NovelToon NovelToon
Agensi Detektif Hantu

Agensi Detektif Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eko Arifin

Apakah anda mengalami hal-hal tak wajar disekitar anda?

Seperti suara anak ayam di malam hari yang berubah menjadi suara wanita cekikikan? Bau singkong bakar meskipun tidak ada yang sedang membakar singkong? Buah kelapa yang tertawa sambil bergulir kesana-kemari? Atau kepala berserta organnya melayang-layang di rumah orang lahiran?

Apakah anda merasa terganggu atau terancam dengan hal-hal itu?

Jangan risau!

Segera hubungi nomor Agensi Detektif Hantu di bawah ini.

Kami senantiasa sigap membantu anda menghadapi hal-hal yang tak kasat mata. Demi menjaga persatuan, kesatuan, dan kenyaman.

Agensi Detektif Hantu selalu siap menemani dan membantu anda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eko Arifin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21 - Pertempuran Empat Arah Angin

Tiga bayangan hitam melesat cepat di dalam kegelapan malam, melewati sela-sela pepohonan saat mereka menuju ke arah barat. Tiga tikus seukuran manusia itu telah mendapat halangan dari berbagai bentuk makhluk ghaib.

Tetapi koordinasi dan kombinasi yang baik dapat membuat ketiganya dapat melewati halangan itu dengan mudah.

Ketiga tikus besar itu menghentikan langkahnya saat melihat pemandu mereka berhenti di sekitar rerumbunan pohon namun, ada satu pohon yang menarik perhatian mereka.

Sebuah pohon mahoni paling besar dan tinggi, terletak di tengah antara pepohonan yang lebih kecil.

Jika di lihat dengan lebih teliti, jarak pepohonan itu seperti melingkari pohon mahoni itu.

"Apa ini yang di maksud oleh tuan Ardian?" tanya satu tikus besar yang paling pendek di antara ketiganya.

Tikus pemandu mereka menganggukan kepalanya sebagai jawaban sebelum ia menghilang dalam bayang-bayang pohon, kembali kepada tuannya.

"Kita bersiap gaes!"

Ketiga tikus besar itu membentuk barisan horizontal dengan tikus yang paling pendek berdiri di tengah.

Ardian sengaja membentuk dua tikus besar itu dengan desain dan bentuk yang lebih kuat, sedangkan si pendek dia beri wewenang sebagai ketua cerdik dan lebih licik.

Saat mereka mendekat...

Si pendek melihat sesosok manusia dengan kulit putih pucat dan tampak lemas sedang terikat oleh rantai di batang pohon.

"Mau apa kalian disini, dasar makhluk suruhan manusia?! Betapa rendahnya derajat kalian hingga mau jadi babu mereka!"

Suara rendah dan berat menggema menyambut ketiga tikus itu beserta datangnya sosok hitam tinggi besar, dengan sepasang taring menjulang keatas di mulut dan badannya yang penuh bulu, menghadang langkah mereka.

Taring tajam dan panjang menghiasi jari jemarinya.

"Heh, Genderuwo, makhluk rendahan tingkat "Territorial" aja belagunya minta ampun. Ingat lah wahai makhluk pembuat kerusakan, di atas langit masih ada langit coy!" tukas si tikus pendek.

"Setidaknya aku bukan babu!"

"Setidaknya aku babu yang bermartabat dan bermanfaat! Bukan tukang sandra macam kau ya, makhluk hitam!"

"Dasar tikus biadab!"

Dengan amarah yang membara, Genderuwo itu mengayunkan tangan beserta kuku panjangnya ke arah si pendek, namun hanya hempasan angin besar yang menerpa tikus itu.

Kedua tikus besar yang menjadi bodyguardnya telah menahan tangan Genderuwo dengan otot kekar mereka sebelum serangannya bisa mencapai si pendek.

Si tikus pendek menyeringai sebelum mata merahnya menyala dan berkata...

