Jangan mengharapkan aku kembali setelah kau menyakiti ku, anggaplah yang kau rasakan sekarang itu karma mu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" siapa dek yang mamah maksud anak bu Sukma dan pak Hidayat itu.?" tanya ilham setelah acara tawa bersama mereka.
" hemm itu mas, yang di maksud mbak yuli." jawab safira jujur, ilham kaget mendengar jawaban safira, dan ilham tak menjawab lagi ucapan safira karna sedang asik dengan pikirannya saat ini.
" kamu kenal dengan anaknya sukma sayang." tanya bu laras membuyarkan lamunan ilham.
" ke-kenal mah dia mantan ku dulu, kami berpacaran saat dia masih kuliah di kota P, dia lebih memilih orang lain yang bisa menuruti apa pun yang dia mau." jawab ilham, membuat bu laras dan pak david kaget.
" ckckck. dia tidak akan pernah mencintai orang yang saat itu dia pilih, dia hanya memanfaatkan kekayaan orang itu saja. percaya sama mamah hubungan seperti itu tidak akan bertahan selamanya." ucap bu laras sedikit geram mendengarkan pengakuan ilham.
" entah lah mah, aku juga sudah ndak perduli lagi sama dia sekarang, bahkan aku harap aku ndak ketemu sama dia lagi." jawab ilham.
" bagus kalau gitu, mamah juga gak akan pernah setuju jika kamu menjalin hubungan dengannya, ya walaupun ibunya temen mamah, tapi anaknya gak mencerminkan kelakuan ibunya." ucap bu laras.
" udah mah jangan bahas dia lagi, kepala ku udah cenat cenut habis baca buku tadi, ditambah denger dia menghina safira rasanya mau meledak, aku pamit mau lanjut baca lagi mah, pah." jawab ilham langsung melenggang pergi dari meja makan, tanpa mendengarkan sahutan mereka.
" kasihan anak itu pah, hanya karna materi kalah bersaing dengan cintanya." ucap bu laras setelah kepergian ilham.
" iya mah tapi sekarang papah juga gak khawatir lagi, karna ilham sepertinya sudah sepenuhnya mencintai okta, dan papah yakin okta tidak akan seperti anaknya Hidayat." jawab pak david.
" ya kalau di bedakan sama mbak okta ya beda jauh pah, bagaikan Mak lampir dan dewi dari kayangan." ucap safira disertai tawanya.
" hahaha kamu bisa aja sayang, udah ayo kita istirahat, besok mamah mau minta temenin kamu ke mall."
" hemm aku boleh tidur bareng mamah gak." ucap safira ragu,
" boleh dong sayang. ayo kita tidur di kamarmu." jawab bu laras dengan cepat karna bu laras sangat menginginkan tidur bersama dengan anaknya dari dulu.
namun sayang karna penyakit yang dia miliki saat ini semua ke inginan itu bagaikan mimpi, tapi sekarang betapa bahagianya dia mendengar keinginan safira.
dengan senang hati bu laras akan menemaninya, sedangkan safira sendiri tengah merindukan sosok seorang ibu..
mereka berjalan tanpa menghiraukan pak david, pak david sendiri senang melihat mereka akur seperti anak dan ibu sesungguhnya walaupun bukan kandung tapi bu laras bisa mencintai dan menyayangi safira sepenuh hati..
.
.
.
.
Sinar surya semakin tinggi, sejuknya embun kini sudah terganti oleh hangatnya sinar mentari yang menyinari ibu pertiwi.. ilham dan pak david duduk dengan ditemani secangkir kopi, dan camilan yang di siapkan oleh mbok sumi.
ilham sedang menunggu datangnya yoga karna ilham akan meneruskan belajarnya di kantor pak david, pak david akan berangkat sedikit siang karna memang semua keperluan meeting sudah di handel oleh rendi, dan sekretarisnya.
jam menunjukan setengah tuju pagi, yoga datang sambil membawa paper back, yang berisi pesanan ilham kemaren, ya isinya adalah jaket ojol..
" selamat Tuan Admajaya." sapa yoga. pak david menanggapinya dengan senyuman.
