Seorang Wanita cantik dan sukses ini hidup dengan sempurna tanpa kekurangan . Sejak ditinggal Ayahnya yang tiba tiba dikabarkan meninggal akibat kecelakan dengan Helikopternya , Gadis ini menjadi Gadis dingin dan keras kepala. Dialah Daniella Belva Chandra. Sosok wanita ini justru menjadi daya tarik untuk seorang pengusaha muda sukses yaitu Elgan Alexander.Belum pernah sekalipun pria ini jatuh hati tapi sekalinya jatuh hati justru dilupakan oleh wanita yang dicintainya. Apakah yang membuat wanita itu melupakannya? Akankah Elgan bisa membuat wanita yang dicintainya itu kembali kepelukannya? Karya ini diterbitkan atas izin Noveltoon Ervy_five , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya. Tidak mewakili Noveltoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervy_Five, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bicara Jujur
“ Will, kunci mobil berikan saja padaku. Kamu boleh pulang duluan.” ucap Elgan setelah keluar dari mobil.
“ Baik Tuan, maaf kalau saya lancang, kalau boleh tahu siapa yang dirawat dirumah sakit Tuan?” Tanya Will.
“ Dugaan saya sementara itu Mark, hanya saja bagaimana kejadiannya dan kondisinya saat ini saya pun belum tahu.” Jawab Elgan.
“ Ya Tuhan, Semoga Tuan Mark lekas sembuh. Baiklah saya pamit dulu Tuan. Jika anda butuh bantuan, saya siap dihubungi kapan saja, Tuan Elgan” Ucap Will dengan begitu sopan dan sambil menyerahkan kunci mobilnya.
“ Terima kasih doanya,Will. Oh iya, ini untuk tambahan ongkos kamu pulang. Terima ya!” Ucap Elgan sambil memberikan beberapa lembar uang kepada Will.
“ Tidak usah Tuan, ini kan sudah menjadi tugas saya.” ucap Will
“ Sudah terima saja ya Will. Rezeki tidak boleh ditolak.” ucap Daniella yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka.
“ Baiklah , terima kasih Nyonya dan Tuan.” Ucap Will sambil menundukan kepalanya.
“ Kami ke dalam dulu ya,Will” ucap Elgan berpamitan.
Daniella dan Elgan berjalan terburu-buru ke dalam rumah sakit. Mereka tidak menyadari bahwa Will memperhatikan mereka dengan lekat hingga mereka menghilang.
Will tersenyum tipis kemudian dia melepon seseorang.
•
•
Di dalam rumah sakit, mereka bertanya kepada perawat tentang pasien yang bernama Mark. Elgan diarahkan oleh perawat untuk menuju ke ruangan operasi.
Begitu mereka sampai ke ruangan tersebut, Daniella sungguh prihatin melihat Dina yang duduk di lantai sambil bersandar di tembok.
“ Ya Tuhan Dina.” Ucap Daniella kemudian memeluk sahabatnya itu.
“ La.. Mark La.. hiks.. hiks” tangis Dina pecah begitu bersama Daniella.
Daniella terus menenangkan Dina dan memberikan Air putih kepada Dina.
“ Tenang yaa.. kita tunggu hasil operasinya.” ucap Daniella
Sedangkan Elgan bertanya kepada perawat mengenai kondisi Mark secara detail. Setelah itu, Elgan menelepon orang tua Mark dan orang tua Elgan. Elgan memberitahukan kondisi Mark saat ini.
Kedua orang tua Mark dan Elgan segera menyusul ke luar kota untuk mengetahui kondisi Mark secara langsung.
“ Sudah bisa tenang sekarang?” Ucap Daniella.
“ hmm.. untung ada kamu La. Kalau aku sendirian, aku gak tau harus bagaimana.”Ucap Dina.
“ Sekarang kita harus berdoa supaya operasinya lancar ya.” Ucap Daniella.
Daniella belum bisa bertanya lebih banyak karena fokusnya saat ini memberikan ketenangan kepada Dina yang masih shock.
Lalu seorang dokter keluar dari ruang operasi.
“ Dengan Keluarga Pasien Mark.”ucap dokter tersebut.
“ Ya, saya Dok ! Saya kakaknya .” ucap Elgan segera menghampiri dokter tersebut.
