Nama ku Andine, aku adalah salah satu ketua geng preman cewek yang di segani. Hidup ku berantakan. Ayah ibu ku cerai, kakak- kakak ku tidak peduli dengan ku. Mess-up lah pokok nya. Jadi wajar saja jika jalan ini yang aku tempuh akhir nya.
Pertarungan antar geng, itu mah soal biasa bagi ku! Siapa sih yang tidak tahu Andine. Mau itu cowok atau cewek, aku tidak peduli. Kau menjadi musuh ku? Maka siap-siap kau akan ku hajar.
Hingga suatu ketika sebuah kecelakaan terjadi pada ku. Motor yang biasa aku kendarai tiba- tiba saja Rem nya Blong, Dan aku tidak sengaja menabrak seorang anak SMA yang sedang melintas di depan ku. Jalanan licin karena saat hujan di tambah lagi motor yang tidak dapat aku kendalikan, membuat aku tidak bisa menghindari nya.
Dan BOOOOM! Tidak ada yang aku ingat lagi setelah nya. Namun satu hal yang pasti, saat aku terjaga aku bukan diri ku lagi. Tiba - tiba aku malah sudah masuk ke tubuh siswa SMA yang aku tabrak tadi?
Apa yang sedang terjadi? Ini bukan tubuhku!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24- KEPUTUSAN ANDHINE
Andhine berpikir dan terus berpikir. Dan setelah lima belas menit berpikir akhirnya Andhine memutuskan untuk memberi tahu kakak nya tentang semua kebenaran yang tidak masuk logika ini. Pikir Andhine, bagaimana pun dia harus membentuk Aliansi agar kehidupannya sebagai Hannah tidak susah- susah banget.
Bukan masalah ekonomi yang ingin Andhine ringankan, tapi status Hannah di sekolah itu yang lebih menjadi fokus Andhine.
Andhine merasa ada yang tidak beres dengan Hannah dan sekolah swasta itu. Tapi apa itu? Andhine tidak tahu. Hanya saja hatinya menggerakannya untuk mencari tahu ada apa sebenarnya.
Andhine mengetik sebuah pesan di email ke kakak nya yang berisi permintaan agar kakak nya datang ke apartemennya malam ini juga. Tidak lupa Andhine menuliskan namanya di bagian bawa pesannya agar kakak nya buru- buru datang ke apartmen itu.
Andhine juga tidak lupa menuliskan sandi kamarnya agar kaka nya dapat langsung masuk ke dalam apartemen itu setelah kakaknya sampai.
***
Ternyata pesan itu sangat mujarab. Tidak sampai dua puluh menit pintu apartemen itu terdengar terbuka.
Andhine menaikan tudung hoodienya dan duduk dengan membelakangi pintu masuk.
Arlan yang melihat seorang gadis duduk dengan menggunakan Hoodie kesayangan adiknya tentu saja merasa kalau yang sedang duduk di depannya itu adalah adiknya.
"Andhine?" Panggil Arlan reflek begitu saja.
Andhine pun berbalik sambil membuka tudung hoodie nya dan tersenyum pada Arlan.
"Hannah?" seru Arlan kaget saat meliat ternyata gadis yang menggunakan hoodie itu adalah Hannah bukan Andhine. Tapi yang menjadi pertanyaan dalam dirinya adalah mengapa Hannah bisa ada di tempat ini? Bukankah ini adalah apartemen milik Andhine? Apakah Hannah dan Andhine sudah saling mengenal sebelumnya?
Dengan semua pertanyaan yang wara wiri di kepalanya itu, Arlan berjalan mendekat ke arah Andhine..
"Apa yang kau lakukan di apartemen Andhine, Hannah? Bagaimana kau bisa masuk ke apartemen ini? Apa kau juga yang mengirimi ku email?"
Pertanyaan demi pertanyan meluncur dari mulut Arlan.
"Kak, duduklah dulu. Akan aku jawab semua pertanyaan yang kakak berikan tapi aku ingin kakak duduk dulu." Pinta Andhine pada Arlan yang d terlihat banyak sekali tanda tanya di wajah Arlan.
Arlan menuruti perkataan Andhine. DIa menarik sebuah kursi dan meletakkannya di depan Andhine.
"Aku siap untuk mendengarkan semua penjelasanmu." Ujar Arlan setenang mungkin.
Andhine mengangkat wajahnya dan menatap Arlan lama, lalu sebuah kalimat muncul dari mulutnya.
"Apa kau sungguh tidak mengenali ku, kak?" Tanya Andhine dengan tatapan khas Andhine.
Arlan tersentak," tatapan ini?" Serunya dalam hati yang sekilas melihat Andhine di dalam sorot mata gadih yang ada di depan nya.
"Andhine?" Ucapnya reflek.
"Aku senang kau mengenali ku kak Arlan. Aku kira kau tidak akan mengenali adik mu ini. Secara seperti yang kau lihat, aku berada di dalam tubuh Hannah saat ini." Aku Andhine.
Arlan tentunya semakin terkejut mendengar penjelasan barusan. "Apa maksudmu? Apa kau benar Andhine?" tanya Arlan antara percaya dan tak percaya.
Andhine menganggguk. "Kau bisa tanyakan apapun pada ku kak? karena hanya itu yang dapat membuktikan kalau aku ini adalah Andhine- adik mu." ucap Andhine kemudian.
Arlan yang dirundung sejuta rasa penasaran itu pun mulai menanyai Andhine dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari pertanyaan yang berkaitan dengan masa kecil mereka, keluarga mereka hingga alasan orang tua mereka bercerai. Dan semua pertanyan itu dapat Andhine jawab dengan sempurna hingga membuat Arlan terperangah.
"Impossible!" seru Arlan tersandar dengan tatapan tidak percaya. "Bagaimana ini bisa terjadi?" Arlan menatap lekat pada Andhine.
"Aku pun tidak tahu harus menjelaskannya dari mana kak. Yang pasti setelah kecelakaan itu jiwa ku masuk ke tubuh gadis ini kak. Dan seperti yang kau lihat- ini lah aku, adik mu tapi terperangkap dalam tubuh gadis ini." Ujar Andhine.
