Dendam, cinta, dan kebohongan. Sebuah permainan yang berbahaya dan tak terduga. Amanda, seorang wanita yang memiliki tujuan yang jelas, mendekati suami Selena, Reagan, seorang pria tampan dan sukses.
Namun, Amanda tidak tahu bahwa Reagan memiliki rahasia yang tersembunyi di balik pernikahannya dengan Selena. Amanda terus beraksi tanpa menyadari bahwa dirinya sudah terlibat dalam permainan dan konflik yang besar.
Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik pernikahan Reagan dan Selena yang terlihat sempurna itu? Dan apa yang akan terjadi ketika dendam dan cinta berbenturan?
Pleas yang baca dan gak suka skip aja🙏
Jangan tinggalkan jejak buruknya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCS 20. Rahasia Di Balik Pernikahan.
Amanda melirik tangannya yang terus berada di dalam genggaman Reagan seraya mengiringi langkah pria itu yang masuk ke dalam ruangan luas bergayakan klasik.
Seorang wanita paruh baya yang duduk di sofa segera berdiri menyambut kedatangan mereka.
"Kau sudah datang, Ryk?" Reagan membalas pelukan yang diberikan padanya.
"Apa kabar bibi Elyse? Kau semakin terlihat cantik."
Wanita paruh baya yang dipanggil Reagan dengan sebutan bibi Elyse itu tertawa. Ia mendekat pada suaminya dan meraih lengan pria itu.
"Lihat Maverick, keponakanmu begitu lihai memberikan bualan."
Reagan terkekeh kecil, ia kembali meraih tangan Amanda yang sebelumnya sempat ia lepaskan karena membalas pelukan bibi Elyse. Tindakan Reagan itu mencuri perhatian bibi Elyse, hingga ia memperhatikan Amanda dengan intens termasuk pada tangan yang kini saling bertaut itu, sebelum beralih kembali menatap pada Reagan.
"Kekasih mu?"
Tanpa ragu Reagan mengangguk atas tebakan yang bibi Elyse berikan. Wanita paruh baya itu sempat tercengang dan menatap langsung pada suaminya. Sebelum akhirnya ia mendekat dan memberikan pelukan langsung pada Amanda.
"Akhirnya ada yang berhasil menggoda pria kaku ini!" Bibi Elyse memeluk erat Amanda. "Aku sudah cemas jika keponakan kita ini bermasalah, Rick."
"Aku masih normal, Bibi!"
Bibi Elyse tertawa. Ia melerai pelukan dari Amanda dan sekali lagi menatap dalam pada wanita yang merupakan kekasih dari keponakannya. "Keturunan Rykhad sangat pandai memilih pasangan," ucap bibi Elyse puas dan dibalas anggukan oleh suaminya-Maverick.
Amanda hanya mampu mengerjap bingung. Sejauh ini ia belum bisa memahami semuanya. Ia terlihat seperti orang bodoh. Sambutan ramah yang diberikan oleh dua orang paruh baya yang kini Amanda kenal sebagai paman dan bibi dari Reagan Slade, tak membuatnya melayang.
Amanda malah dibuat tidak mengerti dengan ucapan serta pujian yang mereka layangkan. Mereka seakan baru kali ini melihat Reagan menggandeng seorang wanita, bukankah bosnya itu sudah memiliki istri, si wanita berbisa itu. Atau mungkin Reagan menyembunyikan status pernikahannya dengan Selena dari keluarganya? Amanda seketika memicing pada Reagan yang tengah asik berbincang bersama paman Maverick.
Namun rasanya tidak mungkin seperti itu. Hubungan Reagan dan Selena cukup sering dimuat dalam berita dan media. Amanda jadi pusing sendiri memikirkannya.
"Ini semua saham mayoritas yang berhasil dibeli. Aku sudah mengubah seluruhnya atas namamu, Rykhad." Suara paman Maverick kini terdengar.
Dan ini. Satu hal ini yang dari tadi mengganggu pendengaran Amanda. Bibi Elyse dan paman Maverick dari awal selalu memanggil Reagan dengan sebutan Rykhad. Semakin menambah daftar pertanyaan dalam benak Amanda. Pertanyaan yang entah dari siapa ia akan bisa menemukan jawabannya. Mungkinkah Reagan akan menjelaskan pada Amanda apa yang terjadi sebenarnya.