"Oke gaes, saatnya membabi buta!"

**********

Randy melangkah dengan nyaman mengikuti tikus pemandu dari Ardian sambil bersiul riang gembira dan dia di temani oleh Ular Putih, penjaganya yang berjalan di samping kanan.

Dia merasakan kebosanan yang amat besar karena tidak ada yang berani mendekati mereka.

"Cuih, Ardian selalu ngingetin gue kalau bangsa kalian itu liciknya minta ampun tapi, mana? Gak ada yang berani tuh hadang gue."

Rendy berkata kepada penjaganya yang dari tadi tidak ada halangan dalam menuju tujuan mereka.

"Jangan terlalu percaya diri dulu, Ren. Mereka tahu elu lebih kuat di banding mereka. Saya yakin mereka sedang meracik sebuah rencana untuk menghentikan langkah kita." si Ular Putih mengingatkan Rendy untuk tidak besar kepala.

"Tetep gak yakin gue kalau mereka bakal macem-macem..."

"Alasannya?"

"Kan ada Mbah Sanca di sini, kalau soal otot mah gue jagoannya tapi kalau soal otak, Mbah Sanca sama Ardian mah lebih jago..."

"Lah, tumben nih anak nyaut otaknya. Habis makan apa elu tong? Omega 3?"

"Waw, malah di ledekin sama Khodam sendiri njir. Sakitnya hati ini~" ujar Rendy sebelum ia bernyanyi untuk mengobati kebosanan dia.

Mbah Sanca hanya geleng kepala sambil terkekeh dan menemani Rendy yang berjalan menuju titik utara, tempat dimana salah satu Qorin dari empat pemuda semprul yang kesambet itu terikat.

Beberapa saat kemudian, Rendy dan Mbah Sanca pun berhenti di depan sebuah batu hitam besar berlumut dengan pohon jati kecil tumbuh di atasnya.

Si tikus pemandu kian lama menghilang dalam bayangan pepohonan saat sosok orang hitam besar berjenis Genderuwo itu mendarat di depan Rendy dan Mbah Sanca.

"Dasar manusia sama saja. Tidak ada sopan santunya jika masuk ke wilayah orang!"

"Woy kocak, elu tuh dhemit bukan orang! Sejak kapan ini tempat wilayah elu!? Emang punya surat kuasa atas kepemilikan tanah ini? Enggak kan!"

"Ringan kali mulut kau ya bocah! Gue kepret juga moyong dah tuh mulut!"

"Ngajakin ribut? Ayo!" ajak Rendy sebelum mengambil kuda-kuda.

Mbah Sanca hanya geleng kepala sambil mendesis karena begitu mudahnya Rendy di provokasi.

Tetapi si Ular Putih tidak langsung ikut untuk membantu Rendy saat kedua matanya melihat begitu banyak makhluk-makhluk ghaib menanti di balik pepohonan.

"Oh, ternyata ada yang mencari kesempatan dalam pertarungan." ujar Mbah Sanca pendek.

"Hmm, seperti prediksi nak Ardian. Jika mereka tidak bisa menghadang Rendy, mereka akan menyerang saat dia fokus dengan Genderuwo itu." guman Mbah Sanca dalam hati sebelum tubuhnya mulai membesar.

"Ren, elu urus tuh Genderuwo biar sisanya gue yang sikat!" ujar Mbah Sanca sebelum mendesis keras.

"Siap Mbahku! Gue serahin semua bagian belakang buat elu!" ujar Rendy yang melompat ke arah Genderuwo untuk memulai pertarungan.

**********

Sementara itu dengan Om Poci...

"Nggir ra minggir tabrak 🎶! Nggir Ra Minggir Tabrak 🎶! NGGIR RA MINGGIR TABRAAAKKKKKK 🎶!"

"NAK DO RA MINGGIR, NJALUK DI DUPAK!"

