Kevin Abraham Benecdit seorang CEO muda BENECDIT CORP terpaksa menikahi gadis asal Indonesia bernama Mira karena dendam pada kakak perempuan gadis itu yang bernama Thalia. Lantaran cinta nya ditolak oleh Thalia sehingga membuat Kevin sakit hati.
Mira Wijaya tidak pernah menyangka bahwa Kevin menikahinya hanya untuk balas dendam karena sang kakak yang telah menolak cinta Kevin.
Dengan terang-terangan Kevin selalu menyebut jijik apabila dekat dengan Mira.
Akankah Mira bertahan dengan pernikahannya dengan Kevin yang dipenuhi dendam dan derita? bahkan dia tidak bisa pergi dari Lelaki itu karena tidak mau melihat Thalia bersedih.
Mau tahu bagaimana caranya Mira membuat Kevin menjadi bucin? ikuti terus kisah Kevin dan Mira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Lindsay?
Happy Reading 😊
Mira masih terlihat kesal karena Kevin sibuk bercengkrama dengan Lindsay di telepon.
Dia meletakan sendok dan langsung berdiri. Kevin yang melihat istrinya akan pergi itu segera menarik tangannya lembut.
Mendudukan Mira dipangkuannya.
"Ada apa sayang, apa kamu sudah kenyang?" tanya Kevin yang terus meletakan Hpnya ke meja.
"Iya aku kenyang sekali" jawab Mira
Kenyang karena melihat mu teleponan melulu dengan sekretaris mu itu! Batin Mira.
"Ya udah kalau gitu, aku sebentar lagi berangkat kekantor, cium dulu donk" ucap Kevin manja.
"Kalau mau berangkat ya tinggal berangkat aja, biasanya juga gitu kan?" jawab Mira.
"Tapi mulai sekarang harus cium dulu sebelum berangkat" Ucap Kevin yang kemudian menarik tengkuk Mira dan memangut bibir istrinya itu.
Setelah itu Kevin segera pergi ke kantor dengan sedikit terburu-buru.
Cup..
Cup..
Cup..
Kevin mencium wajah Mira berkali-kali hingga membuat Mira merasa risih.
"Sudah cukup Kevin, kamu membuat wajahku basah dengan air liurmu!" Seru Mira menjauhkan wajah Kevin dari wajahnya.
"Sayang aku benar-benar gila tanpamu, ikut ke kantor ya?"
"Buat apa aku ikut ke kantormu,? apa kamu akan mempekerjakanku?" Mira antusias.
"Tidak, hanya menemaniku bekerja sayang"
"Aku tidak mau kalau seperti itu, sudah sana sebaiknya kamu berangkat"
"Iya sayangku, emuach" Kevin mencium bibir Mira sekilas.
Setelah itu dia pergi meninggalkan pintu apartemen.
Mira menutup pintu dan menghembuskan nafas pelan.
"Kalau sikapmu seperti itu sejak dulu pasti aku akan sangat bahagia, tapi entah kenapa sekarang aku masih belum bisa menerimamu Kevin" gumam Mira.
Dia berjalan ke arah dapur untuk mencuci piring kotor. Tiba-tiba terdengar suara Hp berbunyi.
Tuutt ... tuutt ....
"Eh, bukankah itu Hpnya Kevin, dasar ceroboh kenapa dia bisa meninggalkannya disini" Mira mengambil Hp Kevin yang sedari tadi berbunyi.
Dia melihat siapa yang menelepon suaminya itu.
"Lindsay?"
Mira hanya mendiamkan Hp Kevin tanpa mengangkat panggilannya sampai Hp itu berhenti berdering.
Tapi tidak lama Hp itu berbunyi lagi masih dengan nama yang sama.
"Kenapa wanita ini terus menelepon Kevin? siapa sebenarnya Lindsay itu? kalau cuma sebatas hubungan sekretaris seharusnya tidak menelepon di waktu yang bukan saat jam kerja."
Mira ingat saat masih dirumah sakit, Lindsay juga sering menelepon dimalam hari, entah apa yang dibicarakan-nya dengan Kevin, dia juga tidak terlalu menanggapi.
"Berisik sekali sih!!" seru Mira mendengar Hp itu berdering terus.
Karena kesal akhirnya dia mengangkat panggilan itu.
"Halo Kevin!!! kenapa tidak mengangkat teleponnya? kamu janji akan berangkat hari ini kan"
"Kevin sudah berangkat, Hpnya tertinggal diapartemen"
"Ini Mira kah?"
