Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratu Rajawali Sesat
Yuda meneruskan perkataannya, "Kanjeng ratu yang cantik jelita ijinkanlah patik meneruskan perjalanan patik ini dan patik tidak mau mengganggu ketentraman Kanjeng ratu yang sedang berjemur ditempat ini"ucap Yuda.
"Aku suka kepadamu anak muda, siapa namamu bocah tampan?"tanya sang nenek.
"Aku hanya pemuda gelandangan bernama Yuda Edan, Kanjeng ratu, kalau aku boleh tahu siapa nama Kanjeng?"ucap Yuda yang masih meneruskan memanggil wanita tua tersebut dengan nama Kanjeng.
"Hahahaha pantas namamu edan sikapmu seperti orang gelo!"ucap perempuan tua itu.
Yuda juga menimpali tawa si nenek dengan mengerahkan tenaga dalam sehingga menggoncangkan gendang telinga.
Wulan langsung menutup indera pendengarannya sehingga tidak berpengaruh dengan suara tawa Yuda.
"Indah sekali tawamu anak muda, aku semakin suka padamu, orang rimba persilatan mengenalku dengan nama 'Ratu Rajawali sesat'"ucap perempuan tua itu.
"maafkan kami ratu, sudah mengganggumu"ujar Yuda.
"Anak muda aku benar-benar suka padamu, kau akan aku bawa kekerajaanku dan menjadi tambahan koleksi pemuda-pemuda tampanku tapi aku tidak suka dengan temanmu itu, sebab itu matilah!"ucap ratu rajawali sesat lalu berkelebatlah sepuluh larik sinar hitam dari kuku jarinya dan mengincar ke sepuluh bagian vital pada tubuh Wulan.
Wulan tersentak kaget mendapat serangan yang mendadak seperti itu dia melesat ke atas dan mengirimkan pukulan balasan kepada si nenek.
Pukulan hawa neraka dilepaskan Wulan seketika bau busuk menghampar ditempat itu asap kabut kelabu menyerang si nenek.
Kaget si nenek bukan kepalang dia meloncat menjauhi kepulan asap kelabu yang berbau busuk itu.
"Pukulan hawa neraka! Apa hubunganmu dengan si keparat bagaspati itu huh?"tanya ratu rajawali sesat kaget.
"Kau punya masalah dengan guruku, huh?Atau kau dimasa muda mengejar guruku tapi tidak mau padamu, benarkah?"ucap Wulan mengejek nenek tersebut.
Merah padam muka si nenek diejek sedemikian rupa.
"Ternyata guru dan murid sama-sama berandal!"gumam sang nenek.
"Kenapa kau mencari guruku?"kejar Wulan.
"Ada hutang nyawa yang harus dia bayar beserta bunganya, anggap saja hari ini aku meminta bunganya terlebih dahulu dengan membunuhmu!"tegas si nenek.
"Mmmh, nenek cantik kalau kau berniat membunuh sahabatku ini berarti kau juga berurusan denganku, aku tidak akan tinggal diam kalau dia disakiti!"tegas Yuda.
"Baiklah kalau begitu berarti kalian berdua hari ini harus menyerahkan nyawa kalian padaku!"ucap sang nenek.
"Nek, urusan mati hidup bukan berada ditanganmu nek, tapi ditangan Yang Kuasa"kata Yuda.
Ratu rajawali sesat menggerakkan kuku-kukunya yang tajam, melengkung dan membersitkan sinar hitam menggidikkan.
Yuda berbisik kepada Wulan,"biar aku yang menghadapi nenek ini Wulan, kau tunggulah dibawah pohon sana dan pulihkanlah tenagamu akibat bentrokan tadi"ucap Yuda dan Wulan mengangguk lalu melesat kebawah pohon.
"Kau mau merat kemana perempuan binal?"bentak si nenek.
"Tidak baik kami mengeroyokmu nek, biarkan saya yang melayanimu sejurus dua jurus dan maafkan aku kalau aku bertindak kasar kepadamu"kata Yuda.
Nenek ratu rajawali sesat memulai serangannya.
"Bersiaplah menyongsong kematianmu bocah edan...!"seru si nenek.
"Nenek, tunggu dulu! Tidakkah kita bisa bersahabat nek. Aku benar-benar tidak ingin menyakitimu nek, aku menghormatimu!"ujar Yuda.
"Cuih...! Bersahabat, aku tahu kalian datang ketempat ini mencari Prakoso bukan?"ucap Nenek rajawali sesat.
"Kalian tahu siapa Prakoso? Prakoso sudah aku anggap seperti cucuku sendiri! Tidak akan aku biarkan seorangpun menyentuh untuk menyakitinya"kata si nenek lagi.
