NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 Kekhawatiran Amanda

Di dalam ruangan dokter spesialis kulit, Amanda sedang merasa kesal dan khawatir karena ia tidak bisa menghubungi Dikara. Ia memandang ponselnya dengan mata yang tajam, berharap chat yang ia kirimkan ada jawaban dari Dikara.

Amanda menghela napas dalam-dalam dan meletakkan ponselnya di atas meja. Ia mencoba untuk mengalihkan perhatiannya kepada dokumen-dokumen yang ada di depannya, tapi pikirannya tetap terpaku pada Dikara. Rindunya sangat membuncah pada kekasihnya itu.

Ia merasa heran, karena tidak biasanya Dikara menonaktifkan ponselnya. Hal ini membuat Amanda menjadi khawatir dengan keberadaan Dikara yang belum bisa dihubungi.

Amanda berusaha untuk tidak terlalu khawatir, tapi ia tidak bisa menyangkal bahwa ia merasa sangat kesepian tanpanya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk fokus pada pekerjaannya sebagai dokter spesialis kulit.

Ia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba menghubungi Dikara kembali, tapi masih tetap tidak ada jawaban. Amanda merasa semakin khawatir dan tidak sabar untuk mengetahui apa yang terjadi pada Dikara.

"Aaargh... kemana sih kamu, Mas? Apa kamu tidak merasakan begitu rindunya aku padamu, begitu khawatirnya aku sama kamu?" Ia terpekur sambil memainkan bolpoinnya di atas meja.

"Dokter Irwan? Ya dokter Irwan pasti tahu, di mana Mas Dikara," Amanda langsung keluar ruangannya. Seraya menuju ruangan dr. Irwan yang kebetulan sedang sepi pasien.

Amanda membuka pintu ruangan dokter Irwan dan menemukannya sedang duduk di belakang meja kerjanya.

"Dokter, saya mencari Mas Dikara. Apa dokter tahu di mana dia?" Amanda bertanya dengan nada serius.

Irwan menatap Amanda dengan mata yang lembut dan berkata, "Amanda, saya rasa kamu sudah tahu bahwa dr. Dikara sedang mengalami masa yang sulit. Ia baru saja kehilangan sahabatnya, Ammar. Jadi untuk sementara ini, ia belum bisa kembali ke sini,"

"Maksud dokter, Mas Dikara masih di Garut?"

"Iya dokter Manda cantik,"

"Issh cantik-cantik, nanti kedengaran Mas Dikara bisa gawat,"

Irwan tertawa lepas. Wanita yang paling cantik di rumah sakit itu selalu terlihat mempesona. Irwan tidak akan menolak jika Dikara memberikan Amanda padanya. Sebagai pasangan pengganti tentu tidaklah buruk.

"Kan orangnya engga ada. Engga apa-apa dong, aku memuji kecantikanmu?" goda Irwan dengan tujuan mengalihkan pembicaraan agar Amanda tidak terlalu mengkhawatirkan Dikara.

"Tetap tidak boleh! Hanya Dikara yang boleh memujiku,"

Irwan terus tertawa dan memandang Amanda dengan mata yang berbinar. Ia menyadari hal ini tidak mungkin terjadi. Ia tidak bisa serius dengan pikiran seperti itu. Amanda adalah tunangan Dikara, dan ia harus menghormati hubungan mereka.

Irwan berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak pantas dan kembali fokus pada pekerjaannya sebagai dokter. Tapi, ia tidak bisa menyangkal bahwa Amanda memang sangat cantik dan mempesona. Dia memang telah jatuh hati pada Amanda.

"Iya deh iya, hanya Dikara yang ada di hatimu. Tapi kalau kalian enggak jodoh, aku siap kok jadi penggantinya Dikara," godanya lagi.

"Aih...jangan mendoakan yang buruk. Nanti Mas Dika bisa marah. Kamu tahu, Mas Dikara itu sudah cinta mati sama aku," jelas Amanda dengan percaya diri.

"Iya...iya...aku percaya kok. Semoga kalian bisa bersatu ya!" akhirnya kalimat itu lolos dari bibirnya.

Dokter Irwan tersenyum. Apalagi melihat Amanda yang begitu bahagia ketika sedang membicarakan Dikara.

"Aamiin. Gitu dong. Berdoa itu yang tulus. Biar diijabah sama Allah,"

Irwan tersenyum lagi, namun dalam hatinya ia sedih dan khawatir. Keputusan Dikara membuat wanita cantik pujaannya akan terluka.

"Semoga Dika memilihmu, Amanda," gumamnya dalam hati.

"Kalau Mas Dika belum pulang sampe besok, aku ingin kau mengantarku ke Garut! Selepas taraweh,"

"Eh ngapain?" tanyanya kaget.

"Jemput calon suami lah..." jawabnya sambil berlalu.

Irwan tersenyum getir sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia tidak bisa menyangkal, perasaannya begitu bahagia ketika Amanda memintanya untuk mengantarnya ke Garut. Dengan begitu, ia akan memiliki kesempatan bisa jalan berdua dengan Amanda dan mungkin bisa menyelami lebih dalam tentang perasaannya. Tapi, ia juga tahu bahwa ia tidak boleh terlalu berharap untuk memiliki Amanda, karena Amanda masih memiliki hubungan dengan Dikara.

Irwan mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk tidak terlalu terbawa oleh perasaannya. Ia akan mengantarkan Amanda ke Garut dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku siap mengantarmu, Amanda. Yang penting kamu bahagia. Walaupun nanti pilihan Dika itu tertuju padamu. Aku akan ikhlas. Aku hanya bisa menjadi pengagummu bukan pemilik hatimu. Aku hanya bisa berdoa agar kamu bahagia selamanya," ujar Irwan bermonolog.

