Dia Datang Kembali

Alya mencari keseluruh ruangan dikantor yang ia masuki hari ini. Ia menggeledah semua ruang kerjanya namun tidak menemukannya. Alya sudah merasa lelah, tubuhnya mengeluarkan keringat.

"Dimana sebenarnya kaling itu berada? Kenapa sulit sekali menemukannya?," gumam Alya.

Alya kemudian teringat bahwa hari ini ia melakukan pertemuan dikantor milik Rangga.

"Apa mungkin jatuhnya disana? tapi kalau benar jatuhnya dikantor bang Rangga, aku tidak mungkin juga mencari kalung itu kesana. Aku tidak ingin bang Rangga berpikir yang tidak-tidak kepadaku hanya karena aku menyimpan kalung itu," gumam Rangga.

Alya benar-benar pusing. Dia tidak tahu harus apa?.

Sebenarnya aku juga bingung dengan diriku sendiri. Kenapa aku sangat menyukai kalung itu? padahal orang yang memberikannya padaku adalah salah satu orang yang ku benci. Bahkan, meski dia tidak mengambil kesucianku, aku sudah berencana untuk menjauh darinya. Semua itu ku lakukan karena aku tidak tahan dengan dia yang selalu menggangguku. Tapi, aku benar-benar bingung kenapa aku tetap saja menyimpan kalung pemberian bang Rangga?. Batin Alya yang merasa bingung dengan perasaannya.

Tidak mau memusingkan hal itu berlama-lama, Alya memilih pulang karena jam kerja kantor akan berakhir. Alya pulang bersama kakaknya.

Dirumah, seperti biasa bu Riska menyambut kedua anaknya itu dengan penuh hangat. Pak Danu juga sudah pulang terlebih dahulu. Mereka duduk santai diruang keluarga.

"Bagaimana Al? Apakah semua urusan pekerjaan kalian hari ini berjalan dengan lancar?," tanya pak Danu.

"Iya pah, semuanya berjalan dengan lancar. Perusahaan itu setuju bekerja sama dengan kita. Kami sudah menanda tangani nota kesepahaman," kata Alya.

"Benarkah? wah, papah senang sekali mendengarnya. Kalian berdua sungguh hebat. Papah merasa bangga kalian," kata pak Danu.

"Mamah juga," kata bu Riska.

"Sebenarnya Alya yang paling berjasa pah," kata Arief.

"Maksudnya Ar?," tanya pak Danu.

"Karena dia mempresentasikan proposal proyek kita dengan sangat baik pah," kata Arief.

"Tidak salah kita memilih Alya untuk bertanggung jawab atas proyek ini," kata pak Danu.

"Ternyata pimpinan perusahaan itu masih muda sekali pah. Dia sepertinya anak dari pemilik perusahaan dan masih seumuran Alya sepertinya. Satu lagi pah, sepertinya dia tertarik dengan Alya," kata Arief.

"Abang apa-apaan sih," kata Alya.

"Tertarik dengan Alya? Maksud kamu apa Ar?,'" tanya pak Danu penasaran.

"Tidak apa-apa pah. Aku bercanda," kata Arief yang tidak melanjutkan maksudnya setelah melihat Alya dengan wajah manyun.

"Oh iya, mamah berencana mengajak kalian semua untuk makan malam diluar malam ini. Bagaimana? Soalnya mamah sudah lama tidak makan makanan kesukaan mamah," kata bu Riska.

"Boleh juga mah," kata Arief.

"Bagaimana pah, Al?," tanya bu Riska.

"Kalau papah sih setuju saja," kata pak Danu.

"Alya juga setuju mah," kata Alya.

"Baiklah, kalau begitu sebaiknya kita bersiap-siap," kata bu Riska.

Mereka kembali ke kamar masing-masing.

Dirumahnya, Rangga memakai pakaian rapi. Dia sedang bersiap untuk menjemput kekasihnya Tania untuk dinner.

"Kamu kemana Rangga?," tanya bu Resti.

"Aku mau keluar bentar mah," kata Rangga.

"Sebelum pergi, sebaiknya kamu makan terlebih dahulu," kata bu Resti.

"Aku sudah terburu-buru mah. Ada janji soalnya," kata Rangga.

"Janji dengan siapa? dengan pacar kamu ya?," kata bu Resti.

"Tidak mah, aku ada janij dengan teman," kata Rangga.