"Tentu saja, memang siapa lagi yang tinggal diapartemen Kevin"
"Oh, baiklah kalau begitu, akan kutunggu dia"
"Ehm, Lindsay seperti nya kita perlu bicara"
"Ada apa? kenapa kamu ingin bicara padaku?apa ada masalah? apa ini tentang Kevin"
"Kau itu sangat cerewet, kapan kita bisa bertemu"
"Baiklah kalau kamu memaksa, nanti kita ketemu di restoran xx sekalian makan siang, nanti hubungi nomerku lewat Hpmu, ya sudah sepertinya Kevin akan segera datang, sampai jumpa nanti"
"Tunggu, jangan sampai Kevin tahu kalau kita bertemu"
Tut ....
Mira meletakan Hp Kevin dengan asal di atas meja, dia merasa agak marah dengan sikap Lindsay yang terlihat begitu dekat dengan Kevin.
"Sebenarnya apa hubungan mereka? meskipun Kenzo dulu pernah menceritakan padaku tentang Kevin dan Lindsay tapi aku tetap ingin tahu sendiri soal Lindsay" gumam Mira.
Setelah itu dia langsung meneruskan mencuci piring nya.
Sementara dikantor ....
"Kevin, akhirnya kamu berangkat ke kantor. Aku sangat merindukanmu" ucap Lindsay yang akan memeluk Kevin.
"Jaga batasanmu Lind, mulai sekarang kita harus jaga jarak" Seru Kevin tajam.
Dia menatap Lindsay dengan tatapan dingin. Tapi Lindsay malah tertawa terbahak.
"Hahaha, kenapa Kevin, ada apa? apa karena Mira? jadi benarkan kataku bahwa kamu mencintai istrimu itu?" ucap Lindsay dengan nada mengejek.
"Ya benar, aku sangat mencintai Mira istriku, selama ini aku telah jahat padanya, aku sangay menyesal" jawab Kevin sendu.
"Aku senang kalau kamu mau mengakui perasaanmu, tapi bagaimana dengan Mira? apa dia juga mencintaimu?" tanya Lindsay.
Kevin terdiam, dia bingung dan tidak tahu dengan perasaan Mira terhadapnya. Mira tidak pernah menunjukan rasa apapun dengan Kevin.
Setiap Kevin bersama wanita lain dia selalu terlihat biasa saja. Bahkan dia tidak melarang saat Kevin mengantarkan Lindsay pulang pada waktu malam pesta itu.
Bahkan dia malah menyuruh Kenzo yang mengantarkannya pulang ke apartemen. Padahal waktu itu Kevin menunggu Mira melarangnya untuk tidak mengantar Lindsay.
Tapi Mira malah diam saja tanpa memberikan respon. Tentu saja hal itu membuat Kevin emosi dan menyuruh Mira untuk pulang bersama Samuel. Sedangkan dia mengantarkan Lindsay.
Kevin yang dulu sangat egois terlalu penakut untuk mengakui perasaanya terhadap Mira.
"Entahlah, aku belum bertanya langsung kepada nya, aku takut kalau bertanya nanti jawaban nya akan sangat melukai hatiku, saat ini aku hanya ingin menebus semua kesalahanku dan membuatnya bahagia disisiku, dengan cintaku ini aku yakin dia pasti akan dengan perlahan bisa mencintai ku" ucap Kevin sambil menatap kearah luar jendela.
"Dasar budak cinta!! apa kamu sudah making love denganya? bukankah seharusnya semalam kamu sekamar dengannya kan?" tanya Lindsay sambil duduk diatas meja kerja Kevin.
"Belum, aku sudah menyentuhnya tapi dia belum mengizinkanku untuk memasukinya"
"Hahaha, kamu ini sangat payah, belum pernah bercinta dengan istri sendiri, padahal kita sufah sering melakukannya kan?" ucap Lindsay mendekat ke arah Kevin dan menyentuh dasinya.
Kevin menegakkan tubuhnya menghindari tangan Lindsay yang semakin turun ke arah perutnya.
"Omong kosong Linds, kita hanya melakukan Making out, tidak sampai kumasukan juniorku, itu namanya bukan bercinta" jawab Kevin datar.
Lindsay menatap Kevin dengan senyuman sinis.
"Itu karena kamu mudah puas hanya dengan mulutku ini, belum apa-apa sudah keluar dan lemas. Kau memang payah!!" ejek Lindsay.
"Sudahlah, kembali ke tempat mejamu, sekarang aku akan mengadakan rapat dadakan, panggil semua ketua staf untuk rapat sekarang"
"Baiklah-baiklah. Aku akan keluar," jawab Lindsay yang kemudian pergi meninggal kan ruang kerja Kevin.
