NovelToon NovelToon
Transmigrasi Boy

Transmigrasi Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: OrdinaryGirl_31

Revan Sernando. Salah satu anak beruntung yang memiliki keluarga harmonis. Namun sayang dia juga adalah salah satu orang yang tidak pernah merasakan sebuah pertemanan.

Hidupnya selama ini terasa begitu monoton.Hingga suatu ketika Revan mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga seorang pemuda dingin yang kehidupannya berbanding terbalik dengannya. Reval Gishara.

"Nama depannya mirip sama nama gue, TAPI KENAPA NAMA BELAKANGNYA KAYAK NAMA CEWEK!!?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrdinaryGirl_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyaman

Suasana rumah Reval jadi berbeda sekarang. Apalagi Faro dan Adel yang belum pulang membuat ketiga bersaudara itu hanya saling diam. Hingga akhirnya mereka berpisah untuk melakukan kegiatan masing-masing setelah sarapan tadi.

Sekarang motor yang dikendarai Reval sudah sampai di sekolah. Pemuda itu lalu bergegas menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas, ketiga temannya langsung mengerubunginya.

"Val kemaren lo kemana gila, masa lo bolos nggak ngajak kita sih Val, lo cuma bolos berdua aja sama Jordan" ucap Rey yang mengambil tempat di samping Reval sedangkan Ryan dan Marvel masing-masing berada di depan Reval dan Rey.

"Btw muka lo kenapa kayak nggak semangat gitu Val?" tanya Marvel saat menyadari ada yang berbeda dengan temannya itu.

"Gapapa" jawab Reval singkat.

"Kayak cewek aja lo Val jawab gitu" celetuk Ryan.

Ketiga pemuda itu terus saja merecoki Reval. Namun Reval hanya menanggapi mereka dengan jawaban singkat dan padat.

"Nanti gue mau kasih tau sesuatu sama kalian" ucap Reval.

"Apaan?" tanya Rey.

"Adalah" balas Reval singkat.

Rey menatap Ryan dan Marvel seolah bertanya pada dua temannya yang lain. Tapi mereka berdua hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu.

"Sama Jordan juga Val?" tanya Marvel yang hanya dibalas deheman oleh Reval.

"Btw, tu orang kemana dah? Gak liat gue dari tadi" ucap Rey. Pemuda itu sebenarnya juga baru datang, dan ia tidak melihat Jordan sama sekali sejak ia tiba di sekolah.

"Sama Reva, soalnya Reva tadi wajahnya kayak gak enak gitu" jawab Marvel. Kebetulan pemuda itu tadi melihat Jordan dan Reva.

Rey dan Ryan diam, tidak menanggapi jawaban Marvel. Namun kini mereka bertiga saling tatap seolah berbicara lewat tatapan mata. Seraya melirik Reval.

"Lo kenapa Val? Ada masalah di rumah?" tanya Rey membuat Reval yang tadinya menunduk mendongakkan kepalanya menatap pemuda itu.

"Gapapa" jawab Reval sama seperti tadi membuat Rey hanya bisa menghela nafas.

"Lo kalo ada masalah bilang aja Val, kita siap kok kalo lo kasih masalah lo, kekurangan masalah nih gue kayaknya" ucap Rey setengah bercanda.

"Bego" gumam Marvel pelan.

"Halah, sok-sokan lo, terus yang tiap gue ke rumah lo, gue denger bokap lo teriak-teriak itu apa? Bukan masalah itu namanya? Iya?" ucap Ryan seraya menoyor kepala Rey.

"Hehe, biasa aja dong Yan, kasar mulu lo sama gue yang tamvan ini" ucap Rey seraya cengengesan tidak jelas.

Reval yang melihat interaksi ketiga temannya itu tersenyum tipis. Entah kenapa ia semakin nyaman berada di tubuh ini. Reval sangat beruntung bisa mempunyai teman seperti mereka. Ia jadi berpikir, apakah ia merebut teman-teman Reval?

...****************...

Saat ini sudah saatnya jam istirahat. Dan kebanyakan siswa mungkin memilih untuk pergi ke kantin. Namun tidak dengan Reval. Ia memilih untuk duduk di kursi taman yang berada di samping gedung kelasnya.