"Baik, kalau begitu hati-hati dijalan," kata bu Resti.

"Iya mah,".

"Sayang, aku sudah berangkat," tulis Rangga menulis pesan kepada Tania.

"Iya sayang, aku tunggu," kata Tania.

Alya bersama keluarganya juga sudah berangkat dari rumah menuju restauran tempat mereka hendak makan malam.

Rangga telah sampai diapartemen Tania. Ia meminta Tania segera masuk ke mobil.

Kini mereka semua sudah sampai direstoran tujuan mereka. Tidak disangka, ternyata restauran tujuan mereka sama.

Alya dan keluarganya mulai memesan makanan. Sembari menunggu makanan datang, Alya menyempatkan diri untuk mengambil foto untuk diunggah akun instagram pribadinya.

Begitu pun dengan Tania dan Rangga, sembari menunggu makanan yang dipesan datang, mereka sesekali memainkan ponsel dan mengobrol santai.

Rangga membuka akun instagramnya dan melihat pembaharuan diberanda. Unggahan Alya menjadi yang teratas untuk dilihat diberanda.

Rangga memandang wajah Alya dengan sembunyi-sembunyi sebab ada Tania disampingnya.

Sepertinya aku tidak asing dengan latar belakang foto ini. Batin Rangga.

Ia memperhatikan lagi foto Alya dengan seksama. Ia lalu menyadari bahwa foto itu diambil direstoran tempat mereka makan.

Rangga melihat kesekelilingnya dan ia menemukan Alya yang sedang duduk bersama keluarganya.

Ternyata benar, Alya ada disini. Batin Rangga.

"Kamu lihat apa sih sayang? Kok dari tadi celingak-celinguk terus senyum-senyum sendiri," kata Tania.

"Tidak, tidak kok sayang," kata Rangga.

Rangga berusaha meyakinkan Tania bahwa ia tidak melihat siapa-siapa. Ia bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Cantik sekali kamu malam ini Al. Batin Rangga mencuri pandang kearah Alya.

Makanan pun tiba, mereka menyantap makanan sesuai pesanan masing-masing.

Alya kembali sakit perut sama seperti saat makan siang bersama dengan Rangga saat pertemuan tadi.

"Pah, aku tiba-tiba sakit perut. Sepertinya aku makan makanan pedas terlalu banyak. Aku ke kamar mandi dulu ya," kata Alya.

"Iya Al," kata pak Danu.

Alya bergegas menuju kamar mandi. Rangga yang sedari tadi memperhatikan Alya diam-diam pun mengikuti langkah gadis itu.

"Sayang, aku ke kamar mandi sebentar ya, aku kebelet buang air kecil nih," kata Rangga.

"Iya sayang, pergilah!," kata Tania.

Rupanya kamu ingin pergi ke toilet Al. Batin Rangga yang mengikuti langkah Alya dari belakang.

Rangga berdiri menunggu Alya keluar dari toilet. Dia cukup lama menunggu Alya. Sampai akhirnya Alya keluar dari toilet.

"Hai Al," kata Rangga tersenyum.

Mata Alya terbelalak setelah melihat sosok yang berdiri didepannya.

"Bang Rangga? Abang sedang apa disini? Apa abang sedang mengikutiku?," kata Alya.

"Apa? Untuk apa aku mengikutimu? kedepannya kita akan sering bertemu lalu buat apa aku membuang waktu untuk mengikutimu?," kata Rangga menjawab tuduhan Alya tersebut.

"Lalu untuk apa abang disini?," tanya Alya.

"Apa kamu tidak tahu kamu sedang berada dimana? kita sedang berada direstoran. Aku sedang makan malam disini," kata Rangga.

"Benarkah?," tanya Alya.

"Jangan merasa percaya diri Al! kita hanya kebetulan makan disini. Aku sebenarnya sudah mengetahui keberadaanmu disini dari tadi dan memang iya aku akui aku mengikutimu ke toilet, tapi aku tidak membuntuti menuju restoran ini," kata Rangga.

"Apa tujuan abang mengikutiku?," tanya Alya ketus.

"Untuk bisa melihat wajah cantikmu dan mendapatkan rasa maaf yang tulus darimu Al," kata Rangga menatap Alya dengan senyuman.

Alya masih terdiam dan tidak memberi jawaban kepada Rangga.