Menikah Dengan Psikopat

"Nur dan Dion saling menatap. Jantung Nur berdegup cepat" dug dug...dug dug...!"

Dion semakin mendekatkan wajahnya,menarik Nur dan mendekapnya erat, membenamkan wajah nya di leher Nur ,tangannya merayap nakal ,menyusuri dua gunung kembar,dan tubuh nan elok lainnya.Dion berusaha romantis ingin mencium leher.

"Nur berusaha tenang menghadapi situasi.Bukannya suasana romantis yang datang membuai,malah suasana mencekam yang melanda.Nur malah membayangkan Dion sebagai vampir yang akan menggigit lehernya.....

" Haaaaa...p!" Teriaknya begitu keras, hingga bunyi ngiiiiiiing, terngiang di telinga Dion.

Dion yang terkejut menatap Nur dan menutup mulutnya dengan tangan.

"kenapa kau berteriak...?"Ucap Dion berbisik.

"Hm...! Hik hik..." Nur menangis dengan mulut tertutup.

"Kenapa kamu nangis...?" Dion kebingungan melihat Nur yang menangis,lalu melepaskan tangannya dari tubuh Nur.

"Kamu mau gigit aku yaaah, Hm...Hik hik." Tangis Nur dengan sedih.

"Tidak aku. Aku tidak akan menyakitimu,Dion merasa bingung.

"Ya,sudahlah kalau kamu belum siap,aku tidur saja..." Ucap Dion dengan kesal lalu tidur di ranjang.Nur merebahkan badannya di samping Dion yang membelakanginya.

Nur berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan masalah ini,lalu menutup matanya,menghela nafas mengambil nafas dalam dalam dan mengeluarkannya.

Berharap hatinya akan sedikit lega, Nur membuka matanya lagi.

"Deg...!" " Hah..."

 Nur terkejut melihat Dion yang duduk di depannya memandang tersenyum manis,bagaikan penampakan horor.Agus pun terkejut jatuh mendengar teriakan Nur.

"Ada apa Nur..?" Kenapa kamu teriak...?" Tatap Agus bingung.

Nur menatap Agus.Menyentuh pipinya dengan jari,merasakan pandangan yang berbeda.Senyum yang berbeda.Dan sikap yang lebih lembut.

"Apa ini Agus...?" Nur mengerutkan dahi.

Agus menganggukan kepala."Iya sayang.Kenapa...?Apakah tadi Dion muncul...?"Agus memegang tangan Nur lembut.

"Emmm..." Nur menganggukan kepala dengan cepat.

"Dion tadi membuatkan makanan,memelukku,dan,hendak,men,ci,um,k."Nur menggigit bibir bawahnya melirik wajah Agus yang terlihat kesal.Tidak melanjutkan bicara.

"Dia memeluk mu...?" Wajah Agus kesal."Aku tau Dion yang yang menikah dengan mu.Tapi kamu itu kekasihku, Dion tidak boleh se'enaknya menyentuhmu..."

"Iya iya..dia juga tidak berhasil,ok ok..." Ucap Nur memeluk mengelus punggung menenangkan Agus.

"Ayo kita lakukan...?" Agus memegang lengan dan menatap Nur.

"Mee,me,me,lakukan apa..?"Ucap Nur gugup.

" Melakukannya sebelum Dion..?" Menatap Nur dengan antusias.

"Apa yang kamu bicarakan...?" merasa bingung dan takut, tanda bahaya.

Agus mendekat,semakin dekat memegang pipi Nur.

"Tunggu...!! teriak Nur dengan cepat,menghentikan gairah Agus. "A,a,aku. Sedang datang bulan."

Joni dan Andre terus memikirkan cara untuk membebaskan Nur dari Agus.

"Agus dan Nur sudah menikah bagaimana kalau Agus melakukan sesuatu.Melukainya. Atau bagaimana kalau dia menyentuhnya..."

Joni mulai panik karna bagaimanapun Nur dan Agus suami istri,Joni gelisah sendiri,membayangkan malam pertama Agus dan Nur.

" Pak kau hawatir atau cemburu..?" Andre menggaruk kepalanya.

"Cemburu itu bagian dari hawatir.Kamu goblok banget sih...!Bentak Joni geram.

Joni mengingat alat pelacak. "Bagaimana dengan alat pelacak yang aku taruh di saku Agus waktu itu...?Apa kau menemukannya..."

"Kami memang menemukannya pak, tapi titiknya berakhir di tong sampah..."Ucap Andre menjelaskan.

"Ndre...Jangan mondar mandir di depan ku seperti bebek yang mau bertelur..Kamu bikin konsen ku hilang."

Joni jengkel melihat andre terus saja mondar mandir di depannya.

"Maaf pak..."Ucap Andre mengangguk.

"Begini saja,kamu datang ke titik akhir penemuan pelacak,terus kamu cari cctv di sekitar situ. Agar tau ke arah mana Agus pergi.

" Baik pak... Saya akan kesana sekarang juga.."Ucap Andre bergegas menuju titik penemuan.