Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nineteen : Wife?
Veyra berjalan gontai menuju ruang kerjanya. Di lobby Ia berpapasan dengan Rina yang tersenyum kepadanya. Ia memasang wajah murung, sangat murung sekali.
"Mbak kenapa?" Tanya Rina yang melihat wajah Veyra tampak murung.
"Saya kenapa? Saya nggak papa kok!" Jawab Veyra kikuk.
"Sepertinya mbak sedang banyak pikiran. Mungkin sebaiknya mbak pulang dulu untuk istirahat, biar saya cancel semua meeting untuk hari ini"
Entah kenapa Veyra menuruti saran Rina, Ia juga merasa bahwa dirinya hari ini memang tidak ada mood untuk bekerja. Veyra pun memutuskan pulang ke rumahnya menaiki Taxi. Sungguh mood nya dalam keadaan hancur sekarang.
Oekkk...oekkk...
Suara tangis Reno terdengar saat Veyra sedang berada di pintu utama. Dengan segera Veyra melesat ke kamarnya.
"Reno kenapa Bu?" tanya Veyra panik.
"Sepertinya demam mbak, badannya panas banget" ucap Bu Siti memegang dahi Reno.
"Kalau begitu, ayo kita bawa ke rumah sakit" dengan sigap Veyra langsung menuju parkiran mobilnya. Saat hendak membuka pintu pagar, munculah Bayu dengan motor kesayangannya.
"Eh lo mau kemana Vee?"
"Bay lo harus tolongin gue. Cepet!" Veyra mengguncang lengan Bayu.
"Iya Vee, tenang dulu. Tolongin apa? Apa yang bisa gue bantu?"
"Lo bisa nyetir mobil kan?" Bayu menganggukkan kepalanya. "Anterin gue ke Rumah Sakit, anak gue sakit"
Bayu menyetujui permintaan Veyra. Mereka segera menuju Rumah Sakit untuk memeriksa keadaan Reno. Bayu mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata agar segera sampai.
Sesampainya di Rumah Sakit…
"Sus, tolong periksa anak saya. Anak saya sepertinya demam sus" cerocos Veyra saat sampai pada lobby rumah sakit.
"Ibu tenang dulu ya, dokter akan memeriksa anak Ibu" ucap sang perawat mencoba menenangkan Veyra.
Veyra duduk di sebelah Bayu dengan wajah yang gelisah. Bayu segera memposisikan duduknya menghadap Veyra. Ia mengelus surai rambut Veyra. "Lo tenang aja, percaya sama gue" Bayu tersenyum tulus dan tentunya manis.
Veyra membalas senyuman Bayu tak kalah manis. "Makasih ya Bay, udah mau bantuin gue"
"Sama-sama"
Plok...plok...plok ..
"Oh jadi gini ya di belakang gue, lo mesra-mesraan sama cewek gue?" Risky datang dengan memberi tepuk tangan dan tudingan kepada Bayu.
"Ris, lo salah paham!" Bayu ingin menjelaskan tetapi malah Risky menarik paksa Veyra.
"Sini kamu!" Risky membawa Veyra keluar rumah sakit menuju parkiran.
"Ky! Apa-apaan sih! Lepasin Ky! Sakit tau gak!" Veyra meronta-ronta pada Risky.
"Maksud kamu apa?" sembur Risky.
"LEPAS!" Veyra menghempaskan tangannya yang sudah memerah akibat cekalan Risky yang sangat kuat. "Ky! Nggak seharusnya kamu kaya gitu Ke Bayu. Dia itu udah-"
Belum selesai Veyra menjelaskan, Risky sudah memotongnya. "Jadi sekarang kamu belain dia Vee? IYA?!" Risky membentak Veyra.
"CUKUP! CUKUP KY! AKU GAK MAU DEBAT SAMA KAMU LAGI. MENDING KAMU PULANG!"
Risky tidak percaya dengan ucapan Veyra. Apa barusan Veyra tengah mengusirnya?
"Vee-"
"PERGI KY! PERGI!" Veyra berlari masuk kedalam ruang rawat Reno dengan air mata yang berlinang. Ya, sekarang Veyra tengah menangis dan itu karena perbuatan Risky.
"Kenapa hubungan kita jadi kaya gini sih Ky? Hikss...hiks.. Kenapa datangnya Karin buat hubungan kita kacau? Gue gak mau kehilangan lo Ky... Gue sayang sama lo. Hiksss...hikss... Gue gak mau hubungan kita hancur karena orang lama..." Isak tangis Veyra seakan melambangkan kesedihan yang mendalam.