“ Baiklah, Alhamdulillah operasi hari ini berjalan dengan lancar, kondisi pasien juga baik. Butuh waktu untuk pasien siuman. Luka yang terjadi di kepala pun sudah terobati. Beruntungnya pasien tidak mengalami cedera otak permanen. Tetapi trauma yang timbul pasti ada, seperti nyeri kepala, mual, penglihatan menjadi kabur,atau yang lainnya bisa saja terjadi. Maka dari itu, kita akan terus pantau perkembangan pasien ya. Yang penting jangan berhenti berdoa.” Ucap dokter tersebut menenangkan.
“ Terima kasih dokter.” Ucap Elgan
“ Terima kasih ya Dok sudah menyelamatkannya.” Ucap Dina sambil mengeluarkan airmata.
“ Saya hanya perantara saja, tetap yang bisa menyelamatkan seseorang dan memberikan kesembuhan hanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang penting keluarga dekatnya tetap memberikan semangat dan dukungan pada pasien agar cepat sembuh.” Ucap Dokter tersebut dengan lembut.
“ Terima kasih sekali lagi ya dok.” Ucap Daniella.
Lalu dokter tersebut pergi meninggalkan mereka. Lalu seorang perawat kembali menjelaskan tentang kondisi Mark.
“ Setelah operasi, pasien masih diruangan observasi dahulu. Jadi, kalau mau ada yang menemani hanya boleh satu orang saja ya. Setelah dinyatakan baik dalam masa observasi , barulah pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan. “
“ Baik, terima kasih bantuannya sus.” Ucap Elgan
“ Sama-sama” balas perawat tersebut kemudian pergi meninggalkan mereka.
“ Kamu mau lihat kondisinya lebih dahulu,Din?” Tanya Elgan.
Dina menganggukan kepalanya.
“ Din, lebih baik kamu ganti pakaian dahulu ya, daritadi kan belum sempat. Aku sudah bawa pakaian ganti. Nanti setelah itu , kamu bisa melihat Mark.” Ucap Daniella.
“ Baiklah, aku juga tidak enak kalo menemaninya dengan kondisi seperti ini. Titip Mark ya El. Tolong jaga dia.” Ucap Dina penuh kesungguhan.
Daniella dan Elgan saling berpandangan. Sepertinya hubungan Dina dan Mark itu sudah sangat dekat bukan sekedar rekan bisnis saja. Namun, baik Daniella dan Elgan memilih untuk diam.
“ Ayo aku antar ke ruang ganti.” Ucap Daniella.
“ Aku masuk dalam ya La. Kalau sudah selesai, chat aku ya.” Ucap Elgan.
“ Ya..El” ucap Daniella.
Sesampainya diruang ganti,
“ La, Aku mau bicara jujur. Jadi, Mark dan aku sudah berpacaran. Bulan ini memasuki empat bulan kami dekat.” Ucap Dina.
“ Selamat ya Din. Aku senang mendengarnya.” Ucap Daniella tulus .
“ Bukan maksudku berbohong padamu. Tapi karena kami fokus dengan kesehatanmu dan nantinya tidak begitu banyak memunculkan pertanyaan bagimu, jadi aku memutuskan untuk tidak bercerita dahulu. Maaf.” Ucap Dina memelas.
“ Ya. Aku mengerti. Tidak usah bersalah seperti itu. Bukankah bagus kalau kamu sudah ada yang menjagamu.”
“ Iya, tapi bukannya dia yang menjagaku tapi justru malah dia yang sial karena aku!” Ucap Dina sambil meneteskan airmata.
“ Ssst jangan pernah berpikir seperti itu. Ini namanya musibah, kita tidak pernah tahu kapan hal itu datang. Tugas kita hanya menghadapinya dengan ikhlas.” ucap Daniella sambil memeluk Dina.
“ Sudah jangan berpikir lagi seperti itu. Mark butuh kamu, Din! Kamu harus memberikan semangat dan dukungan sama Mark! Oke? Nah sekarang ganti baju dulu sana. Mau liat pacarnya gak?” ucap Daniella sambil sedikit menggoda Daniella.
“ Mau lah!! Ya sudah tunggu sebentar ya Din.” Jawab Dina sambil menghapus airmatanya.
Daniella pun membalas dengan senyuman.
- Bersambung -
