Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikan Bakar
Aswin melepaskan pelukan nya. Aswin tersenyum tipis melihat Amel yang menolak di peluk dan mengatakan bukan muhrim.
"Baiklah, saya tidak akan menyentuh kamu sebelum kita menikah. Tapi kamu tidak boleh jauh dari saya kalau kita pergi pergi. Setuju!" Amel mengangguk.
"Ya sudah saya ke kamar dulu ya. Kamu istirahatlah selagi Khairan tidur."
"Iya Pak."
Aswin lalu keluar dari kamar Khairan. Aswin masuk ke kamarnya lalu ganti baju.
Selesai ganti baju, Aswin tiduran di kasur. Aswin merasa senang karena Amel sudah mau dengannya.
"Sekarang aku harus cari cara untuk me dapatkan restu dari Mamah dan Papah. Semoga mereka berdua setuju dengan Amel," kata Aswin dalam hatinya.
Sedang Amel duduk di sofa sambil melamun. Amel saat ini sedang merasa antara senang dan takut. Senangnya karena Aswin benar benar serius ingin menikahinya. Takutnya orang tua Aswin tidak merestui dan nantinya dirinya di pecat dari pekerjaan.
"Ya Tuhan, aku serahkan semua nya pada mu. apa pun hasilnya aku akan menerima."
Sore hari Oma dan Opa baru pulang. Oma lalu menyuruh mba memanggil Aswin di kamarnya.
Mba langsung pergi ke kamar Aswin. Aswin yang sedang tidur terbangun.
"Iya Mba, nanti saya turun."
"Iya Den."
Mba turun ke bawah lagi. Aswin ke kamar mandi untuk cuci muka biar segar.
Aswin turun ke bawah dan mendekat ke Oma.
"Ada apa Mah?" sambil duduk di sofa.
"Mamah sama Papah mau pulang ke Arab dulu. Tante Zaenab sedang di rawat di rumah sakit."
"Mau berapa hari Mah?"
"Cuman seminggu kok."
"Kapan berangkat?"
"Besok pagi. ingat ya, kamu ngga boleh pulang malam. Kasihan Khairan kalau kamu pulang malam."
"Iya Mah."
"Ya sudah Mamah mau merapikan baju dulu."
Mamah pergi ke kamar. Sedang Aswin tiduran di sofa. Amel dan Khairan turun ke bawah sambil bergandengan tangan. Amel melihat Aswin yang tiduran di sofa.
"Papah...." Khairan langsung naik ke badan Aswin.
"Aww.. Sakit sayang."
Aswin lalu bangun dan memangku Khairan.
"Sudah mandi belum?"
"Sudah."
Amel pergi ke dapur untuk buatkan susu untuk Khairan. Setelah susu jadi, Amel membawanya ke Khairan.
"Sayang, ini minum dulu susunya."
Khairan turun dari pangkuan Aswin. Lalu mengambil gelas dari tangan Amel.
"Sayang, Saya buatkan kopi ya," Aswin meminta Amel buatkan kopi. tapi memanggil sayang, membuat Amel langsung melotot.
Khairan yang sedang asik minum susu tidak dengar Papahnya panggil Amel sayang.
"Pak, takut ada yang dengar! Jangan bicara seperti itu."
"Baiklah saya tidak akan lakukan lagi. Tapi kalau kita sedang berdua ngga papa kan?" Amel tidak menjawab tapi langsung pergi ke dapur untuk buat kopi.
Khairan dan Aswin lanjut main. Amel datang sambil bawa kopi dan memberikannya pada Aswin. Karena Khairan sedang main sama Aswin, Amel balik ke dapur untuk membantu mba masak untuk makan malam. Amel juga bilang ke Khairan mau bantu mba masak, biar ngga mencarinya.
Amel membuat ikan bakar sambil buat sambal matah.
Aswin bilang ke Khairan kalau Oma dan Opa mau pergi ke Arab. Khairan tadinya bilang mau ikut, tapi Aswin langsung bilang kalau Khairan harus sekolah jadi ngga boleh ikut.
Oma dan Opa keluar dari kamar. Khairan langsung bertanya apa benar Oma dan Opanya mau pergi.
"Iya sayang, Oma sama Opa mau jenguk Oma Zaenab yang sedang sakit. Oma sama Opa ngga lama kok. Khairan di rumah sama Papah dan Mba ya."
Khairan terlihat ngambek. Tapi aopa langsung bilang nanti di belikan mainan yang bagus. Khairan langsung senang.
Setelah Khairan tidak ngambek lagi, Oma pergi ke dapur untuk melihat masakan untuk makan malam sudah siap apa belum.
"Mba Amel kok di sini?"
"Iya Bu. Khairan sedang main sama Papah nya, jadi saya bantu mba masak."
"Oh gitu. Oh iya besok saya dan Opa mau ke Arab selama seminggu. Saya titip rumah ya Mba."
"Iya Bu," jawab Mba.
"Mba Amel saya titip Khairan ya. Tolong jaga cucu saya dengan baik."
"Iya Bu, saya akan jaga Khairan dengan baik."
"Saya percaya sama kalian semua."
Setelah berbicara, Oma membantu mba membawa masakan ke meja makan.
Oma melihat ada ikan bakar dan sambel matah langsung bertanya buatan siap. Mba langsung bilang kalau itu buatan Amel.
Semuanya makan malam bersama. Amel ikut duduk di kursi meja makan tapi bukan ikut makan, melainkan menyuapi Khairan makan.
"Ikan bakarnya enak ini Mah," kata Papah setelah mencicipi ikan bakar buatan Amel.
"Iya. Itu buatan mba Amel. Dan sambal matah nya juga," Aswin melihat ke Amel. Setelah itu Aswin langsung mengambil ikan bakar dan sambal matah nya.
Aswin memakainya langsung dan benar rasanya sungguh enak.
"Benar Pah, ikan bakarnya enak. Kayanya enak ya Pah kalau punya istri yang bisa masak enak gini. Bisa bisa Aswin langsung gemuk kalau punya istri kaya Mba Amel," Aswin rupanya sengaja memuji Amel. Amel hanya bisa diam karena tau Aswin sedang mencoba mencari simpatik orang tuanya.
"Iya, pasti enak kalau punya istri pintar masak. Kita bisa makan makanan enak setiap hari. Makanya kamu nanti cari istri yang pintar masak."
"Buat apa cari sih Pah. Yang sudah di depan mata aja ada."
Oma langsung menatap Aswin saat dengar perkataan Aswin.
"Apa maksud perkataan kamu. Depan mata siapa? Maksud kamu Mba Amel!?"
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
"
😂😂😂😂😂
mentang dah ada sarungnya