Dikhianati oleh seseorang yang kita sayang adalah hal yang sangat menyakitkan, sama halnya yang dirasakan oleh Rahma dan Bagas, sama2 pernah dikhianati oleh cinta. Rahma seorang janda beranak satu yang bercerai karena suami selingkuh hingga harus berjuang sendiri membesarkan anaknya, sedang Bagas seorang pemuda yang pernah gagal menikah karena calon istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Rahma dan Bagas yang sebelumnya pernah saling kenal pun tanpa sengaja bertemu kembali, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha mengingat sesuatu
"Hallo Ra? " Terdengar sahutan dari sebrang sana.
Rahma yang sedang melamun pun tersadar.
"Ada apa Ra?" Ucap Bagas dari sebrang sana dengan suara yang serak.
"Kak Bagas kenapa?" Tanya Rahma yang heran karena suara Bagas tidak seperti biasanya.
"Tidak apa apa Ra, hanya saja ibu kak Bagas lagi sakit, sekarang di rawat di rumah sakit Permata" Jawab Bagas.
" Mas Burhan" terdengar suara teriakan dari sebrang sana.
"Itu ibu kak Bagas kenapa kak?" tanya Rahma sedikit khawatir. Namun belum sempat Bagas menjawab telpon terputus.
"Ya Allah, Semoga Ibu kak Bagas tidak apa apa, Angkatlah penyakitnya ya Allah" hanya Do'a yang mampu Rahma panjatkan dalam hatinya.
"Kamu kenapa Ra? " Tanya Tiara heran ketika melihat raut wajah Rahma terlihat khawatir setelah tadi ijin menelpon keluarganya.
"Tidak apa apa Bu" Jawab Rahma
"Tapi kok kamu seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu? Ada apa?" Tanya Tiara lagi yang penasaran dengan perubahan raut wajah Rahma.
"Heummm tadi saya dapat kabar ada kerabat saya yang sakit kak dan sedang di rawat di RS permata, terus tadi saya dengar teriakan jadi saya sedikit khawatir" Jawab Rahma
"RS.permata kan tempat papah di rawat juga, apa kamu mau menengok kerabat kamu Ra? kalau mau nanti biar kita barengan aja, aku sekalian mau kesana" Ucap Tiara menawarkan diri
"Kamu ikut kan Shaka? " Tanya tiara pada Shaka
"Tidak kak, aku masih ada pekerjaan yang belum selesai, nanti aku menyusul saja" Jawab Shaka yang masih sibuk dengan berkas berkasnya.
"Baiklah, kita langsung kesana sekarang aja Ra" Ucap Tiara
"Tapi Bu, ini masih jam 15.00, masih jam kerja Bu" Ucap Rahma sembari melirik jam ditangannya.
"Tidak apa apa, kan aku CEO nya, jadi bebas dong mau pulang jam berapa aja" Ucap Tiara membuat Shaka yang mendengar menggeleng geleng kepala sambil tersenyum.
Tiara sang kakak yang begitu manja dan slalu tidak serius bekerja, karena baginya dia ada di perusahaan ini hanya sebagai pengganti sementara sampai adiknya yang hilang kembali dan mengambil alih perusahaan.
"Tapi saya hanya karyawan biasa Bu, bukan kah karyawan biasa tidak boleh pulang di jam kerja?" tanya Rahma
"Tapi kan ini aku yang minta, jadi kamu boleh pulang sekarang bersamaku, kita ke rumah sakit bareng" Jawab Tiara
"Tapi Bu" Ucap Rahma terputus.
"Tidak usah mendebat dia Ra, lebih baik kamu turuti saja kemauannya" Ucap Shaka sembari tersenyum.
"Baiklah" Ucap Rahma pasrah.
Merekapun bergegas ke rumah sakit, tak lupa mereka membeli buah buahan untuk orang yang akan mereka jenguk.
***
"Bu! Ibu kenapa?" Tanya Bagas segera memeluk Bu Minah yang terus berteriak memanggil nama Burhan
"Dok ibu saya kenapa?" Bagas beralih bertanya pada dokter di depannya setelah tak dapat jawaban dari ibunya.
"Sepertinya ibu anda berusaha mengingat sesuatu, kemungkinan ingatannya perlahan telah kembali, tapi saya harap jangan terlalu dipaksakan, karena bisa berakibat fatal" terang dokter
"Ibu! Ibu yang tenang ya, Jangan dipaksakan Bu, biarkan ingatan ibu kembali perlahan saja" Ucap Bagas berusaha menenangkan Ibunya.
Bu Minah yang tadinya memaksa untuk mengingat semuanya dan mengakibatkan kepalanya semakin terasa sakit, seketika mencoba menenangkan diri dengan menarik nafasnya dan membuangnya perlahan.
"Kita pelan pelan saja ya Bu, sekarang ibu istirahat dulu ya, jangan terlalu memaksa Bu, Bagas ngga mau sampai terjadi apa apa sama ibu" Ucap Bagas setelah melihat Bu Minah jauh lebih tenang.
Bu Minah pun akhirnya membaringkan tubuhnya dan segera memejamkan matanya.
Tok..tok..tok
Saat Bu Minah sudah terlelap, terdengar pintu diketuk, saat pintu terbuka Bagas terkejut karena yang dia lihat adalah seseorang yang sangat dicintainya.
"Rahma, kamu kesini?" Tanya Bagas
"Maaf kak, tadi setelah telpon terputus Rahma sangat khawatir sama keadaan ibu kakak, jadi Rahma kesini" Ucap Rahma sembari meletakan Bingkisan yang berisi buah buahan itu di nakas lalu duduk di samping Bagas yang tengah duduk di kursi khusus penunggu pasien.
"Terimakasih Ra, kamu sudah peduli pada ibu, jujur kakak bingung apa yang terjadi pada ibu" Ucap Bagas
"Sebenarnya Ibu kenapa kak?" Tanya Rahma penasaran.
"Ternyata selama ini Ibu hilang ingatan Ra, 18 tahun yang lalu Nek Galuh menemukan Ibu dan kakak di sungai, saat itu usia kakak baru 5 tahun" Ucap Bagas kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya dan Ibunya 18 tahun lalu.