Reagan meraih berkas yang paman Maverick letakkan di atas meja. "Seharusnya Paman tidak perlu mengubahnya. Ini akan terlalu jelas."
"Sudah satu tahun, Ryk. Setengahnya sudah kita kuasai dan kau sudah bisa mengambil alih semuanya. Lucas tentu sudah mengingatkan mu tentang hal ini."
Reagan diam. Namun wajah pria itu terlihat mengeras, tangannya yang menyentuh berkas itu juga terlihat menegang, dan semuanya bisa jelas terlihat di mata Amanda. Pria itu tengah menyimpan sebuah amarah.
"Paman pasti tahu, jika Carson masih memiliki banyak aset yang ia sembunyikan."
Paman Maverick menghela napas ketika melihat sorot mata kebencian yang terpancar dari netra keponakannya.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu, Paman! Mendapatkan kembali Rykhad Holdings dan membuat keluarga Carson mati perlahan adalah tujuanku!"
Deg!
Tangan itu bahkan meremat apa yang kini tengah ada di dalam genggamannya. Paman Maverick dan bibi Elyse hanya bisa menghela napas panjang ketika untuk kesekian kalinya mereka mendengar kembali tujuan Reagan pada keluarga Carson sebenarnya.
Menangkap ekspresi Amanda yang membeku membuat bibi Elyse menyentuh lengan suaminya. Mereka sedikit lupa jika ada kekasih Reagan di sana, dan paman Maverick memberikan tatapan pada Reagan yang juga langsung menoleh pada Amanda.
Amanda sampai terkesiap ketika Reagan menyentuh tangannya yang refleks menjauh.
"Ma...maaf. Aku...aku ingin ke kamar mandi."
Amanda mengalihkan tatapannya pada bibi Elyse dan tersenyum kaku. Ia sedikit meremat tangannya yang bergetar dan segera berdiri mengikuti bibi Elyse tanpa membalas tatapan Reagan yang terus memperhatikannya.
"Kau membuatnya takut, Ryk."
Reagan menutup mata seraya mendesah kecil. Ia meletakkan kembali berkas yang sedikit kusut karena cengkramannya tadi. Pria itu mengusap wajahnya demi menyingkirkan amarah yang sempat menghinggapi dirinya.
Sedangkan Amanda, wanita itu mengikuti langkah bibi Elyse dengan isi kepala yang penuh dengan pertanyaan. Amanda berusaha merangkai semuanya agar bisa ia pahami, tapi ketika mendengar Reagan yang menginginkan kematian seseorang, hal itu berhasil membuat Amanda terkejut.
"Kau baik-baik saja?"
Langkah Amanda seketika terhenti karena bibi Elyse yang juga menghentikan langkahnya. Amanda mengangguk dengan memberikan senyuman yang sebisa mungkin ia buat natural.
Bibi Elyse tersenyum melihat itu, Amanda sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaan aslinya. Wanita itu sangat jelas terlihat begitu syok sekaligus takut.
"Rykhad bukan pria yang mengerikan. Dia laki-laki yang baik," ucap bibi Elyse tersenyum dengan menyentuh lengan Amanda. "Sekarang masuklah. Kita akan makan bersama setelah ini."
Amanda mengangguk, ia segera masuk ke dalam toilet. Sesaat Amanda menghela napas berulang kali, ia coba menenangkan dirinya dengan membasuh wajah serta tangannya. Reagan pasti akan menjelaskan padanya nanti. Sekalipun tidak, rasanya tidak masalah. Hal itu adalah urusan pribadi Reagan. Dirinya tak berhak tahu sejauh itu. Sekali lagi Amanda menarik napas dan menghembuskannya, sebelum membawa diri keluar dari dalam toilet.
"Agh..!!"
Hampir saja Amanda terjengkang ke belakang jika tangan kekar itu tidak dengan cepat meraih tubuhnya.