Yuda menjawab,"cucumu sangat meresahkan dunia persilatan nek, dosanya setinggi langit sedalam lautan, dia sudah menyabuli beberapa perempuan nek, bahkan ada yang bunuh diri karena tidak sanggup menanggung aib hamil tanpa ada yang bertanggung jawab dan sepak terjangnya yang terakhir dia sudah mengobrak-abrik perguruan eyang Jimbaran, menghamili muridnya dan akan membunuh gurunya yang sudah mengajarkan ilmu kesaktian padanya, apa tidak gila namanya nek!"ujar Yuda.
"Mereka saja perempuan-perempuan bodoh yang mau saja dihamili oleh Prakoso cucuku dan lagian mereka juga melakukannya suka sama suka jadi tidak sepenuhnya kesalahan ditimpakan pada cucuku"jawab si nenek.
"Nek, aku lelah bersilat kata denganmu, lebih baik antarkan kami bertemu Prakoso supaya kami bisa berbicara langsung dengan si pengecut itu"ucap Yuda.
Tiba-tiba berkelebat dua bayangan ditempat itu.
"Siapa yang pengecut, bangsat!"ujar salah seorang dari mereka.
Disamping nenek berdiri dua orang laki-laki yang seorang memegang Keris berluk tujuh dan yang seorang lagi memegang tongkat kayu hitam.
"Jarot, Prakoso kenapa kalian datang kemari!"ujar nenek rajawali sesat.
"Nek, tanganku gatal ingin menjajal anak muda sombong ini yang sudah membunuh beberapa anggota lembah kesengsaraan"ucap lelaki yang memegang tongkat mengeluarkan perkataannya.
"Orang tua, maafkan kalau aku tidak sopan kepadamu. Siapakah engkau ini orang tua?"tanya Yuda.
"Akulah pemimpin tempat ini, rimba persilatan menggelariku Raja kelabang biru"ujarnya.
Lalu Prakoso maju kedepan lalu berkata,"aku sengaja melakukan ini agar engkau mau berkunjung ke tempat ini Yuda, sudah lama aku mendengar nama besarmu saat engkau membinasakan sahabat-sahabatku Gerombolan Karang Lintang"ucap Prakoso.
Wulan melesat mendampingi Yuda dan berdiri disampingnya.
Saat Prakoso melihat Wulan matanya tidak bisa lepas melihat kebagusan dan kemolekan tubuh Wulan.
"Kau cantik sekali nona manis, kau tunggulah saat aku sudah membunuh kekasihmu ini kita akan bersenang-senang tujuh hari tujuh malam sampai engkau bosan"ujar Prakoso.
"Cuih, bangsat hina cabul apakah kau masih ingat dengan gadis yang pernah kau perkosa dipinggiran sungai saat sedang mencuci, kau totok dan kau perkosa dengan buas sampai menjadi gila? Gadis itu adalah adik seperguruanku dan aku membawa amanat dari guru untuk menebas batang lehermu"ucap Wulan dengan kemarahan yang berapi-api.
"Hmmmm, si montok dan bertubuh sekal itu ditambah dengan sepasang gunung kembarnya yang menggoda, iya aku akui memang aku yang sudah menggagahinya, terus apa yang mau kau lakukan, nona manis?"ujar Prakoso menantang.
Tanpa bisa dicegah Yuda, tiba-tiba Wulan melesat kedepan melakukan gebukan ke arah dada dan kepala dengan tangan tergetar yang menunjukkan Wulan mengerahkan segenap tenaga dalamnya agar Prakoso bisa dibunuhnya saat itu juga.
Prakoso yang melihat serangan tersebut hanya tersenyum, dia mengerahkan setengah dari tenaga dalamnya dan ingin menjajal sehebat apa tenaga dalam Wulan.
Dia menangkis serangan yang mengarah ke dadanya dengan tangan kiri sedangkan pukulan yang mengarah ke kepalanya ditangkisnya dengan sebuah tongkat.
Wulan merasakan tangannya seperti mau tanggal saat berbenturan dengan tangan Prakoso tubuhnya limbung ke belakang dan dengan tidak terduga kaki Prakoso melesat menendang bahunya yang membuat Wulan terlempar kesamping.
Yuda melesat untuk menolong Wulan yang terlempar akibat tendangan Prakoso.
Yuda menyalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Wulan sambil berkata,"kau tunggulah disini Wulan, orang itu bukanlah tandinganmu, sembuhkanlah dirimu biar aku yang mengurusnya"ucap Yuda.
Wulan bersila menyalurkan tenaga dalamnya supaya aliran darahnya lancar kembali.
Yuda memandang ketiga orang tersebut.
Tongkat yang dipakai Prakoso untuk menangkis pukulan Wulan dilihatnya sudah dicampakkan ketanah dalam keadaan patah dua.
Bersambung...