Kevin kembali duduk dikursi kebesarannya, dia tampak mencari sesuatu di dalam tas kerja dan saku bajunya.
"Astaga, aku lupa mengambil Hpku di meja dapur, padahal aku mau menelepon Mira, baru beberapa menit aku sudah merindukannya" gumam Kevin menepuk jidat.
Akhirnya karena Kevin tidak jadi menelepon istrinya dia langsung pergi keruang rapat.
****
Saat makan siang ....
Mira telah bersiap pergi kerestoran xx untuk bertemu lindsay, saat ini dia telah berada didalam taxi, entah kenapa dia sangat ingin mengenal wanita itu. Wanita yang sangat dekat dengan Kevin.
Tidak beberapa lama akhirnya dia sampai direstoran tersebut.
Mira mengedarkan pandangannya, dia melihat wanita cantik dan sexy di meja pojok dekat dengan jendela.
Mira yang sudah cukup mengenal wajah Lindsay pun tidak ragu untuk melangkah menuju meja itu.
"Hai, kamu Lindsay kan?" tanya Mira sopan.
Lindsay mendongak dari kegiatan nya yang fokus kepada Hp itu.
Dia tersenyum melihat gadis cantik bertubuh mungil dan memakai kemeja besar dengan celana jeans selutut.
"Silahkan duduk, mau pesan apa?" ucap Lindsay.
"Samakan kamu saja" jawa Mira.
"Oh baiklah, pelayan ... " Lindsay memanggil seorang pelayan lalu kemudian memesan makanan.
Hening ...
Mereka sama-sama terdiam tidak ada yang membuka suara.
"Mira, maaf tidak sempat menjengukmu waktu kamu habis kecelakaan." ucap Lindsay memecah keheningan.
"Eh, tidak apa-apa, oh ya sebenarnya apa yang terjadi dengan diriku, kenapa aku sampai kecelakaan. Ehm sebenarnya aku masih ada sedikit memory yang kulupakan" tanya Mira berpura-pura.
Dia hanya ingin tahu apa yang dikatakan Kevin sama atau tidak dengan jawaban dari Lindsay.
"Sebenarnya waktu itu Kevin banyak minum di bar, lalu aku menyuruh seseorang untuk menghubungi mu agar kamu menjemputnya, tapi Kevin tidak mau pulang ke apartemen yang kalian tinggali. Dia menyuruhku untuk mengantarkannya ke apartemen satunya."
Mira masih diam menyimak cerita Lindsay.
"Akhirnya aku mengantarkannya ke apartemen dia yang satunya, dan pada sepanjang lorong dia selalu menyebut nama mu, entah apa yang membuat dia hilang kendali, dia mendorongku ke dinding dan akan menciumku sampai pada saat kamu menjatuhkan Hp mu dan yah semuanya terjadi, maaf Mira aku juga penyebab kecelakan mu waktu itu." Cerita Lindsay membuat Mira terkejut.
"Linds apa kamu menyukai Kevin?" tanya Mira penasaran.
Lindsay melihat kearah luar jendela.
"Aku mencintai Kevin sudah sejak lama, bahkan aku sudah berkali-kali mengungkapkan perasaanku terhadapnya, tapi dia tidak pernah mencintaiku, dia hanya mencintai wanita yang bernama Thalia, ehhm ... Maaf Mira aku tidak bermaksud." Ucap Lindsay merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa Linds, aku juga sudah tahu hal itu." Jawab Mira.
"Oh ya Mira, apa kamu belum mau bercinta dengan Kevin,?" tanya Lindsay.
Mira merasa malu dengan pertanyaan wanita didepan-nya itu.
"Itu kan hal pribadi, aku tidak perlu menceritakannya"
"Kuharap kamu segera bercinta dengannya Mira. Jangan sampai Kevin mencari pelarian kepada wanita lain"
Deg ...
Mira terkejut dengan ucapan Lindsay.
Apa maksud ucapan Lindsay, Kevin akan mencari wanita lain kalau aku tidak melayaninya? tapi aku belum siap. Batin Mira.
Tidak lama setelah itu makanan pesanan mereka telah datang. Lindsay segera mengajak Mira makan siang karena dia harus kembali ke kantor saat jam makan siang habis.
Bersambung ...
💞💞💞💞
Cukup lumayan panjang part ini, karena kemarin aku gak sempat up, ini udah aku panjangin loe akak2 reader.
Jangan lupa like komen dan vote ya..
terima kasih😘😘😘😘