Dengan jurus spesial kecepatan penuh truk tronton dengan segala rem blong dan body kerasnya, Om Poci menabrak segala rintangan yang menghadangnya di perjalanan.

Karena sesungguhnya, lagu itu cocok untuk Om Poci dan mobil damkar yang sedang menuju ke TKP.

***********

Sementara di sisi selatan, terlihat Ardian sedang duduk santai di sebuah batu sambil menghisap sebatang rokok saat suara erangan kesakitan kian menggema di gendang telinganya.

Di belakangnya, tergeletak puluhan makhluk ghaib dengan berbagai bentuk yang telah babak belur di hajar olehnya.

Ardian tidak menghiraukan mereka yang perlahan menghilang seperti asap saat sedang memikirkan sesuatu yang mengganjal hatinya.

Pikiran ini ia dapatkan dari informasi si kakek kerdil di pintu Lingkar Pinus berserta penglihatan Rendy.

Di dalam hutan Lingkar Pinus ini ada dua kubu yang saling bertentangan setelah terjadinya bentrokan antara manusia dan makhluk ghaib.

Kubu pertama si pembuat onar dan kubu kedua yang tidak ingin ikut andil dalam meneror warga.

Dengan kata lain, manusia dan makhluk ghaib telah hidup berdampingan tanpa pernah ada konflik kecuali dalam masalah ini. Dan untuk berapa tahun mereka telah hidup bersama, itu yang Ardian tidak tahu.

Tetapi bukan itu poinnya.

Bila melihat sosok si kakek tua kerdil itu, dia bisa menjadi pemimpin yang baik untuk bangsanya. Dari tutur katanya, bahasa tubuhnya, kekuatannya dan bagaimana dia mengambil keputusan untuk tidak meneror warga.

Dapat di pastikan para warga ghaib sungkan kepadanya.

Sekarang yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa terjadi konflik antara dua bangsa seperti ini jika pemimpin ghaib di desa Lingkar Pinus adalah sosok yang baik?

Jawabannya hanya satu yang terlintas di pikiran Ardian.

Ada sosok dari luar yang menunggu momen ini, memanfaatkan bentrokan antara manusia dan makhluk ghaib demi menciptakan perpecahan dan kerusakan...

Karena itu Ardian memilih untuk pergi ke arah selatan...

Di sana lah sosok itu berada.

"Bukankah begitu, makhluk ghaib pembuat kerusakan?" tanya Ardian saat tubuhnya meremang dan merasakan sesuatu mendekat.

Dari gelapnya malam, Ardian melihat pohon beringin besar dengan akar-akar menjuntai ke bawah sampai ke tanah, dan di depan pohon itu, ada satu sosok mukai memadatkan energi untuk membentuk diri.

Sosok itu seperti Genderuwo pada umumnya, tinggi besar, berambut gondrong, penuh dengan bulu di sekujur tubuhnya, sepasang taring panjang menjuntai ke bawah dan kuku panjang yang tajam.

Namun...

Ada sesuatu yang berbeda.

Sesuatu yang hanya bisa di miliki oleh makhluk pada tingkat ketiga, tingkat penguasa teritorial di piramida satanic.

Tanduk yang menjulang ke atas, seperti tanduk kambing.

Dan makhluk ini punya dua pasang.

"Oh, ada yang memanfaatkan konflik antar manusia dan makhluk ghaib di desa ini demi naik tingkat. Gue kira cuma manusia aja yang gila pangkat, ternyata tidak." ujar Ardian terkekeh setelah mematikan rokoknya.

Sosok itu hanya menggeram saat api perlahan muncul dari dada hingga pundaknya.

"Ya elah tong, di ajak ngobrol malah diem bae. Hanya karena naik satu tingkat dari "Teritorial", elu pikir gue takut apa!? Maju sini kalau berani!"

"Kau manusia, bukankah banyak cakap itu menandakan bahwa kau itu hanya tong kosong berbunyi nyaring?" tanya sosok Genderuwo bertanduk itu dengan heran.