" ini ham pesanan mu kemaren." ucap yoga sambil memberikan paper back ditangannya pada ilham, membuat pak david bingung.
" pesanan apa ga.?" tanya pak david.
" oh ini jaket ojol tuan, katanya ilham akan menyamar nanti agar tidak ada yang tau jati dirinya." jawab yoga jujur.
" kamu ini ada-aja saja nak, kenapa pakai acara menyamar segala kaya detektive saja." ucap pak david pada ilham.
" hehe aku sekalian mau mengetes karyawan di sana pah, mereka pada mandang rendah atau ndak, agar aku bisa nilai langsung, aku harus turun tangan sendiri, aku ndak suka sama orang yang suka mandang rendah kerja dengan ku nantinya." ucap ilham, pak david dan yoga pun sekarang mengerti rencana ilham.
" oh baguslah papah setuju kalau gitu." ucap pak david yoga pun manggut-manggut karna yoga baru tau ternyata ilham bukan sekedar akan menyamar.
" aku salut sama kamu ham, walaupun bergelimang harta kamu gak sombong, malah akan memberantas orang-orang sombong." ucap yoga kagum dengan ilham.
" apaan sih kamu ga, ndak usah berlebihan gitu, aku hanya malas aja jika di sekeliling ku ada orang yang sombong dan angkuh." jawab ilham.
" sepertinya papah gak salah pilih orang untuk mu nak, yoga nanti bukan sekedar hanya membimbingmu belajar, dia juga akan menjadi asistenmu nanti." ucap pak david
" oh jadi yoga akan jadi asisten ku pah, baiklah aku setuju jadi tidak perlu mencari asisten lagi, aku juga udah cocok dengan yoga dia baik dan sabar orangnya, ya walaupun baru sehari aku mengenalnya tapi aku yakin." jawab ilham.
" terima kasih tuan sudah percaya sama dengan saya, saya berjanji akan melakukan yang terbaik." ucap yoga formal.
" ndak usah formal gitu ga." tanya ilham.
" ya kan sekarang saya asisten tuan jadi sudah sewajarnya, karna saya gak mau di bilang lancang dan membuat orang yang mendengar nanti akan menganggap saya lancang karna tidak menghormati tuan, mau tidak mau anda harus terima." jawab yoga.
sesuai perjanjian sebelumnya dengan pak david jika ilham menerima yoga, maka hari itu juga dia akan dipekerjakan langsung.
" iya ya terserah kamu lah, ya udah aku siap-siap dulu kita langsung berangkat." ilham pun berjalan meninggalkan pak david dan yoga.
" saya harap kamu mampu menjaga dia bukan hanya sekedar bekerja di kantor, tapi juga dari segala bahaya yang akan dia hadapi nanti ga, saya tau jika putra saya sangat pandai dalam ilmu bela diri dan tenaga dalamnya yang di wariskan langsung dari kakeknya, tapi saya minta kamu akan selalu sigap menjadi tamengnya saat dia lengah. karna saya tau otak kamu lebih pintar dalam membaca situasi orang kalangan atas." ucap pak david panjang lebar.
" siap tuan saya akan melakukan perintah tuan, saya rela mengorbankan nyawa saya demi melindungi tuan ilham." jawab yoga mantap.
" terima kasih ga saya percaya sama kamu." ucapnya sambil menepuk punggung yoga.
" saya yang harusnya berterima kasih pada tuan, jika bukan karna tuan dulu, saya tidak mungkin masih hidup saat ini." jawab yoga, pak david tersenyum mendengarnya, karna yoga seperti ayahnya, yang tidak pernah melupakan kebaikan seseorang.
yoga adalah anak dari asisten pak david dulu, pak david menolong keluarga yoga saat seluruh anggota keluarganya akan dibunuh secara masal oleh musuh keluarga yoga, 10tahun yang lalu.
yoga sendiri waktu kejadian itu masih umur 15tahun. yoga sudah berjanji jika suatu saat nanti akan membalas kebaikan pak david setelah kejadian menegangkan itu.
Bersambung