Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Mila pulang ke rumah sekitar pukul setengah satu dini hari, ia ikut pulang bersama teman kerjanya karena jalur mereka satu arah.
Rumah sudah terlihat sangat sepi, ia pastikan Dewa sudah tidur, ia perlahan masuk saat pintu baru saja ia tutup terdengar suara bariton dari dalam.
" Kemana dulu kamu ? " tanya Dewa.
" Tadi sepulang kerja , mampir dulu beli makan " jawab Mila.
" Sama siapa ? " tanya Dewa lagi.
" Temen "
" Perempuan atau laki-laki ? "
" Sepertinya saya tidak berkewajiban untuk memberitahu urusan pribadi saya " ucap Mila.
" Seperti nya saya perlu tahu, karena saya suami kamu " balas Dewa.
" Suami bohongan kan ? " susul Mila.
" Temen nya perempuan atau laki-laki ? " ucap Dewa kembali bertanya.
" Kalau saya tidak boleh bertemu dengan wanita lain, kamu juga tidak boleh bertemu dengan laki-laki lain " susul Dewa sambil menyeruput kopi hitam andalannya.
Mila hanya mendelik. Lalu ia berjalan menuju kamar nya. Dewa tersenyum kecil melihat Mila hingga akhirnya ia masuk kedalam kamar.
***
Keesokan harinya..
" Oke Ma.. "
" Iya nanti Dewa dan Mila kesana "
" Bye "
Klik
Sambungan telepon di tutup.
Dewa keluar kamarnya berjalan menuruni anak tangga. Sesampainya dilantai bawah ia melihat Mila pun keluar dari dalam kamarnya untuk pergi ke kampus.
" Mil.. " panggil Dewa menghampiri Mila.
Mila menoleh lalu menghentikan langkah nya.
" Mama minta kita menginap di rumah Mama " susul Dewa.
" Kapan ? " balas Mila.
" Hari ini, kamu ada kegiatan apa di kampus ? " tanya Dewa.
" Gak ada perkuliahan, hanya mengumpulkan jurnal " jawab Mila.
" Oke "
Mila lalu pamit untuk pergi ke kampus.
" Tunggu " ucap Dewa.
" Kenapa ? " Mila menghentikan langkahnya.
" Saya antar " balas Dewa.
Mila hanya menuruti saja, Mila diantarkan Dewa ke kampus seperti biasa hanya sampai halte depan kampus, hari ini tidak ada kegiatan Dewa di kampus sehingga setelah mengantarkan Mila ia kembali untuk mampir ke kedai kopinya.
Mila berjalan menuju kampus, saat ia berjalan sepasang mata memperhatikan nya.
" Milaaaaa.. " panggil David yang hari itu ia ada bimbingan ke kampus.
Mila menoleh ke arah sumber suara.
" Mil.. Mil .. Tunggu " ucap David.
" Ada apa ? "
" Mmhh.. Nggak.. udah lama aja aku gak ketemu kamu " ucap David.
Mila hanya tersenyum datar.
" Aku ke kelas dulu ya " ucap Mila kembali melangkahkan kakinya
David pun sudah tidak terlalu ngotot kepada Mila, ia pun sadar sekarang ia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Mila, apalagi sekarang yang ia tahu Mila calon istri Pak Dewa, Direktur di kampusnya, ia pun tidak ingin mencari perkara hanya karena ia masih terus mengganggu Mila. Bisa-bisa kelulusan nya akan ditangguhkan jika ia berbuat nekat.
Mila sudah berada di kelas, Ara sudah menunggunya, mereka berdua seperti biasa mulai membahas jurnal yang sudah dibuat oleh masing-masing sebelum di kumpulkan.
***
" Udah siap ? " tanya Dewa.
" Hmm... " Mila mengangguk.
Mereka berdua akan menuju rumah kedua orangtua Dewa, Bu Desi menghubungi putranya tadi pagi, jika ia menginginkan Dewa dan juga Mila untuk menginap.
" Kamu udah makan ? " tanya Dewa di sela-sela perjalanan mereka.
" Udah tadi di kantin " jawab Mila.
Dewa mengangguk.
Dewa kembali fokus pada kemudinya, begitupun Mila ia kembali memandang ke arah luar melalui jendela mobil.
Mila lalu melihat toko kue yang dulu biasa ia beli.
" Mas... stop " ucap Mila.
Dewa pun sedikit kaget akhirnya menghentikan laju mobilnya.
" Ada apa Mil ? Jangan mendadak gitu, mencelakai orang nanti " susul Dewa yang sedikit kesal.
" Saya mau beli kue dulu buat Mama "
" Ya sudah "
Akhirnya Dewa memarkirkan mobilnya, Mila turun dari dalam mobil lalu berjalan menuju toko kue. Tidak lama Mila kembali
Setelah hampir 30 menit perjalanan, mereka berdua telah sampai di kediaman orangtua Dewa.
