Permaisuri Konyol Di Dunia Beastman

Long Mujue tidak peduli dengan apa yang You Thie pikirkan. Dia hanya memperingatinya untuk tidak membuat ulah di wilayah selatan. Setelah itu, dia membawa Mu Lingyao kembali ke istana.

Sedangkan Shu Molan yang bersedih karena sesuatu yang belum Mu Lingyao ketahui, kini menangis di pelukan Ming Yaotian.

Setelah Long Mujue dan Mu Lingyao pergi, Ming Yaotian akhirnya mengeluarkan pedang esnya dan menekan ujung pedang ke tenggorokan You Thie.

"Katakan, ciri-ciri dari betina yang memintamu untuk mengganggu pasanganku!"

"Itu—" You Thie tidak siap saat ditodong pedang karena masih syok.

"Katakan!" Ming Yaotian menggores sedikit leher pria duyung hiu itu hingga mengeluarkan sedikit darah.

"Aku—aku akan mengatakannya! Aku akan mengatakannya!" You Thie ingin segera pergi dari sini. "Betina itu memiliki rambut biru tua dan memiliki tanda kepemilikan ras duyung hiu pedang di lehernya."

Setelah mendengar kata-kata itu, Shu Molan justru menangis lebih kencang lagi. Ming Yaotian tidak tahan melihatnya seperti ini. Jadi dia memastikan pada You Thie, apakah ciri-cirinya benar.

You Thie yang bersumpah demi Dewa Laut, mengangguk berulang kali. Setelah Ming Yaotian melepaskannya, You Thie serta rombongannya melarikan diri.

Ming Yaotian memeluknya untuk menenangkan Shu Molan. "Lanlan, jangan khawatir, aku pasti tidak akan membiarkan hal ini berlarut-larut. Mari cari tahu apakah apa yang dikatakan You Thie benar atau tidak."

Meski Shu Molan mungkin sudah tahu siapa pelakunya, tapi dia memang ingin memastikan apakah hal itu benar atau tidak.

"Hari ini kakak perempuanku pulang. Kamu ikutlah denganku ke rumah untuk melihatnya."

"Ya, tentu saja."

Setelah keduanya meninggalkan bibir pantai, sosok anak kecil bertanduk naga merah muncul diam-diam di balik pohon kelapa. Siapa lagi jika bukan Hong Zhaoren.

Pria ras naga merah itu menyipitkan mata seraya berpikir. Setelah melihat pertengkaran Mu Lingyao dengan You Thie tadi, ia merasa kagum.

"Aku tidak menyangka jika pasangan Long Mujue begitu galak," gumamnya. "Ini menarik. Sepertinya aku harus membantunya. Siapa tahu aku bisa lebih dekat dengan betina itu," imbuhnya seraya memikirkan berbagai ide.

Setelah memikirkan ide cemerlang, Hong Zhaoren akhirnya pergi untuk mencari You Thie.

Saat ini, You Thie masih belum menyadari jika pertemuannya dengan Hong Zhaoren nanti bahkan akan membuatnya kapok untuk kembali ke wilayah Atlantis Selatan.

...****************...

Mu Lingyao akhirnya kembali ke istana bersama Long Mujue. Tubuhnya merasa pegal semua setelah cukup lama memegang palu dan berlari mengejar You Thie hingga ke bibir pantai.

Jadi setelah tiba di kamar, dia langsung berbaring telungkup di tempat tidur.

"Lelahnya. Akhirnya aku berhasil membuat hiu jelek itu mengaku. Ini prestasi luar biasa dalam seumur hidupku," katanya.

Long Mujue duduk di sampingnya dengan ekspresi sedikit khawatir. Ia mengambil inisiatif untuk memijat kaki istrinya.

"Yaoyao telah bekerja keras hari ini. Lain kali, jangan melakukan hal seperti ini lagi tanpa aku. Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?"

Ia sangat terkejut karena Mu Lingyao benar-benar berani melawan You Thie. Ras duyung hiu palu itu telah ditakuti oleh beberapa ras duyung lainnya. Tak terkecuali penghuni wilayah duyung biru.

Sejak dulu, ras hiu selalu dianggap sebagai predator. Tubuh besar mereka dan deretan gigi tajam saat menjadi hiu seutuhnya, membuat ikan-ikan lain takut.

Tapi Mu Lingyao sangat berani untuk memukul You Thie hingga babak belur.

"Aku baik-baik saja. Xiao Fu selalu bersamaku." Mu Lingyao menikmati pijatan Long Mujue. Tanpa sadar membuatnya mengantuk. "Siapa yang tahu bahwa Mo Hualing sebenarnya mengirim You Thie juga untuk memata-matai ku. Ini menyebalkan!"

Tentu saja Long Mujue tidak akan melupakan masalah ini. Mo Hualing berani ingin mencari tahu tentang Yaoyao. Dia pasti tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

Namun untuk saat ini, Long Mujue tidak bisa berbuat apa-apa. Orang dibalik kehancuran Kekaisaran Duyung Biru dan penyebab kematian dirinya mungkin bukan hanya karena ulah Mo Hualing atau Yang Bo Lai. Tapi mungkin sosok naga hitam bermata emas itu.

