NovelToon NovelToon
Beautiful Nanny

Beautiful Nanny

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Pembantu
Popularitas:90.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.

Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.

Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?

Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?


Follow Ig : Fatmawatisiti1472

Note :

-Alur cepat

-Bukan novel panjang

-Konflik ringan

-slow up

-slow revisi

Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Memikirkan tentang pernikahan membuat kepala Anggita pusing tujuh keliling. Menjadi ibu, mengurus rumah, suami dan segala tetek bengeknya terlihat sangat merepotkan. Tapi lebih baik repot daripada kehilangan pria yang dia cintai. Anggita tidak boleh kalah cepat dari Zoya.

Isi kulkas kosong, tidak ada apapun disana selain air mineral. Anggita pergi ke pasar untuk berbelanja, sekalian cuci mata agar otaknya tidak stres karena memikirkan soal pernikahan terus dari semalam.

Pasar tradisional dekat rumah Angkasa lumayan ramai walaupun tidak begitu besar. Berbagai jenis dagangan ada disana, mulai dari sayuran, lauk pauk, bumbu dapur, perabot rumah tangga dan lain-lain.

Anggita membeli banyak bahan makanan untuk stok selama satu minggu. Dia kewalahan membawanya dan berencana untuk menggunakan jasa becak yang biasa mangkal di pasar itu. Saat hendak memanggil tukang becak, tiba-tiba saja seorang preman muncul mendekati Anggita.

"Hai, cantik. Bagi duit dong, seratus saja jangan banyak-banyak," ucap pria berambut gondrong itu.

"Maaf, Mas. Uangku sudah habis dipakai belanja," sahut Anggita. Dia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Nggak ada uang, kalung emas yang kamu pakai juga boleh,"

"Jangan Mas, ini pemberian almarhum Ayahku,"

"Alah, banyak cing cong kamu! Cepat copot kalung itu dan berikan padaku!" sang preman mengacungkan sebilah pisau pada Anggita.

Anggita mengkerut takut, tubuhnya gemetar hebat. Beberapa orang yang melihat kejadian itu diam saja, mereka juga takut kena tusuk pisau preman.

"Jangan ganggu dia!" seorang pria muncul dari balik kerumunan orang di pasar.

Edo datang, dia berusaha menyelamatkan Anggita yang sedang di palak oleh preman berambut gondrong. Biasanya preman itu tak sendiri, ada beberapa temannya yang bersembunyi di sekitar tempat itu. Tapi Edo juga membawa teman bermain Voli-nya, total ada sepuluh orang.

"Jangan ikut campur urusanku bocah tengik!"

"Pergi dari sini, atau aku dan temanku akan menghajar mu. Aku yakin, kalian kalah jumlah," Edo tersenyum sinis.

Sang preman mundur teratur, dia pergi dari tempat itu sesuai dengan perintah Edo. Dia tidak mau babak belur sendirian, karena beberapa temannya tidak muncul saat Edo menggertak-nya.

Edo menarik tangan Anggita, dia memeluk mantan kekasihnya itu erat. Bisa dirasakan Anggita gemetar karena ketakutan.

"Jangan takut, dia sudah pergi," ucap Edo.

"Hiks .... Hiks .... Aku takut," rengek Anggita.

"Jangan takut, ada aku disini. Ayo aku antar pulang," ucap Edo.

Edo mengantar Anggita pulang ke rumah Angkasa, sementara teman-temannya pergi ke tempat bertanding voli terlebih dahulu. Keduanya berboncengan sepeda motor, Edo memacu kendaraanya dengan kecepatan rendah karena tubuh Anggita belum stabil selepas kejadian tadi.

Angkasa keluar rumah untuk menyiram tanaman, dia melihat Anggita pulang dari pasar di antar oleh Edo. Rahang Angkasa mengeras, dia terbakar api cemburu. Bagaimana bisa Anggita bersama dengan Edo? Apa mereka berdua janjian?

"Anggita ....!" bentak Angkasa.

"Eh, sayang. Aku bisa jelaskan," ucap Anggita terbata.

"Masuk ke dalam rumah sekarang juga!" perintah Angkasa. Anggita menundukkan wajahnya, dia tidak bisa melakukan apapun selain menurut pada Angkasa.