"Itu gak akan pernah terjadi" Risky memeluk Veyra dari belakang.
Veyra segera membalikkan posisinya menghadap Risky. "Nga-ngapain kamu disini?"
"Vee, maafin aku. Aku dateng kesini buat minta maaf sama kamu, tapi aku keburu emosi lihat sikap Bayu ke kamu tadi"
"..." Veyra diam tak menjawab sepatah kata apapun.
"Vee, pliss. Aku juga sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku cuma pengen kamu berubah, itu aja. Kasihan Reno kalo kamu terus-terusan ngerokok. Ini juga demi kebaikan kamu, sayangg" nada Risky berubah lembut sekarang, membuat Veyra menatapnya lekat.
"Iya aku udah maafin kamu kok" Risky menyeka sisa air mata Veyra dengan ibu jarinya. Ia segera membawa Veyra kedalam dekapannya. Seperti biasa Veyra juga mencari posisi ternyaman di dada bidang Risky.
"Kamu gak boleh sedih lagi ya! Sekarang kita ke ruang rawat Reno aja oke?" ajak Risky dibalas anggukan kepala oleh Veyra.
Veyra dan Risky sampai pada pintu ruang rawat Reno bersamaan dengan dokter yang membuka pintu setelah menangani Reno.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"
"Anak ibu baik-baik saja. Apa kalian pasangan muda?" tanya sang dokter.
"Maksud dokter?" Veyra balik tanya.
"Apa dia suami ibu?" sang dokter menunjuk tempat Risky berdiri.
"Buk-"
"Iya dok saya suami nya" jawab Risky cepat.
"Baik lah kalau begitu, rawat anak kalian baik-baik ya. Dijaga untuk MPASI nya juga, jangan biarkan anak bapak dan ibu tidak dalam pengawasan, itu bisa membahayakan kesehatan anak. Dia masih kecil, dia sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tua nya" jelas dokter.
"Baik dok. Apakah anak saya sudah bisa pulang sekarang?" Tanya Veyra kemudian.
"Sudah. Silakan ambil resep yang saya berikan ke apotek. Kalau begitu saya permisi"
"Terimakasih dok"
Setelah dokter itu pergi, Veyra segera menggendong Reno. Badannya sudah agak mendingan, mungkin karena sudah mendapatkan perawatan yang intensif.
"Kamu apa-apaan sih Ky? Pake bilang kamu suami aku" protes Veyra.
"Kalo engga bilang gitu, dokter pasti akan curiga" Veyra hanya menanggapi dengan mulut yang membetuk O. "Toh kita akan menjadi pasangan suami istri besok"
Blushhh
"Yahh pipi nya merah. Habis makan cabe berapa kilo neng?" Risky terkekeh dan mencoba menggoda Veyra.
"Kamu ngomongnya ngelantur banget sih, belum juga lulus udah ngaku-ngaku jadi suami segala"
"Tapi kamu seneng kan?" Risky menaik turunkan alisnya dan mencolek dagu Veyra.
"Apaan sih enggak!" Veyra salting sendiri.
"Ciee merah cieee. Pipinya udah kaya kepiting rebus nihh" gantian pipi Veyra yang di colek oleh Risky.
"Jangan colek-colek deh Ky, ini bukan sabun dangdut"
"Uluh-uluh ngambek ya? Kalo ngambek makin cantik tau"
"Terserah kamu aja deh!" Veyra berjalan mendahului Risky dengan senyum diwajahnya.
"Yahh ngambek. Woii! Istrinya Risky, mau kemana kamu?" Risky segera mengejar Veyra.
Risky menjalankan mobilnya untuk mengantar Veyra dan Reno pulang. Risky terfokus pada jalanan di depannya. Sedangkan Veyra menatap wajah damai Reno.
"Maafin bunda ya sayang, bunda akhir-akhir ini gak ada waktu buat kamu. Tapi setelah ini, bunda bakal ada waktu terus buat kamu. Bunda janji sayang"
"Iya bunda" Risky menyahut.
Blushh
Lagi-lagi Risky membuat pipi Veyra memerah bak tomat. Degupan jantung Veyra tak henti-hentinya berdetak hebat. Padahal Risky hanya mengucapkan yang seharusnya Reno ucapkan. Mengapa bisa se-gerogi ini? Yang ada malah membuat Veyra jadi salah tingkah.
Benar-benar malam ini Veyra sudah gila. Gila karena seorang pria di sebelahnya, Geovano Risky.
...----------------...
Besok deh author kasih bonus visual lagi, selamat membaca temen-temen. Enjoyyy it❤️
To be continued…