"Siapa bilang tong!? Udah gak usah banyak bicara! Mau gelut kagak!?"

"Lah, bukanya kau yang dari tadi banyak ngomong! Gue baru sepatah kata kau udah dua puluh kata saja!"

"Berisik ah! Gasken kuy!"

Ardian lalu lari menuju sosok Genderuwo bertanduk itu demi menyelesaikan pekerjaannya.

1
Tenth_Soldier
Secangkir kopi untuk Nur biar nggak ngantuk.. /Smile/
Kim Nara♡
𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐲𝐨𝐤𝐤, 𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐧𝐢𝐡𝐡
Eko Arifin: Makasih kak sudah mampir. Semoga suka ceritanya
total 1 replies
Rosy
aku suka mbak kuntiiiiii
Tenth_Soldier
oiya aku mau nanya itu mbah Sanca... mbah kakung apa mbah Putri? 😂
Eko Arifin: Siap abangku
Tenth_Soldier: ok sip soalnya si Rendy nanti ikutan ajang Astro Geo zodiak Barat dan ... no spill dulu ah 😜
total 3 replies
Tenth_Soldier
*) mengangguk
Tenth_Soldier
mudah2an itu bukan Ardian... tapi si Itchy... /Grin/
Rosy
masih ada serigala ...kan kak
Eko Arifin: Serigala punya Ardian cuma kumpulan tikus yang merubah bentuk menjadi satu sosok, bukan serigala beneran.
total 1 replies
Rosy
nyebat itu apa ya kak?
Eko Arifin: Merokok. Bahasa jawa gaulnya "Nyebat" dari kata kerjanya "Sebatang". Contoh lain seperti "Selang" jadi "Nyelang", "Sinom" jadi "Nyinom", dsb.
total 1 replies
Rosy
setan gbr pertama gebuk pake sandal...setan gbr kedua tembak pake ketapel /Grin/
Tenth_Soldier: husss! bocil komentar sembarangan
Eko Arifin: Yang dateng nanti malahan big bossnya. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Rina Indriani
masih ga paham kemana makhluk astral itu y
Eko Arifin: Kalau soal "Sayap Besi" bisa cari tahu bre sendiri soal Satanic. Salah satu stand up komedian indo adalah eks member yang pernah di sana.

Dia cerita soal makhluk2 ghaib di beberapa tingkat dan cerita beliau itu inspirasi untuk cerita ini.

Dia juga pernah cerita di podcastnya.
Rina Indriani: itulah dia gak tau
total 3 replies
Tenth_Soldier
panggil si itchy dan Mushaka!!! /Joyful/
FiaNasa
kasihan deh Lo om poci
Tenth_Soldier
bro nama ular putih milik Rendy siapa?
Eko Arifin: Sanca.
total 1 replies
Tenth_Soldier
Baca bab ini aku jadi punya inspirasi bikin novel lagi... tapi nanti sajalah/Grin/
Rosy: jangan aakiti hati Nur ...tak santet kamu ...awas ya...hihihi canda la yaw
Tenth_Soldier: tunggu sajalah
total 3 replies
Tenth_Soldier
Akhirnya Nur beraksi
Rina Indriani
mantaap... suka ma cerita nyaa....
Eko Arifin: Terima kasih kak. Semoga betah dengan ceritanya.
total 1 replies
@shithan03_12
kinanti itu demit??
Eko Arifin: Makanya Ardian di bilang "Orang gila". Dhemit di ajak musyawarah mufakat soalnya.
@shithan03_12: owalah.. baru ngeh disini.. Awalnya aku sdikit ragu
total 3 replies
Rina Indriani
o gitu ya.. paham sikit la
Rina Indriani
masih mikir disini gue!!!
Rina Indriani
keren ya om poci
Eko Arifin: Saksikan prequelnya besuk bro. Kalau udah ada niat bikin buku lagi /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!