"Yaoyao, jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu di wilayahku sendiri. Untuk saat ini, mari kita kesampingkan dulu," katanya.

"Kamu pasti punya perasaan pada Mo Hualing kan? Kamu pasti tergoda oleh kecantikan ikan badut itu."

Kisah Long Mujue dalam novel aslinya tidak banyak tapi juga tidak dijelaskan secara detail. Namun dia yakin Long Mujue pasti mencintai pasangannya.

Mungkinkah kali ini juga sama meski keduanya tidak menjadi pasangan?

"Bagaimana Yaoyao berpikiran seperti itu tentangku? Aku sama sekali tidak menyukainya. Sudah kubilang, dia adalah istri dari musuhku. Tentu menjadi musuhku juga," jelas Long Mujue dengan sabar.

Setelah memijat kaki Mu Lingyao, dia berbaring menyamping di sampingnya seraya menopang kepala. Melihat wajah cemberut Mu Lingyao yang terlihat menggemaskan, tanpa sadar dia mencubitnya.

"Apakah Yaoyao cemburu?"

"Humph! Musuh dan musuh adalah teman dan kemudian permusuhan bisa menjadi cinta. Siapa tahu kamu mungkin akan jatuh cinta pada ikan badut itu."

"Aku bersumpah jika hal itu tidak akan pernah terjadi." Long Mujue menyipitkan mata. "Yaoyao, hanya kamu yang bisa menjadi takdirku."

"Humph! Humph!" Mu Lingyao menyembunyikan wajahnya di bantal.

Saat ini, Mu Lingyao seperti hewan kecil berbulu yang merajuk pada tuannya. Sangat imut. Begitulah pikiran Long Mujue.

Cukup lama tidak ada gerakan dari Mu Lingyao, pria duyung itu memanggilnya dengan lembut. Tetapi tidak ada tanggapan.

"Yaoyao? Yaoyao?" Ia mencoba untuk membalikkan tubuh Mu Lingyao ke posisi yang benar.

Tanpa diduga, setelah dibaringkan telentang, wanita muda itu rupanya sudah tertidur pulas. Long Mujue menghela napas panjang dan tersenyum kecil.

Terlihat bahwa istrinya sangat lelah hari ini.

"Kamu benar-benar memiliki banyak kejutan," gumamnya. Ia pun langsung mencium kening Mu Lingyao.

Karena istrinya tertidur, Long Mujue memutuskan pergi untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai kaisar yang penuh tanggung jawab.

......................

Entah berapa lama Mu Lingyao tertidur, Xiao Fu langsung menarik kesadaran tuan bodohnya ke Ruang Koi. Wanita itu menguap malas saat terbaring di rumput hijau dekat kolam.

"Bangun, tuan bodoh! Misi tersembunyi telah muncul."

Xiao Fu yang kini berwujud anak laki-laki berusia lima tahunan, berdiri di samping Mu Lingyao seraya memegang buku usang yang tidak lain adalah novel aslinya.

Melihat Mu Lingyao malah berganti posisi tanpa membuka matanya sama sekali, Xiao Fu kesal.

"Dasar tuan pemalas! Sungguh merepotkan!"

Xiao Fu menggerakkan tangannya ke arah kolam, lalu beberapa bola air sebesar kelereng terbentuk di udara. Ia melemparkan semua bola air itu ke arah Mu Lingyao.

"Bangun!!"

Mu Lingyao seketika terbangun saat bola air menimpa wajahnya cukup keras. "Hujan! Hujan!" teriaknya.

"Akhirnya kamu bangun." Xiao Fu memutar bola matanya.

Mu Lingyao mengusap air di wajahnya. Wajah mengantuknya tergantikan dengan rasa kesal.

"Xiao Fu, kamu benar-benar tidak bisa membuat orang lain tidur nyenyak."

"Tuan pemalas, jam berapa sekarang? Kamu masih tidur seperti b*bi! Tidakkah kamu ingin menyelesaikan misi ini dengan sukses?" Anak laki-laki jelmaan leluhur ikan koi itu menunjukkan buku novel aslinya.

"Itu bukunya!" Mu Lingyao tanpa sadar ingin meraih buku itu. Tapi gerakan menghindar Xiao Fu lebih cepat. "Biarkan aku melihatnya. Aku ingin membacanya lagi. Aku lupa beberapa bagian di dalamnya."

"Tidak mungkin. Buku novelnya sudah tidak bisa dibaca lagi. Isinya telah berubah semenjak kamu memasuki dunia ini," jelas Xiao Fu. "Karena kamu sudah bangun, aku akan memberi tahumu misi tersembunyi yang terpicu saat ini."

"Misi tersembunyi apa?" Mu Lingyao duduk setelah terbangun sepenuhnya. "Ngomong-ngomong, kenapa buku novelnya ada di sini? Apakah kamu menyembunyikannya sejak awal?"