Anggita masuk ke dalam rumah, Angkasa menarik kerah kemeja Edo dan memaksanya turun dari sepeda motornya. Edo hanya tersenyum kecil melihat wajah merah Angkasa, baru kali ini dia melihat pamannya begitu sangat marah.

"Berhenti mengganggunya!" ucap Angkasa.

"Aku nggak mengganggunya, aku menolongnya dari rampok di pasar tadi,"

"Apa? Rampok?"

"Iya, Anggita hampir saja di rampok di pasar. Om nggak bisa menjaganya dengan baik!"

"Jaga mulutmu itu! Dia keluar rumah tidak izin dulu padaku, mana aku tau dia akan pergi ke pasar," Angkasa membela diri.

"Aku yang memaksanya untuk mengantarnya pulang, jangan marah padanya!"

"Aku nggak marah padanya,"

"Om membentaknya tadi! Dia pasti sedang ketakutan sekarang," ucap Edo.

Angkasa tersadar, dia telah bersikap berlebihan pada Anggita. Dia langsung buru-buru masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Anggita dan mengabaikan Edo begitu saja.

"Sial! Aku dilupakan!" umpat Edo kesal.

Di dapur ....

Anggita menangis karena di bentak oleh Angkasa, pria itu ternyata menyeramkan saat sedang marah.

Grep ....

Angkasa memeluk tubuh Anggita dari belakang dan mencium ujung kepalanya mesra.

"Maaf, aku nggak bermaksud membentak tadi," ucap Angkasa menyesal.

"Nggak usah meminta maaf, aku baik-baik saja,"

"Tapi kamu menangis, pasti kamu takut padaku kan?" Angkasa membalik tubuh Anggita untuk menghadap ke arahnya. Terlihat jelas dua bola mata Anggita yang memerah.

"Maafkan aku, aku janji nggak akan membentak kamu lagi," ucap Angkasa. Anggita menjawab dengan anggukan kepala beberapa kali.

"Aku hampir di tusuk pisau oleh preman tadi," tutur Anggita.

"Mulai besok, kamu nggak boleh keluar rumah tanpa pengawalan-ku,"

"Tapi .... Kalau kamu sedang tidak ada di rumah bagaimana?"

"Beli saja sesuatu secara online,"

Anggita memeluk tubuh Angkasa, rasanya hangat dan nyaman. Dada bidang itu bisa di jadikan tempat untuk berlindung. Anggita teringat belum mengucapkan terimakasih pada Edo yang telah menolongnya tadi.

"Apa Edo masih ada di luar? Aku belum mengucapkan terimakasih," ucap Anggita.

"Dia sudah pulang," Angkasa berbohong.

"Ya sudah, aku mau lanjut buat sarapan saja."

Bersambung....

1
zahra ou
sama tere aja. lbh berguna n berprinsip. ato sama cika😁😁😁
zahra ou
ini nma nya pinter baca pluang. ini jenis plakor yg berbeda
zahra ou
kan kamu langka nggit.
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂
Nur Hidayati
👍
Arin Payjemz
dan aku yg malu sendiri melihat kalian pasangan ang ang ...😆😆😆😆
Arin Payjemz
uuuwwuuwww 😜😜🤭
Arin Payjemz
🤣🤣🤣🤣
Arin Payjemz
naniaaa aku padamuuuu😆😆😆😆
Arin Payjemz
menarik ceritanya bagus.. ringan..penulisan bagus rapi .../Ok//Ok//Good//Good//Good//Heart/
Arin Payjemz
seruuuuuu😍😍😍😘
hansen
/Smile/dukung Tere edo
YuliaMile
pak duda tuman jadi kecanduan kan /Hey/
YuliaMile
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rubyred
zoya orang gila mak lampir
Rubyred
dudanya ngebet sekali kwkwkw
🌹Fina Soe🌹
mampir kak..ceritanya bagus..baru mulai baca aja sdh seru...seru dengan tingkahnya nania...hehehe..
hansen
andai Zoya pelakunya Tere sama edo aja/Chuckle/
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Sarita
janda janda gatel beraksi
hansen
kenapa nga Tere aja SMA edo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!