NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Sekretaris Suaminya

Baru saja menikah dan sudah memikirkan kemungkinan adanya pelakor yang akan merusak rumah tangganya. Itu yang dipikirkan Alin Setelah dia pulang honeymoon bersama Anjar.

Meskipun suaminya tidak mudah untuk digoda tapi aku tidak suka tak ada seorang gadis dengan terang-terangan menyukai suaminya jangan berniat untuk merebutnya.

Anjar baru saja keluar dari kamar mandi, pria itu bingung menatap istrinya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Kamu memikirkan apa sayang?"

Alin menoleh melihat suaminya lalu berkata, "Apakah besok aku sudah bisa ikut pergi ke kantor dan apakah posisi sekretaris sudah bisa aku tempati?"

Sambil mengeringkan rambut yang masih basah yaitu pun menjawab, "Ya tentu saja sudah bisa kamu tempati sayang. Aku sudah meminta Rezan menyiapkan meja kerjamu yang posisinya di depan ruanganku."

Alin tersenyum senang mendengarnya, selain mengawasi suaminya bekerja, meminimalisir adanya gadis gatal itu, dia juga merasa bosan jika terus berada di rumah.

Keesokan harinya kedua pasangan pengantin baru itu terlihat bahagia dan bersemangat. Anjar dan Alin sudah bersiap-siap dengan rapi mengenakan setelan kantor yang menunjukkan kesiapan mereka menjalani rutinitas sehari-hari dengan pekerjaan kantor.

Hari ini adalah hari pertama mereka berangkat pagi sebagai pasangan suami istri yang bekerja di gedung yang sama. Tanpa dijemput oleh Rezan, asisten pribadi Anjar, biasanya Rezan setia menjemput dan mengantar Anjar namun kini Anjar memilih untuk berangkat bersama istrinya. Keputusan ini diambil untuk menikmati kebersamaan lebih banyak dan mempererat ikatan mereka sebagai pasangan baru.

Ketika Anjar dan Alin tiba d kantor suasana langsung terasa berbeda. Para karyawan yang biasanya terbiasa melihat bosnya tiba dengan tenang kini terlihat penasaran dan saling berbisik. Kehadiran istri bosnya yang mengenakan pakaian kerja rapi menimbulkan tanda tanya di benak mereka.

"Apakah bu bos ikut bekerja disini?" tanya seorang karyawan pada temannya.

Teman disamping nya menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, belum ada kabar apapun yang aku dapatkan pagi ini."

"Ah jika begini kan jadi sungkan untuk mengagumi Pak bos. Takut sekali dijambak istrinya." ujar wanita tadi bergidik ngeri.

"Ah kamu terlalu banyak menonton film azab. Lagipun jika hanya kagum dengan bos itu wajar, yang tidak wajar itu kamu kagum lalu jatuh hati dan berniat merebutnya dari istri sah. Itu namanya pelakor." kata teman wanita itu dengan jengah.

Anjar dan Alin Tetap tenang dan tersenyum berjalan melewati meja-meja karyawan dengan percaya diri mengabaikan bisik-bisik mereka. Toh sebentar lagi berita tentang Alin yang menjadi sekretaris suaminya sendiri akan segera menyebar.

Akhirnya mereka tiba di meja kerja yang terlihat baru, terletak di depan ruangan kerja Anjar. Alin mendekati meja tersebut, mejanya cukup luas dan semuanya sudah tertata rapi. meja kerja yang luas ini memberikan ruang bagi Alin untuk bekerja dengan nyaman seolah-olah sudah dipersiapkan dengan baik untuk menyambutnya.

Di atas meja terdapat perlengkapan kerja yang lengkap, mulai dari laptop, alat tulis hingga beberapa dokumen yang sudah diatur dengan teliti. Ada juga hiasan sederhana seperti vas kecil berisi bunga segar, yang menambah kesan hangat dan menyenangkan. Alin bisa merasakan perhatian khusus yang diberikan Anjar dalam mempersiapkan ruang kerjanya. Ini mencerminkan bahwa ia kini menjadi bagian penting dari perusahaan dan mungkin akan ikut berkontribusi secara signifikan.

Dengan senyum di wajahnya, kalian mulai merasakan kenyamanan di tempat barunya. Meski berada di lingkungan yang baru posisi meja yang strategis di depan ruangan suaminya, membuatnya merasa lebih dekat baik secara fisik maupun emosional dengan Anjar. Bagi Alin meskipun dia tidak pernah bekerja sebagai sekretaris, pengalaman kerja sebelumnya yang kadang sebagai agen mata-mata telah menciptakan diri Alin bisa bekerja apapun. Apalagi dirinya tipe orang yang cepat dalam belajar dan cepat memahami kondisi sekitar, pekerjaan sekretaris tentu tidak terlalu sulit.

Di sisi lain Anjar baru saja tiba di kantor, ia langsung memperhatikan perubahan suasana di sekitar dan dengan langkah tenang menuju ke ruangan Anjar. Begitu melihat bosnya bersama sang istri di kantor, Rezan dengan cepat menyesuaikan diri.

Dengan senyum ramah yang biasa ia tunjukkan, Rezan menyapa Anjar dan Alin dengan hormat. "Selamat pagi, Tuan Anjar dan Nyonya Alin." katanya dengan nada hangat sembari sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.

Anjar membalas apaan Rezan dengan anggukan ramah sementara Alin tersenyum lembut merasa nyaman dengan sikap sopan Rezan, ada rasa saling menghargai yang jelas terlihat di antara mereka. Rezan yang selalu sigap dalam tugasnya dengan cepat menyadari bahwa hari ini berbeda. Kehadiran Alin di kantor menunjukkan bahwa ada peran baru yang akan dimainkan oleh istri bosnya.

Meskipun situasi ini mungkin baru baginya, Rezan tetap tenang dan siap membantu sesuai dengan kebutuhan, menjaga profesionalisme dan dukungannya terhadap bosnya dalam situasi apapun.

Ketika Anjar mengucapkan perintah tegas itu kepada Rezan, suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi serius. "Rezan, bantu istriku dalam keadaan apapun. Awas saja jika terjadi sesuatu dengannya kamu aku pecat!" ucap Anjar dengan nada yang tegas dan penuh otoritas. Perintah itu seperti sebuah janji perlindungan yang mutlak menunjukkan betapa berharganya Alin bagi si bos.

Rezan yang biasanya selalu siap menerima perintah tanpa ragu kali ini menatap bosnya dengan sedikit terkejut. Ia berpikir, "yang ada justru istrimu lah bos yang menjaga diriku, dia kan bukan wanita sembarangan."

Namun demi menjaga profesionalitas, Rezan mengangguk pelan. Menyembunyikan kekaguman terhadap istri bosnya yang memiliki segudang prestasi membangongkan. "Baiklah Pak Bos saya pastikan Ibu Alin selalu aman."

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!