Queenzy Aurora Wolker

Damian sudah kembali ke kediaman besar daddy-nya.hal pertama yang ia lihat adalah seorang wanita paruh baya yang masih amat cantik dan terurus tengah turun dari tangga mengendong seorang anak berusia 5 tahun.Bocah botak de segala kejahilan itu tengah menangis sesenggukan di dada wanita itu.

"Dia kenapa mommy?"tanya Damian mendekat.wanita yang bernama Eleza itu menghela nafas Sembari menepuk-nepuk punggung putra bungsunya.

"Biasa.Dimarahin Daddy mu"

"Pasti mengganggu leana kan?"tebak Damian langsung mendapat kan tatapan tidak suka dari bocah botak tersebut.

"Tidaaakk! Aku tidak menganggu nya.Leana saja yang terlalu cengeng"

"Tapi kau memutuskan kepala Barbie kesayangan nya.alexio"jengah Damian memberi menjitak halus ke kening alexio adik bungsunya.

"Mommyy hiks!!!"

"Sudah sudah jangan bertengkar lagi" lerai mommy Eleza mengusap kening alexio yang Damian jitak.

"Dimana Axel?"

"Di kamar leana dengan Daddy nya.alexio sedang merajuk makanya tidak mau ke atas"

"Mommy!! alexio tidak begitu"renggut si bocah bontot kesal.

Mereka memang kembar.Axelio dan alexio.

Hanya saja sifatnya yang amat bertolak belakang.axelio yang memiliki sifat yang mirip sekaki dengan Damian dan tidak banyak tingkah jadilah dia dekat dengan Daddy karena satu frekuensi.sedangka alexio amat jahil dan kekanak-kanakan.sedangkan alexio bermusuhan dengan daddynya karena sering mengganggu leana Putri kesayangan mereka semua.

Damian hanya bisa menghela nafas karena tidak mau meladeni jiwa tangguh alexio dalam memancing masalah.

"Kak Damian pasti habis dipeluk wanita-kan?"

Glek!

Damian menelan ludah .Alexio memasang wajah menjengkelkan karena tahu parfum siapa yang menempel ditubuhnya.

"Mommy!! Parfum kak rora menempel di baju kak Damian.coba periksa!!"

"Aa-apanya??"sewot Damian berubah menutupi kegugupannya

"Jangan mengelak lagi kak! Aku tahu pasti kak rora baru saja memelukmu iya kan?"

Gilanya sambil menarik turunkan alisnya

"Terserah itu tidak benar"

Cup!

Damian mengecup pipi mommy Eleza kemudian pergi dengan wajah kesal.suara tawa cekikikan alexio terdengar puas memojokkan Damian yang ia tahu sangat tidak menyukai sosok Aurora yang memang sering ke sini.

Bahkan alexio dan Aurora bisa dikatakan besti karena keduanya akrab.

***

Sementara Damian sudah menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang besar itu.pikirannya tertuju pada celetukan alexio yang mengungkit-ungkit Aurora.

Damian juga bingung.kenapa setiap mengingat gadis itu dirinya amat jengkel? Apalagi tadi Aurora berniat ikut balapan dan mempertaruhkan dirinya.bukannya terkesan lancang dan konyol.

Aurora itu berisik dan sangat cerewet.mungkin memang dia tidak suka gadis yang banyak bicara dan mengganggu.yah itu mungkin penyebab dirinya membenci Aurora.

Tapi apa Damian sadar jika Aurora seperti itu hanya padanya? Jelas tidak Damian tidak pernah mau tahu apapun tentang Aurora.

Ponsel Damian. Menyala ia melihat ponsel benda pipih itu ada panggilan masuk dari rora dengan emot love yang alay.jangan kira Damian yang menulis nama itu tapi Aurora sendiri. Damian sudah beberapa kali memblokir nya tapi Aurora teramat licik memanfaatkan alexio untuk terus mengotak-atik ponselnya.

"Ck! Berisik"umpat Damian saat banyak pesan Marus dari Aurora.

Damian tidak membalas pesan pesan random itu tapi hanya membacanya saja.

"[Damian! Damian sudah tidur!]

"[Jangan lupa makan ya!]"

[DAMIAN HIKSS! KUNCI MOTOR BLACKY HILANG!!"] disertai emot menangis sebanyak-banyaknya

Damian hanya membaca dengan ekspresi datar tapi ada guratan kepuasan dari sorot mata elang nya.

[Tadi kan rora mau balapan. Tapi kuncinya hilang, damian! Rora lupa menaruhnya dimana. Tapi Damian tenang saja.Rora pinjam motor Rama buat balapan"]

Sontak Damian langsung merubah posisi nya menjadi duduk. Wajahnya mengeras membaca pesan dimana ternyata Aurora jadi ikut balapan walau kuncinya motornya yang ia ambil diam diam dari Aurora.