"Rey!!" sentak Amanda seraya memberikan pukulan kuat pada lengan pria yang muncul tiba-tiba di depan pintu toilet.
"Kau suka sekali memukuli ku."
"Kenapa kau berdiri di sini, hah? Kau hampir saja membuat jantungku lepas!" Amanda benar-benar terkejut.
"Aku sudah menunggumu dari tadi di sini." Amanda mengangkat wajahnya dan menatap pada Reagan yang menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Namun setelahnya Amanda yang lebih dulu milih untuk memutus tatapan mereka. "Kau marah padaku?"
Amanda kembali mengangkat pandangan. Ia menggeleng, karena memang ia tak sedang marah pada Reagan.
"Kau takut?"
Amanda mengerjap. Ia kembali menggeleng pelan pada Reagan.
Untuk sesaat Reagan hanya diam. Ia memperhatikan Amanda begitu lama. Amanda juga tak lagi menghindari wajah yang memang sulit rasanya untuk ia tolak pesonanya. Wanita itu membalas tatapan Reagan dan berhasil membuat Reagan tersenyum kecil.
"Kau sangat berani," gumam Reagan dengan menyentuh wajah Amanda. Reagan mendorong pelan tubuh Amanda hingga wanita itu kini terkunci oleh tubuhnya. Ia kembali mendaratkan ciuman di bibir yang selalu saja berhasil membuatnya ingin menyentuh wanita itu.
Amanda tak menolak. Wanita itu mengalungkan kedua lengannya pada leher Reagan. Membuat pria itu memperdalam ciumannya dan semakin erat merangkul tubuh Amanda.
Reagan melepaskan ciumannya, dengan tanpa membentang jarak dari Amanda, Reagan menatap dalam netra wanita itu.
"Tanyakan lah semuanya setelah dari sini."
Amanda terenyuh. Silih berganti netranya memperhatikan kedua mata Reagan. Ada sesuatu yang wanita itu bisa rasakan di sana.
"Aku akan berusaha memberikan jawabannya."
Amanda bahkan bisa merasakan jika pria itu sesaat tercekat. Sebelum kembali mencium bibirnya. Reagan menutup mata, pria itu melumat bibir Amanda dengan pelan.
Amanda merasakan ciuman yang berbeda. Bibir pria itu bergetar. Tangan Amanda terangkat menyentuh kepala Reagan dan memberikan usapan di sana. Membuat Reagan seketika menghentikan aksinya, dan berganti dengan memeluk tubuhnya erat.
Meski belum lah sepenuhnya mengerti, tapi perasaan Amanda mengatakan jika Reagan sedang tidak baik-baik saja. Amanda membalas pelukan pria itu, dan memberikan usapan pelan di sana.
*
*
*
"Aku ingin tahu semuanya, termasuk para klien dan rekan bisnis yang suamiku temui."
Pria itu segera memberikan anggukan pada wanita yang kini memakai jasanya.
"Kau mencurigai suamimu, Sayang?"
Selena menoleh pada Juliant yang datang dan duduk di sampingnya dengan memberikan segelas minuman. Selena menikmatinya, setelah kembali dari kediaman ayahnya-Tuan Carson, Selena memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Juliant. Mereka bercinta, namun sepanjang kegiatan panas itu dilakukan, pikirkan Selena tetap saja berputar-putar pada perkataan Tuan Carson tentang kemungkinan Reagan yang memiliki wanita lain di luar sana.
Perasaan tidak tenang menghinggapi Selena, membuat ia memilih untuk membayar seseorang agar mencari tahu semua kegiatan Suaminya, termasuk orang-orang yang Reagan temui.
"Aku yakin Reagan tidak mungkin berselingkuh di belakangku," ucap Selena, namun suaranya terdengar ragu. Ia mengangkat tangan, meminta pria yang ia bayar untuk segera pergi dari hadapannya ketika tangan Juliant sudah bermain-main di tubuhnya.
"Kau perlu bantuanku untuk mengalihkan kecurigaan mu ini, Sayang?" Juliant sudah melancarkan aksinya. Pria muda yang tengah dipengaruhi minuman keras itu kembali membawa Selena tenggelam dalam nikmatnya dunia.