Mila dan Dewa turun dari dalam mobil, Mbok Jum yang sedang menyiram tanaman menyambut nya.
" Waduh Mas Dewa, Mbak Mila.. Baru kesini lagi loh " ucap Mbok Jum.
" Sehat Mbok " ucap Mila.
" Alhamdulillah Mbok sih sehat, Ayo masuk, Ibu sama Bapak sudah menunggu di dalam "
Mila hanya mengangguk tersenyum.
Dewa berjalan masuk kedalam rumah, ia lalu meraih tangan Mila lalu menggenggam nya.
Mila menoleh ke arah suaminya.
" Kenapa ? " tanya Dewa.
" Ini " jawab Mila sambil melirik ke tangannya yang di genggam Dewa.
" Disini kita harus terlihat romantis " ucap Dewa.
Mila hanya menghela nafas dalam.
" Assalamualaikum"
" Assalamualaikum"
" Wa'alaikumussalam.. Dewa, Mila.. Akhirnya kalian datang juga " ucap Bu Desi menghampiri Mila dan Dewa.
Mila menyalami Ibu mertuanya, begitupun Dewa ia menyalami Mama nya.
" Papa mana ? " tanya Dewa.
" Ada, dikamar lagi istirahat " jawab Mama.
" Oya Ma, ini ada kue tadi sambil lewat Mila beli " ucap Mila.
" Waduh, ini kue kesukaan Mama lho Mil, kamu tau aja deh, makasih ya " balas Bu Desi.
" Iya Ma, sama-sama "
Mila dan Dewa lalu duduk di ruang tengah.
" Mama sudah masakin buat kalian, ayo makan dulu yuk, Mama panggil Papa dulu ya " ucap Bu Desi beranjak dari duduk nya untuk memanggil Pak Irwan.
" Ayo Mil " Dewa mengajak Mila menuju ruang makan.
Mila mengekori suaminya.
Tidak lama Pak Irwan menghampiri Mila dan Dewa, Mila pun menyalami Papa mertuanya.
Mereka berempat lalu makan siang bersama.
" Gimana Dewa Mil ? " tanya Pak Irwan membuyarkan lamunan Mila.
" Mmhh.. Gi..mana..gimana Pa maksudnya nya ? " tanya Mila.
Kedua orangtua Dewa hanya tersenyum.
" Maksud Papa itu, Dewa gimana memperlakukan kamu ? Baik gak ? " Bu Desi memperjelas.
" Mhh.. " Mila menoleh ke arah suaminya.
" Baik kok Ma Pa, Mas Dewa baik banget malah " ucap Mila sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
" Syukurlah, Mama dan Papa jadi tenang " susul Pak Irwan.
Mereka kembali fokus pada makanan masing-masing tiba-tiba terdengar dering telepon dari ponsel Dewa.
" Sebentar ya Dewa angkat dulu takut penting "
" Hmm "
Dewa lalu menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
" Halo.. "
" Apa ? "
" Oke saya segera kesana "
Klik
Sambungan telepon di tutup.
" Ada apa Dew ? " tanya Bu Desi.
" Dewa harus segera ke kedai kopi yang berada di daerah Simpang Lima " jawab Dewa.
Mila pun menghentikan makannya.
" Ada apa ? " tanya Pak Irwan.
" Ada masalah disana, Dewa kesana dulu ya " jawab Dewa.
Ia tidak melanjutkan makannya, Dewa bergegas berjalan menuju pintu utama rumah.
" Dewaa... Sini dulu.. Jangan maen pergi-pergi aja dong " ucap Bu Desi
" Dewa ini penting banget Ma "
" Hmm.. " Bu Desi melirikan matanya ke arah Mila.
Mila yang masih tidak mengerti hanya dapat diam di tempat duduknya.
Tiba-tiba Dewa menghampiri Mila.
Cup
Satu kecupan mendarat di kening Mila.
Blash
Jantung Mila serasa terhenti sesaat.
" Aku pergi dulu " ucap Dewa, ia setengah berlari menuju pintu utama rumah.
Mila masih terdiam terpaku di tempatnya.
Apa-apaan sih Mas Dewa.. Kenapa harus pake cium kening segala... Ck..... Romantis sih romantis tapi gak pake acara gini juga
" Mil.. "
" Mila.. "
Bu Desi memanggil nya.
" I.. Iya Ma..."
" Lanjutkan lagi makannya, kok malah bengong "
" O... Ii... Iya Ma "
Dengan kikuk dan perasaan campur aduk Mila kembali menyuapkan nasi ke mulutnya, ia melanjutkan makannya walaupun sebetulnya sudah tidak ada selera.
🌼🌼🌼
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA
lanjut thor ttp semangat 💪💪💪❤❤❤