Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Makan Siang
Siang ini Frank datang menjemput Gilda ke rumahnya. Kedua orang tua Frank meminta Gilda untuk makan siang di rumah mereka. Dan hari ini merupakan weekend dan Gilda tentu saja libur sehingga ia menyetujuinya.
Tok.. tok.. tok...
"Gilda apa kamu sudah siap? Frank ada di bawah. Ia baru saja datang," ucap Bella mengetuk pintu kamar Gilda.
"Yes mom... lima menit lagi aku akan turun ke bawah," jawab Gilda.
"Baiklah, jangan terlalu lama," kata Bella meninggalkan kamar putrinya.
Lima menit kemudian Gilda turun ke bawah. Frank melihat Gilda berjalan menuruni tangga. Tatapan keduanya saling bertemu. Frank menggodanya dengan mengedipkan sebelah matanya dan memberikan flying kiss pada kekasihnya. Tentu saja tindakan Frank membuatnya merona dan sedikit kesal. Bisa-bisanya Frank bertingkah seperti itu sementara kedua orang tuanya ada di sana.
"Ayo.. aku sudah siap," ucap Gilda. Frank lalu bangkit dari sofa berjalan mendekati Gilda.
"Kamu selalu terlihat cantik dengan pakaian apapun.." bisik Frank.
"Terima kasih Mr Linford. Mau bagaimana lagi, aku sudah tercipta seperti itu," bisik Gilda menyombongkan dirinya. Tunggu dulu, baginya itu bukan kesombongan. Dia memang cantik. Kedua orang tua Gilda hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak muda di depan mereka.
"Ah ya.. kami pergi dulu paman, bibi," ucap Frank pamit pada Bella dan Bart.
"Mom.. dad.. kami pergi dulu," kata Gilda.
Bella mengangguk, " sampaikan salam kami pada kedua orang tua mu nak," ujar Bella pada Frank. Pria itu lalu mengangguk.
Frank membuka pintu mobilnya untuk Gilda. Wanita itu melemparkan senyuman manisnya pada Frank lalu masuk ke dalam mobil.
Di sepanjang jalan Frank tidak pernah melepaskan tangan Gilda dari genggamannya. Tangannya yang lain ia gunakan untuk memegang setir mobil. Sesekali ia mengecup punggung tangan kekasihnya.
"Sayang... kenapa kamu hanya diam saja sejak tadi," ucap Frank merasa ada yang aneh dengan kekasihnya. Gilda tidak biasanya seperti itu.
"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?" tanya Frank. Gilda menggelengkan kepalanya.
Mobil Frank memasuki pekarangan rumah yang luas dan asri. Jarak antara gerbang dan pintu utama rumah cukup jauh jika berjalan kaki. Keluarga Frank memang terkenal di US. Keturunan Linford merupakan pebisnis terkenal di negara mereka.
Keduanya lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Kedua orang tua Frank langsung menghampiri mereka. Tidak, maksudnya calon menantu mereka. Menantu pilihan mereka.
"Lihat mereka mengabaikan ku lagi.." ucap Frank mengangkat kedua bahunya saat melihat ibunya sudah membawa Gilda menjauh darinya.
"Aku rasa kami tidak salah memilih menantu di rumah ini Frank," kata Thomas menatap sekilas putranya sebelum ia pergi menyusul istri dan calon menantunya.
Frank terdiam di tempatnya. Memikirkan perkataan ayahnya. Sebenarnya ia belum bisa memastikan hatinya. Tapi sejauh ini, mereka memang memiliki kecocokan.
"Frank.. kenapa kamu hanya diam di situ. Ayo kemari, kita akan makan siang," ucap Heidi membuyarkan lamunan Frank.
"Ah.. iya mom.." jawab Frank melangkahkan kakinya ke ruang makan.
Pelayan di rumah keluarga Frank menyiapkan makan siang untuk mereka.
"Mom.. ini banyak sekali," kata Gilda menatap makanan di meja.
"Untuk menyambut kedatangan mu," balas Heidi tersenyum hangat menatap Gilda.
"Astaga.. seperti aku baru kembali dari tempat jauh saja," balas Gilda terkekeh.
"Tapi tenang saja, aku akan menghabiskannya seperti biasa," lanjut Gilda membuat yang lainnya tertawa. Gilda memang tipe orang yang kuat makan. Dan ia tidak segan-segan menunjukkannya pada orang lain meskipun itu baru pertama kali bertemu.
Lima menit berlalu, ponsel Frank berbunyi. Pria itu terlihat mengerutkan kedua alisnya saat melihat siapa yang sudah memanggilnya.
"Apa?" pekik Frank membuat mereka yang ada di meja makan terkejut.
"Aku akan segera kesana," ucap Frank terlihat khawatir. Ia kemudian mematikan ponselnya.
"Sepertinya aku harus segera pergi. Ada urusan mendadak. Kalian lanjut saja makannya," ucap Frank berdiri.
"Frank.. apa yang terjadi?" tanya Gilda.
Frank terdiam sejenak, "temanku baru saja kecelakaan dan butuh bantuan ku secepatnya," kata Frank.
"Aku ikut," ucap Gilda hendak berdiri sebelum Frank menginterupsinya.
"Tidak sayang, kamu di sini saja. Temani mom dan dad makan siang. Aku akan segera kembali," kata Frank.
"Baiklah kalau begitu. Semoga teman mu baik-baik saja. Hati-hati," kata Gilda meskipun ia sedikit kecewa. Frank kemudian pergi meninggalkan mereka.