Irwan menatap ponsel yang berada di atas meja. Ia meraih benda pipih tersebut untuk menghubungi Dikara dengan nomor lain. Kemungkinan nomor tersebut tidak diketahui oleh Amanda. Ia menunggu beberapa detik hingga panggilan dijawab oleh Dikara.

"Halo, Irwan. Ada apa?" suara Dikara terdengar dari seberang.

Irwan mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dikara, bagaimana keadaanmu?"

"Perasaanku masih labil, Wan. Entah sampai kapan aku bisa memutuskan. Ada apa sebenarnya? Amanda baik-baik saja kan?"

"Itulah, aku meneleponmu karena Amanda mengkhawatirkanmu. Ia sangat ingin bertemu denganmu," Irwan berhenti sejenak, menunggu reaksi Dikara.

"Biarkan saja dulu. Aku juga sebenarnya rindu padanya, Wan. Tapi..."

"Dika, aku tahu aku paham dengan kondisimu saat ini. Tapi tolong pahami juga perasaan Amanda. Setidaknya jangan membuatnya khawatir. Dia berkali-kali menghubungimu. Nelpon, chat semuanya engga ada yang dibalas," Irwan melanjutkan, mencoba untuk memahami situasi yang terjadi.

Di seberang, Dikara terdiam sejenak sebelum menjawab, "Irwan, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku masih memproses banyak hal setelah kehilangan Ammar," Suara Dikara terdengar lelah dan sedih, membuat Irwan merasa kasihan padanya.

Irwan mengerti bahwa Dikara sedang mengalami masa yang sulit. Ia berusaha untuk memberikan dukungan dan pengertian.

"Dika, aku paham. Kehilangan sahabat itu tidak mudah. Tapi, dokter juga harus ingat bahwa Amanda sangat peduli padamu. Ia ingin tahu apa yang terjadi padamu dan ingin membantumu," Irwan berkata dengan suara yang lembut. Ia berharap bahwa Dikara akan mempertimbangkan perasaan Amanda dan tidak membuatnya khawatir lebih lama lagi.

"Perlu kamu ketahui, Dik. Kalau kamu tidak kembali ke Jakarta besok, Amanda nekat akan datang ke sana. Aku yang diminta untuk mengantarnya,"

Dikara terkejut mendengar kalimat tersebut. Ia tidak ingin Amanda datang ke Garut dan melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ia masih memproses kesedihannya dan tidak siap untuk bertemu dengan Amanda.

"Irwan. Aku mohon, tolong jangan biarkan Amanda datang ke sini. Aku tidak bisa bertemu dengannya sebelum ada keputusan," Dikara berkata dengan suara yang khawatir.

"Maaf dok. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Aku hanya berharap besok sudah ada keputusan yang terbaik. Aku harap jangan lama-lama menggantung perasaannya,"

Irwan menutup ponselnya tanpa persetujuan Dika. Irwan hanya ingin ketegasan dari Dikara tentang keputusan yang akan ia ambil.

Apakah Dikara benar-benar akan meninggalkan Amanda demi seorang istri dan anak dari sahabatnya yang sudah tiada? Sungguh bagi Irwan sangat menyakitkan hati jika Dikara memilih wanita itu hanya demi sebuah amanah dari orang yang sudah tiada.

1
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
yang sabar ya Amanda, jangan patah hati berlarut-larut masih banyak diluar sana pria yang mengharapkan cintamu.
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
Dikara nggak akan merasa terjebak karena menikahi mantan istri Amar karena sebelum dia mengambil keputusan dia telah meminta petunjuk kepada yang maha kuasa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena akan mendapat kabar buruk 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
akhirnya jujur juga, jadi gak beban lagi kan
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Akhirnya Dika jujur ini, cepat atau lambat semua juga akan tahu. semoga Amanda bisa mengerti keadaan mu Dika dan tidak jadi pendendam
🍒⃞⃟🦅🥑⃟puyobocahᵖᶦˢᶜᵉˢ☠️⃝⃟ⱽᴬ
jdi lki hrus satsetttt dong, jdi prmpuan jga ga trllu lma di phpin ny/Facepalm/
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Si ibu keterlaluan ini main menuduh anak selingkuh aja, nanti kalau anakmu selingkuh beneran bagaimana, anakmu itu lagi rapuh baru di tinggal suaminya, seharusnya hiburlah dia jangan main fitnah aja
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
awalnya aja gak setuju giliran dengar penjelasan baru ACC, harusnya dengar dulu penjelasan jangan langsung lari
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semangat Naya, semoga mamanya Naya mau terima amanah dari Ammar ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kalau aku jadi Naya, aku langsung jawab iya, kapan lagi coba ada kesempatan seperti ini/Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oh Naya sebentar lagi dapat suami baru /Chuckle/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga kalian menjalaninya dgn ikhlas
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar,tenang dulu Bu 😌
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Ais lama kali kasih tau Amanda, seperti sinetron aja deh, yuk cepat kasih tau Amanda /Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh bahaya Amanda sudah mulai ada rasa curiga, cepat kasih tau biar tidak lama
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh mace nya cerewet bah, semoga mamanya itu terima dengan lapang dada nanti ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semoga Amanda menerima keputusan mu, walau sakit 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Irwan harusnya kamu bisa mendukung temanmu itu bukan jadi kompor lah
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hmmm gimana ya tanggapan Naya tentang amanah suaminya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh tolong dong ganti kata, yang lebih tepat kayaknya sangat menyayanginya bukan mencintainya 😭
Ñůŕšý: Terima kasih kk😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!