bercerita tentang seorang ibu rumah tangga bernama Rini yang sudah hidup bersama dengan suami nya bernama Edi selama 20 tahun lamanya. Rini menikah dengan Edi bukan berdasarkan cinta. Rini menikah dengan Edi karena Edi adalah suami pilihan orang tua nya. kisah ini menceritakan konflik di masa lampau dan juga menceritakan Lika liku kehidupan rumah tangga nya yang sedang dijalani saat ini. dari cerita ini kita belajar bahwa pilihan orang tua pun belum tentu baik dan walaupun tidak begitu buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidia Grace Giawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Hamil
"Hueek Hueeeek ahhh kok rasanya badan aku gak enak begini ya.. Aku juga mual banget Hueeeek hampp" gumam Rini.
Rini kembali menuju kamar dan memberitahu kepada Edi bahwa ia sedang tidak enak badan.
"Mas.. aku lagi gak enak badan, dari semalam mual terus" ucap Rini kepada Edi.
"Mungkin kamu masuk angin Rin." jawab Edi datar
" Iya mas mungkin saja. ya sudah ayok kita sarapan bersama dulu sebelum mas pergi kerja" ucap Rini kepada Edi.
Saat hendak makan tiba-tiba saja Rini kembali mulai dan berlari menuju belakang rumah untuk muntah.
Edi yang khawatir mengikuti Rini dari belakang. Edi menggosok punggung Rini dengan minyak angin.
"Aduh Rin.. Kok kamu bisa sakit begini sih." ucap Edi terlihat khawatir.
Rini tidak bisa menjawab pertanyaan dari Edi karena ia sedang sangat mual.
Tiba-tiba ada suara dari belakang mereka.
"Apa Jangan-jangan istri mu hamil"
Edi menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang berbicara dan ternyata ibu.
"Hamil? Ibu tau dari mana kalau Rini hamil"? Tanya Edi kepada sang ibu.
"Ibu ini pernah hamil kamu dan juga adik-adik mu jadi ibu sudah tau gejala awalnya" ucap ibu datar.
"Wahhh bener juga kata ibu" Edi terlihat kegirangan.
"Ya sudah bawa istri mu masuk dan panggil bidan untuk memeriksa nya" ucap ibu kepada Edi.
segera Edi menopang badan Rini yang terlihat lemes menuju kamar. Setelah Rini berbaring di atas kasur kemudian Edi bergegas menyalakan motor nya dan pergi untuk memanggil bidan.
Sedangkan di rumah ibu mertua sebenarnya begitu senang dengan kehamilan Rini. Namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja. Dasar ibu mertua gengsi.
Edi kembali dengan membawa Bu bidan.
"Silahkan masuk bu bidan" ucap ibu mempersilahkan.
Edi mengantar bu bidan menuju kamar untuk memeriksa keadaan Rini. Dan benar saja Rini positif hamil.
"Selamat ya pak.. Istri bapak positif hamil" ucap ibu bidan.
Rini dan Edi terlihat sangat bahagia.
" Baik kalau begitu saya permisi pulang dulu ya Bu." ucap Bu bidan pamit.
"Mari buk.. Saya antar kembali ke puskesmas" ucap Edi
...----------------...
"Terimakasih ya nak.. Sudah mau tumbuh di Perut mama" ucap Rini mengelus-elus perutnya.
"Rin.. Ibu boleh masuk?" tanya ibu kepada Rini yang berdiri didepan pintu kamar.
"Boleh bu..Silahkan masuk bu." Rini mempersilahkan ibu mertuanya masuk.
" Ibu senang akhirnya kamu dan Edi bisa memberikan ibu cucu. Ibu harap kamu bisa menjaga cucu ibu baik baik" ucap ibu mertua
"Terimakasih karena ibu sudah mau menemui ku dan memberi ku perhatian" jawab Rini kepada ibu.
" Ibu hanya ingin memperhatikan calon cucu ku yang ada didalam rahim mu" jawab ibu mertua yang tak mau Rini salah sangka.
Rini hanya tersenyum mendengar ucapan dari sang ibu mertua. Dalam hati Rini berharap suatu saat nanti ibu mertua bisa berubah sayang padanya.
Ibu Mertua berlalu keluar dari kamar Rini dan di sambut oleh ketiga anak gadisnya.
"Ibu ngapain ke kamar nya mas Edi dan Rini?" tanya Linda.
"Ibu hanya ingin memastikan keadaan Rini saja." jawab ibu .
"Kenapa ibu tiba-tiba peduli begitu kepada Rini?" tanya Lia yang terlihat tidak senang
" Ibu tidak peduli dengan Rini. Ibu hanya ingin memberikan perhatian untuk calon cucu ibu" jawab ibu
"Apa Bu?? Calon cucu?? Rini hamil? Ketiga gadis itu kompak bertanya.
" Iya benar sekali sebentar lagi ibu akan menggendong cucu" ibu mertua tampak sangat bahagia tak sabar ingin bertemu dengan cucunya yang masih didalam perut Rini.
Sebenernya Lia, Linda dan Nur senang mendengar kabar kehamilan Rini. Karena sebentar lagi mereka akan memiliki keponakan namun rasa benci mereka kepada Rini terlalu besar sehingga mereka berusaha untuk terlihat biasa saja.
...****************...
Sejak kehamilan Rini, Edi semakin perhatian kepada Rini.
Edi menjadi suami siaga kapan pun Rini membutuhkan bantuan nya.
Bahkan untuk urusan memasak, mencuci, dan bersih-bersih pun Edi turut membantu Rini karena Edi tidak ingin Rini kelelahan dan berakibat fatal untuk calon anak mereka yang sedang dikandung oleh Rini.
Ibu mertua juga berubah menjadi perhatian bukan kepada Rini tapi kepada calon cucu yang ada diperut Rini. Ibu mertua rajin menemani Rini ke posyandu saat Edi tidak bisa menemani Rini kerena harus bekerja.
Ibu mertua juga sesekali membuatkan minuman herbal untuk Rini.
Dan mengusahakan setiap makanan yang sedang di idamkan oleh Rini.
Selama masa kehamilannya Ibu mertua dan juga Edi menjaga Rini dengan sangat baik.