Mafia Mencintai Gadis Muslimah

#KEDIAMAN PRATAMA#

Bianca membaringkan badannya diatas kasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Kemudian dia menghela nafas berat seakan mempunyai masalah yang sangat berat. "Apa yang harus gue lakukan?"

Bianca membolak balikan badannya karena dia sekarang bener-bener lelah, orang yang dia cintai semakin menjauh darinya. "Gerhana, kenapa lo tidak bisa melihat gue." Bianca meneteskan air matanya.

"Atau.... " Bianca bangun mengacak-acak rambutnya dia sangat prustasi karena pikirannya sekarang buntuh tidak tahu mau melakukan apa.

***

#KAMPUS BINA BANGSA#

Semua mahasiswa/i satu persatu memasuki Area kampus untuk menuntut ilmu begitupun dengan Icha yang baru saja memperkirakan mobilnya disusul juga dengan kedatangan Gerhana yang semakin membuat para kaum Hawa memekid heboh.

Ditambah lagi dengan kedatangan Genk TIGER 🐯🐅 semakin kaum Hawa berteriak histeris memanggil para Idola mereka.

"Gue duluan ya, Gue ada kelas." Ucap Rasya yang sudah berlari pergi diikuti dengan David Karena di sudah melihat dosenku yang akan berjalan masuk kedalam kelasnya.

"Gerhana Bintang mana?" Tanya Charlie.

"Tidak tahu." Jawab Gerhana jujur. Karena dia memeng tidak tahu.

"Hai Gerhanaku sayang." Sapa Bianca centil.

Bukannya senang malahan Gerhana menatao jijik Bianca. Apalagi Make yang Bianca pakai sangat tebal seperti ondel-ondel.

"Berapa senti nen bedaknya?" Tanya Charlie. Jangan lupa wajah tengilnya seakan mengejek Bianca. sedangkan Bianca yang ditanya seperti itu mengepalkan tangannya menahan emosi. Kemudian menatap Charlie dengan tatapan tajam. Tapi bukannya takut Charlie tetap mengejek Bianca sehingga membuat Bianca semakin emosi dan meninggalkan Genk inti Tiger sambil menghentakkan kakinya.

#Kediaman Bintang dan Tari#

"Sayang, Apa kamu sudah baikan.?" Tanya Bintang karena mulai dari tadi pagi Mentari tidak berhenti muntah-muntah."

"Lemas Bi, Pusing dan perutku seakan diaduk-aduk." Ucap Mentari dengan wajah pucat.

"Kita kedokter ya."

Mentari hanya menganggukkan kepalanya. Tubuhnya sangat lemah dan tak bertenaga.

Bintang menggendong Mentari untuk keluar kamar menuju dimana mobilnya berada. Tentunya Bintang sudah menghubungi Chandrick dan Cahaya orang tua Mentari.

Bintang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Namun dipertengahan jalan, Bintang menyadari kalau dia diikuti.

Bintang menatap Istrinya yang memejamkan matanya. "Apa harus aku lakukan.?" Batin Bintang. Kemudian dia hanya kepikiran satu nama agar datang cepat membantunya siapa lagi kalau bukan saudara kembarnya.

Deringan pertama Gerhana tidak mengangkatnya sampai deringan kedua dan seterusnya Gerhana tidak mengangkatnya.

"Lebih Gue kirimkan saja pesan. Gue berharap dia melihatnya." Batin Bintang. Sebelum dia sempat mengetik mobilnya sudah ditembak dan itu langsung membangunkan Mentari.

"Apa yang terjadi Bi?" Tanya Tari bingung."

"Kita diserang sayang." Jawab Bintang tegang. Namun dia tetap fokus menyetir.

Mentari melihat dibelakang dan bener saja ada beberapa mobil yang mengikutinya. Mentaripun mulai mencari senjatanya yang biasa dia simpan di mobil namun dia tidak menemukan senjata apapun.

"Bi, Senjata aku disini mana?" Tanya Mentari panik. Apalagi musuhnya tidak berhenti menembak mobilnya.

"Di.. diambil Mommy. Mommy melarang kamu... " Sebelum Bintang menyelesaikan perkataannya kembali dikagetkan dengan musuh yang tidak mereka kenal kembali menembak mobilnya.

Dor

Dor

Dor

"Sial... Kita harus bagaimana sekarang.?" Marah Mentari karena senjatanya diambil sama Mommynya. Padahal Mommynya tahu kalau senjata itu sangat berharga untuknya. Apalagi seperti ini, dia harus melawan musuh yang dari tadi menembakkan mobilnya.

Dor

Dor

Dua kali tembakan Langsung mengenai bang mobil Bintang sehingga mobilnya oleng dan menabrak pohon.

Brug

Drrrttttttt

Ponsel Bintang berdering. Dengan cepat Bintang mengangkatnya karena yang menelpon adalah saudara kembarnya.

"Gerhana tolongin gue. gue diserang" Ucap Bintang mematikan telponnya secara sepihak dan Bintang segera mengirimkan alamat pada Gerhana dan dia turun dari mobil membantu istrinya melawan musuh apalagi istrinya masih sakit.

"Baru kali ini, Aku melihat Istriku terluka ketika bertarung." Batin Bintang ketika memeluk Tari yang sudah pingsan kena pukul oleh musuhnya.

"Predikat pertama, Gue bisa menang dari Dewi Kematian." Ucap Seseorang yang bersembunyi dibalik Tembok.

Sementara Satu sisi seorang pria tampan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dan tujuannya hanya satu yaitu untuk menemui saudara kembarnya. Dia berdo'a dalam hati berharap tidak datang terlambat menyelamatkan Mentari dan Bintang.