NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak terduga

Dipta pura-pura menelepon, dia lantas berlalu dengan alasan ada telepon penting.

Meta membiarkan tingkah keduanya. Toh dia tak ingin mempertahankan hubungan mereka, jadi buat apa mencari tahu apa yang keduanya lakukan di belakang sana.

"Meta, mamah ke sana dulu ya, itu kayaknya teman mamah," ujar Lauren sembari menunjuk seorang wanita yang terlihat seumuran dengan mertuanya.

Meta hanya mengangguk membiarkan sang mertua pergi.

Keadaan mendadak terasa canggung. Vera yang melihat kesempatan itu segera membuka suara.

"Met," panggilnya pelan.

Meta lantas mendongak dan menatap sang sahabat yang kini ia anggap sebagai mantan sahabatnya.

Ya sudah sesakit itu hati Meta karena sikap Vera, jadi dia memutuskan untuk tak menganggap gadis itu spesial lagi.

"Aku minta maaf, sungguh bukan aku bermaksud menutupi hubungan mereka. Aku—"

"Karena inikah kamu mengejekku manja? Kita lebih dulu dekat sebelum kamu mengenal Jelita, aku hanya tak menyangka," sela Meta yang tak menutupi kekesalannya.

James hanya mendengarkan keduanya yang tengah berbincang. Lelaki bule itu sama sekali tak mengerti dengan apa yang tengah mereka bicarakan.

"Maaf Met, sungguh aku selalu merasa bersalah sama kamu, kamu ngga tahu gimana rasanya jadi aku yang serba salah," keluh Vera.

"Aku lagi yang salah?" sinis Meta.

"Bukan begitu Met, maaf. Aku enggak tahu lagi bagaimana cara membela diri, aku tahu aku salah, aku hanya ingin kita—"

"Kita ngga mungkin seperti dulu lagi Ver. Jujur aku kecewa. Lebih baik kita seperti ini saja. Hanya saling mengenal," putus Meta.

Vera menunduk sedih, dia tahu bagaimana rasa kecewa sahabatnya itu padanya.

Dirinya tahu tak pantas mengharapkan Meta mau tetap menganggapnya sahabat setelah apa yang telah ia lakukan pada gadis itu.

"Hei, kalian bertengkar?" sela James yang merasa tak nyaman dengan perbincangan keduanya.

"It's oke James."

Di tempat lain, Dipta mendatangi sang kekasih seperti permintaannya.

"Astaga Je, kenapa kamu bersikap seperti ini? Ada mamah aku loh Je. Tolong mengerti keadaanku sedikit," pinta Dipta kesal.

"Kamu marah sama aku mas? Harusnya aku yang marah! Kamu mengabaikan aku, kamu ngga berusaha mebujukku dan sekarang apa? Kamu bermesra-mesraan dengan Meta di depanku. Kamu pikir aku ngga sakit? Aku ngga terima Dipta!"

"Lalu mau kamu bagaimana? Bicara dengan mamah sekarang? Lalu setelah itu kita akan di musuhi semua orang? Kamu minta aku bagaimana?"

"Bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau sebisa mungkin aku berpisah dengan Meta secara baik-baik agar kelak tak ada yang menyalahkanmu?"

Jelita merasa kalut, gadis itu menangis. Dipta yang merasa tak tega kembali luluh dan memeluk kekasihnya itu.

"Maaf, maafkan aku kalau udah kasar sama kamu. Tolong bersabarlah. Sekarang rencana kita sudah dekat, Meta juga sudah tahu hanya saja kita harus membuatnya mengerti."

"Maafkan aku mas, aku memang bersikap kekanak-kanakan. Aku cemburu, sungguh sakit melihat kalian seperti itu. Bisakah kamu tak mengumbar kemesraan kalian?"

Dipta mengangguk lalu mengecup kening sang kekasih.

"Maaf kalau aku ngga ngebujuk kamu tadi. Aku sibuk sekali hari ini. Lagi pula aku ada sesuatu untukmu,"

"Benarkah? Apa itu?"

"Dipta?" panggil seseorang yang membuat mereka berdua menegang.

"Kamu lagi apa?"

"Mamah," jawab Dipta gugup. Dalam hati dia berharap sang ibu tak melihat kemesraan mereka tadi.

Sedangkan Jelita, wanita itu justru merasa senang. Masa bodo jika Lauren melihat kemesraan mereka tadi. Menurutnya itu lebih baik. Dia kembali lupa akan kesepakatan mereka tadi, karena dia takut kalau Lauren akan ikut campur dan kembali menekan Dipta.

"Ayo kembali ke meja, Meta pasti sudah menunggu. Anak teman mamah juga akan ke meja kita!"

"Ah iya mah, ayo!"

Lauren tak ingin mendesak sang putra saat itu, meski benaknya tengah di liputi berbagai macam pertanyaan. Dia hanya ingin agar mereka segera kembali ke meja mereka.

Jelita yang kesal karena merasa di abaikan ibu dari kekasihnya berjalan mengekor sambil mengentakkan kaki.

Saat hampir sampai di meja mereka, Lauren menyapa seseorang yang tak jauh dari tempatnya.

