kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang seperti apa
terkadang falinda heran dengan perasaan suaminya apakah ada rasa untuknya atau hanya sekedar kasihan saja, apalagi Tama sangat menjaga perasaan kedua orang tuanya, pernikahan yang falinda jalani juga masih sama, falinda juga akui perubahan Tama tapi, ia juga belum tahu akan isi hati suaminya itu..
"Kak..." falinda yang ingin bertanya saat mereka ada di atas ranjang, dan Tama masih memandang laptopnya..
"hemb..."
"Gimana jika kita cerai saja kak,," falinda bertanya.
Dan Tama langsung menghentikan tangannya yang masih berada di atas keyboard.
"Maksut kamu bicara begitu ada apa. apa kamu sudah menemukan laki-laki lain.."entah membuat Tama tidak suka, ia sudah mengesampingkan egonya.
"Ya menurutku pernikahan kita ini tak bisa di teruskan, aku takut kakak tidak nyaman dengan kehadiran aku, dan aku sadar hubungan kita baru berjalan beberapa bulan. Mungkin kakak juga ilfil.." falinda Tidak ingin terus merepotkan Tama.
"Maksut kamu, apa akhir-akhir ini kamu merasa aku seperti satu bulan belakangan, sehingga kamu dengan entengnya meminta cerai." Tama begitu marah dengan ucapan falinda.
"Bukan itu kak, hanya saja.." ucapan falinda menggantung.
"Jangan pernah berfikir untuk meminta cerai belum aku sendiri, dan kamu sudah masuk dalam pernikahan ini, jika kami masih ingin bernafas jangan pernah ucapkan kata itu." Tama langsung pergi entah keluar.
brak
falinda hanya diam dan juga terkejut saat pintu di tutup oleh sang suami dengan keras, bagaimana ia juga ingin di cintai, Tidak hanya di nikahi saja, jujur falinda juga lelah, walaupun sikap Tama sekarang tak acuh seperti dulu tapi falinda tahu, jika dalam hubungan Tidak ada cinta akan kemana larinya hubungan ini, ia juga ingin di cintai dan juga jangan bahagia.
falinda ingat Akan ucapan mama mertuanya yang menginginkan seorang cucu..
Flashback
"Bagaimana nak, apa udah ada tanda-tanda..." tanya mama Laura yang sudah melihat anak dan menantunya sudah akur,
"Maaf ma belum.." ucap falinda yang merasa tak enak hati,
Dalam hati ia juga ingin tapi ia sadar akan sakitnya, ia juga gak ingin menyia-nyiakan kesembuhan dirinya dengan meminum pil kontrasepsi, dan ia juga diam-diam melakukan pengobatan tradisional.
Wajah mertua falinda menunjukan kecewa tapi ia tutupi dengan senyuman.
"Gak papa mama gak maksa kok, bukanya kalian masih muda dan juga pernikahan kalian juga masih setengah tahun bukan." mama Laura berusaha untuk menyemangati falinda.
Tama juga acuh, ia juga tak memaksa akan dirinya punya momongan dalam waktu dekat ini, karena ia masih berusaha untuk meredam amarahnya..
"Kami juga gak buru-buru ma, lagian falinda masih kuliah, dna semester terakhir, takutnya jika falinda hamil akan mengganggu." jawab Tama yang menimpali.
"Baiklah papa dan mama sabar menunggu kok.."
Papa Abraham hanya tersenyum saja ia juga tidak ingin memaksa sang menantu biarlah semua mengalir dengan sendirinya.
flashback end
falinda masih terngiang-ngiang ucapkan mama mertuanya. Salam rumah tangga anak sebagai pelengkapnya tapi apa daya jika ia tak ingin memiliki anak untuk saat ini. apalagi sakit yang ia derita juga gak main-main..
dengan perasan khawatir falinda mencari suaminya yang tak kunjung datang itu, ia juga cemas dengan keadaan Tama saat ia membuat kesalahan..
falinda bangkit dari atas ranjang, dan tiba-tiba ia merasa pusing dan juga cairan merah tiba-tiba keluar dari hidungnya..
"Uuuchhhh..." falinda uang sadar akan cairan yang keluar dari hidungnya buru-buru mengambil tisu dan langsung mengusapnya, ia juga langsung beranjak ke kamar mandi..
Lama di dalam kamar mandi, ia masih membersihkan cairan itu,,," ya Allah jangan sekarang, aku belum siap.." dengan memohon dalam hati sambil melihat kearah cermin.
Badan falinda terasa lemas, ia duduk di dalam. kamar mandi dengan waktu yang lama.
"Tumben lo kesini..." tanya Felix yang menemani Tama di sebuah club..
Saat falinda mengucapkan itu Tama langsung pergi entah kemana Tampa memperdulikan falinda yang masih bertanya-tanya, dan meneflon Felix untuk menemani dirinya minum.
"Entahlah gue pusing dengan falinda," Tama meneguk minuman yang ia pesan sambil bercerita.
"Kenapa lagi, bukanya ko udah baikan..." Felix tahu karena. Tama selalu bercerita dengannya..
"Entahlah kenapa falinda mengajak bercerai saat aku mulai memperbaiki hubungan ini dan mengesampingkan dendam itu.."
"Jadi elo masih punya dendam, sampai kapan bukanya udah kita selidiki dan falinda juga udah mengaku bukan.." Felix mendesah.
"Gue gak tahu akan perasaan ini Felix, gue cinta dengan falinda tadi seakan-akan rasa percaya kepada falinda itu seakan tipis apalagi gue juga gak tega jika orang tua gue tahu akan masalah ini.."
"Kenapa Lo pusing tinggal pertahanin, dna cinta Lo di pupuk suatu saat rasa sakit dan benci Lo akan hilang dengan sendirinya."
"Gue gak tahu..."
"Pulang yuk, Pasti falinda menunggu Lo di rumah tadi Lo pamit gak.." tanya Felix
"Gak sempet lagian gue tadi marah sama dia.."
Felix pun tak tahu harus berbuat apa, ia juga sudah banyak menasehati Tama, jika suatu saat tinggal penyesalan Felix hanya akan bisa memberi semangat saja..
Mereka pulang dengan langkah gontai karena tama yang sedikit mabuk itu.
"Nyusahin aja, udah di bilang jangan banyak-banyak masih aja ngotot, untung ada gue gimana kalo gue gak mau tadi.." gerutu Felix yang memapah Tama.
"Biasanya berat lagi..."
Felix pun mengantar Tama pulang, ia juga butuh istirahat, di dalam mobil ia mendegradasi ponselnya berbunyi menandakan ada yang meneflon dirinya..
Ting...
Ting...
Felix mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu..
"Hallo assalamualaikum sayang.."
"-----"
"Iya ini Abang pulang, kangen ya..." goda Felix kepada sang pujaan hati..
"-----"
"Iya sayang, Abang ingat pesan kamu, tapi jika kamu masih mau menunggu Abang..".
"---"
Setelah panggilan itu Felix langsung tancap gas menuju apartemen Tama karena Felix tak tahu jika malam ini mereka menginap di kediaman kedua orang tua Tama, Tama juga tak memberi tahu karena Tama sudah teler...
\=°°maaf jika banyak tipo, dan untuk ceritanya mungkin alurnya sedikit Tidak nyambung, mohon maaf..°°\=
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.