh cup kepada sang anak yang terus menatap jeony dengan tatapan yang berbeda.

"Anak mami. Nih minum dulu es teh, pasti hapuskan! Apalagi melihat yang cantik didepan secara langsung pasti tambah panas"gurau ustadzah azka sembari terus menatap sang anak yang sudah kepalang malu.

"Ya bunda!"jawab alfarad dengan datar. Akan tetapi di dalam hati kecil alfarad sudah begitu merah merona akibat candaan sang ibunda yang begitu langsung tertuju dengan perasaannya."Beh, bundaku ini emang nggak bisa diajak kerjasama ya" ujar alfarad dalam hati sambil tersenyum tipis bahkan tidak terlihat tersenyum.

Saat ini, ustadzah azka, alfarad dan jeony sedang duduk di saung kecil yang berada di sekitar puskesmas. Beberapa menit kemudian, terdengar nama panggilan atas jeony untuk mengambil obat serta salep oles untuk pengering luka bagian luar.

"ATAS NAMA JEONY, HARAP KE KASIR ADMINISTRASI"teriakan suara speaker rumah sakit. Suara Loudspeaker besar pun terdengar di telinga joeny, alfarad dan ustadzah azka yang dimana sekarang mereka bertiga sednag menikmati cemilan snack ringan dan es teh cup sebagai pendamping.

"Emm…nama saya di panggil buk"cicit jeony dengan pelan tetapi bisa didengar oleh ustadzah azka.

"Wahh nama kamu di panggil. Tunggu sebentar ibu yang am-"Belum

Sontak saja, alfarad berdiri dan langsung berjalan ke meja kasir untuk mengambil obat. Beberapa menit kemudian, akhirnya alfarad sudah kembali membawa dua bungkus obat luar dan dalam serta cara pemakaian obat luar dan dalam tersebut. Seketika, hal itu pun menuai tanggapan positif dari sang ibunda.

"Wahh gunung es kutub selatan mau mencair hihi"ujar ustadzah azka sambil melihat sang anak yang sedang mengantri untuk mengambil resep obat dokter.

Akan tetapi, hal itu hanya di tanggapi senyum biasa oleh jeony. Beberapa menit kemudian, alfarad pun sudah kembali dengan membawa resep obat untuk joeny. Lalu, alfarad langsung memberikan obat itu dengan tatapan dingin dan datar yang masih setia di wajah cool seorang Ceo dingin itu. Hingga ustadzah azka atau sang ibunda dari alfarad, hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kedekatan mereka berdua.

"Bunda. Al ambil mobil butut dulu ya bunda dan bunda tunggu disini bentar. Sebentar lagi al akan balik lagi"ucap alfarad sambil mencium tangan sang bunda sebagai tanda mohon izin pergi sebentar.

"Ya nak. Kamu hati-hati ya nak, jeony dan bunda akan tunggu disini"sahut ustadzah azka sambil tersenyum.

"Ya bunda. Al pamit dulu, assalamualaikum"pungkas alfarad sambil berjalan menuju parkiran puskesmas.

"Waalaikumsalam nak"jawab ustadzah azka sambil menoleh ke arah jeony yang melihat arah kolam renang dengan tatapan kosong membuat ustadzah azka pun sedih melihat anak muda seperti jeony harus mengalami nasib malang yang begitu memprihatinkan.

Saat itu juga, ustadzah azka pun bertekad untuk bisa menjadi ibu sambung bagi jeony yang sudah tidak memiliki keluarga kandung. "Aku akan berusaha menjadi ibu sambung yang baik untukmu nak jeony. Meski baru kenal, akan tetapi ibu terasa seperti sudah mengenal kamu sudah lama" lirih sendu menahan sesak sambil melihat jeony yang terus termenung.

1
Fiyantin Pangestupp
semangat kak/Drool/
Rarapangestu
/Drool/
Rarapangestu
semangat kak
Rarapangestu
/Smile/
Rarapangestu
/Drool/
Fiyantin Pangestupp
kasihan si jeony, semangat ya dek/Drool//Drool/
Rarapangestu
/Drool//Drool/
Rarapangestu
tetep semangat kak/Drool//Drool/
Fiyantin Pangestupp
keren
Rarapangestu
tetep semangat kak /Drool//Drool/
disya
SAVE DULU AHH, NANTI BALI LAGI KALAU SUDAH END
semangatt thorrr/Drool//Drool/
Rarapangestu
harus masuk rekomendasi🥰🥰👌👌
Rarapangestu
semangat kak
Dyajenkpankestu_
odgj orang gangguan mental sakit jiwa kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!