"Sofi?!" panggilnya. Wanita yang di panggil itu lantas menoleh di ikuti oleh Meta juga.

"Ya ampun aku cari-cari, kenalin Ren, ini anakku Ale. Aleandra," ucap Sofi.

Melihat Ale di depan sana, tubuh Jelita kembali menegang, dia merasa panas dingin di situasi itu.

"Mas Ale?" panggil Meta sembari bangkit berdiri.

Sofi dan Lauren saling melempar pandangan dan menatap Meta heran.

"Kamu kenal Ale nak?" tanya Sofi heran.

"Ini Meta Sof, menantu aku. Ini putraku Dipta," sela Lauren sambil mengenalkan keduanya.

Mereka berdua lantas bersalaman dengan Sofi dan Aleandra.

Sofi lalu menatap tiga orang yang berada di meja sahabatnya.

"Mereka?"

"Oh ini kakak sama teman Meta. Kami ngga kebagian meja tadi untung mereka mau ajak kami bergabung," jelas Lauren.

Sofi hanya tersenyum pada ketiganya. Sedangkan Jelita berusaha tak melihat keberadaan mantan kekasihnya.

Aleandra sendiri justru bersikap santai, dia seakan bersikap tak mengenal Jelita.

"Astaga kenapa kamu ngga reservasi Ren?"

"Lupa aku Sof, ngga apalah makin ramai kan seru Sof," jelas Lauren menenangkan sang sabat.

Sofi lantas menatap sang putra, "Semua tempat penuh ya Le?"

"Iya mah, maaf ya Tan, ngga bisa ajak tante ke ruang yang lebih privat."

"Ngga papa nak Ale. Ini salah tante kok."

"Ngga nyangka aku Sof, anakmu ini udah Dokter, punya rumah sakit sendiri, sekarang buka restoran mana ramai lagi, bener-bener pembisnis handal kaya papahnya," puji Lauren.

"Andai tante punya anak perempuan pasti tante jodohin ke kamu."

Jelita yang mendengar latar belakang Ale terbelalak tak percaya. Dulu dia pikir Aleandra adalah lelaki biasa, hanya seorang psikiater yang Jelita pikir masa depannya tak terlalu cerah.

Nyatanya dia salah, Aleandra yang berpenampilan sederhana ternyata menutupi kehidupan asli dirinya.

Ada rasa sesal di diri Jelita. Namun secepat mungkin dia singkirkan, setidaknya dia mendapatkan Dipta yang tak terlalu buruk.

Dia yakin Dipta pasti bisa membahagiakannnya, meski jabatan kekasihnya itu hanya seorang manager. Namun Jelita tahu seberapa besar penghasilan sang kekasih di tambah dengan saham-saham yang di milikinya.

"Ah tante bisa aja, semua karena dukungan mamah Tan. Tante dan yang lain udah pesan?"

"Eh udah tadi."

"Karena tante tamu spesial mamah, aku akan buatkan satu menu spesial buat tante dan semuanya, semoga suka ya."

"Ya udah Ren, nikmati makan malam kalian ya, nanti kita ngobrol lagi, kami harus balik ke meja, maklum ada pertemuan keluarga," pamit Sofi.

Aleandra tersenyum pada Meta sebelum pamit undur diri, sikap Ale itu tak luput dari mereka semua terutama Dipta dan Jelita.

Dipta yang melihat sikap manis Ale pada sang istri, entah kenapa merasa panas dan tak terima.

Iya merasa jika Ale dan Meta pasti punya hubungan di belakangnya.

"Kamu kenal Nak Ale Met?" tiba-tiba Lauren bertanya.

"Hati-hati Met, kalau sudah bersuami paling enggak jaga sikap, agak kurang etis kalau akrab sama lelaki lain, iya kan Tan?" sela Jelita yang terlihat sekali ingin menjatuhkan Meta di depan Lauren.

"Makasih sarannya Ta, seenggaknya aku tahu batasan, ngga mungkin aku berhubungan sama lawan jenis saat sudah terikat pernikahan, aku ngga semurah itu," balas Meta yang justru di rasa menyinggung Dipta dan Jelita.

"Kamu ngga sopan Met, biasa juga kamu panggil aku Ka?"

"Sudah-sudah, enggak baik ribut di depan makanan. Ayo kita makan!" sela Lauren yang bingung dengan sikap kedua kakak beradik itu.

"Ini spesial buat tante dan keluarga, semoga kalian suka," ucap Ale yang datang membawa makanan spesial untuk meja mereka.

"Makasih Mas Ale," ucap Meta lembut.

"Cih, ganjen," cibir Jelita yang bisa di dengar mereka semua.

.

.

.

Lanjut

1
Kasma Aisya
aku suka cara mama Liana..
Devi ana Safara Aldiva
lebih baik berpisah saja dipta dengan meta kasihan meta bakal di selingkuhi sama dipta juga jelita
Soraya
meta nya terlalu cinta sama Dipta
Teh Euis Tea
ga akan ada jelita di antara kita tp msh memikirkan jelita egois bgt si dipta
udahlah meta mending jg pergi ga usah sm si dipta lg laki2 plin plan gitu jgn di arepin
Lovita BM
terus semangat ceria 👍🏼💪🏼
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!