Reval memajamkan matanya dengan tangan yang bersidekap di depan. Pikirannya memikirkan tentang fakta-fakta yang sudah ia dengar. Di satu sisi ia merasa semua kebenaran akhirnya terungkap, namun ia juga belum merasa terbiasa dengan ini semua.

Sedangkan di sisi lain, entah kenapa ia merasa masih ada hal yang tersembunyi yang belum terungkap. Tapi apa, pikirnya.

Reval mengingat-ingat tentang apa saja masalah yang ia tulis di kertas waktu itu.

Tentang Wira dan Della, ia sudah tau apa hubungan keduanya. Dan bahkan tentang dirinya yang dulu.

Lalu tentang Gexion, ia juga sudah tahu fakta yang sebenarnya sepele menurutnya itu.

Lalu tentang kebenaran siapa dirinya sebenarnya, ada Jordan dan Leon yang tahu. Tapi ia juga berniat untuk mengatakannya pada ketiga teman Reval yang lain.

Reval membuka matanya saat sadar apa yang masih ia perlu cari tau. Yaitu tentang kenapa Dion menitipkan Leon ke rumah neneknya? Kenapa mereka tidak tinggal bersama saja?

"Lo disini?"

Sebuah suara membuat Reval menoleh pada sumber suara. Di samping kursi tempatnya duduk ada Via yang berdiri di sana seraya membawa sebuah buku yang sepertinya adalah novel.

"Lo ngapain ke sini?" tanya balik Reval seraya sedikit bergeser agar Via bisa duduk juga.

"Gue emang kadang suka baca novel disini" jawab Via seraya menunjukkan novel yang ia bawa. Dan Reval hanya ber oh seraya mengangguk kecil menanggapinya.

"Btw, lo ada masalah ya sama Reva?" tanya Via.

"Sorry bukan maksud gue ikut campur, tapi lo sama Reva kayak keliatan nggak semangat gitu" Lanjut Via saat ia merasa pertanyaannya tadi mungkin bisa menyinggung perasaan Reval.

"Gapapa, cuma kadang manusia juga butuh waktu untuk menerima sebuah kebenaran yang membuat mereka kecewa" jawab Reval. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa ia bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. Ia spontan mengucapkannya.

"Iya sih, tapi bukannya kebenaran tetaplah kebenaran. Bahkan kalo kita tau pun kebenaran nggak akan berubah, karna itu udah terjadi dan nggak akan bisa diubah" balas Via.

Reval diam sebentar. Apa yang Via ucapkan benar. Kebenaran tentang Wira yang merusak rumah tangga Dion sudah terjadi bahkan sebelum ia lahir. Semua itu sudah takdir dan bagaimanapun ia juga tidak akan bisa mengubahnya.

"Thanks" gumamnya pelan namun sepertinya Via masih bisa mendengarnya.

"Gue boleh nyandar di bahu lo nggak?" tanya Reval. Entah karena Reval ingin bersandar atau karena sekalian modus, tak ada yang tau. Hanya Reval dan tuhan yang tau.

"Eh, hah?" Via tidak salah dengar kan? Tapi kenapa begini?

"Bo-boleh" lanjutnya yang entah kenapa jadi gagap tiba-tiba.

Mendengar persetujuan dari Via, Reval mulai menyandarkan kepalanya ke bahu Via. Pemuda itu memejamkan matanya. Meskipun agak pendek sedikit tapi itu nyaman. Sangat nyaman.

1
زيتون مامة
aku juga pening. atau dlm 1 badan ada 2 jiwa
زيتون مامة
heran, budak2 itu tidak ditangkap
زيتون مامة
modus.
زيتون مامة
habis lah, sudah lupa penyelidikan bila sudah mula suka cewek
زيتون مامة
kenapa tidak ditangkap polisi ya, orang yang menculik reval. kalau lari pun boleh dicari
زيتون مامة
selidiki.. apa salahnya cerita kepada yang percaya
زيتون مامة
kenapa sulit mau selidik.. trskan saja. boleh bilang kawan kan
زيتون مامة
teruskan. ceritanya bagus.
OrdinaryGirl: iyaa makasihh
total 1 replies
Tini Timmy
modus apa bukan nih/Chuckle/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak/Smile/ iklan untuk mu
OrdinaryGirl: Iyaaa, makasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak
ceritanya bagus 😊
OrdinaryGirl: Iyaa makasihh
total 1 replies
Vikale5
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
OrdinaryGirl: siaapp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!