Srita(Cinta Manis Berakhir Miris)

"Mau kemana No?kok buru-buru sekali?."

Langkah Ratno terhenti saat ia mendengar ada seseorang yang menegurnya.Ia menoleh kearah sumber suara tersebut.Dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa orang yang menegurnya itu.

"Je..Jeki?!!."

Mata Ratno melotot melihat pada sosok yang kini sudah berdiri dihadapannya itu.Hal yang selama ini berusaha ia hindari justru terjadi.

"Ono opo?kok ketakutan gitu...santai aja."

Jeki mendekati Ratno yang berdiri dengan cemas.

Pemuda sombong itu memperhatikan Ratno dengan seksama.

"Jangan banyak alasan No,kalo ga pengen urusanmu jadi rumit!."

Sergah Jeki yang datang dengan beberapa orang anak buahnya.

Ratno sedikit ngeri melihat gerombolan orang-orang kurang kerjaan itu.Ia tak sanggup membayangkan jika sampai ia tak menuruti perintah Jeki,ia pasti akan mendapatkan hal buruk.Entah sejak kapan Jeki dan anak buahnya itu mengikuti dirinya,yang jelas mereka seperti tahu momen yang tepat untuk mengepung Ratno.Tepat di jalanan yang sepi.

"Apa maumu?!."

Ratno berusaha menghilangkan rasa takutnya.Ia tak ingin membuat Jeki besar kepala jika ia menampakkan rasa takut dihadapannya dan anak buahnya.

"Hahahaha..!!wani juga bocah Iki!!."

Ucap Jeki sambil tertawa lebar yang juga diikuti oleh gelak tawa anak buahnya.

Ratno ciut juga nyalinya saat mendengar gelak tawa Jeki dan komplotannya yang seolah sedang mengintimidasi dirinya.Sungguh situasi yang sangat sulit bagi Ratno.

Ia ingin sekali segera kabur dari tempat itu,tapi ia tak tahu bagaimana caranya.Semua seolah sedang tak berpihak padanya hari ini.

"Heh No!Koe dengarkan aku baik-baik!siapa nama cucunya Pak Turio itu?."

Pertanyaan yang sudah diduga oleh Ratno, akhirnya dilontarkan juga oleh Jeki.

Ratno masih diam.Ia sangat enggan untuk menjawab pertanyaan tak penting itu.

"Jawab No!."

Desak Jeki sambil memelototi Ratno.

Ratno masih tak bergeming.Ia tetap diam.

"Udah Bos,kita sikat aja gimana?."

Mulim langsung angkat bicara.

"Meneng koe!ini masih giliran ku!."

Sergah Jeki.

"Maaf Bos!."

Mulim langsung ciut nyalinya mendengar ucapan Jeki.

"Ayo No,jawab!apa sih susahnya jawab pertanyaan seperti itu?."

"Koe cuma jawab,ndak perlu ngapa-ngapain kok."

Jeki terus mendesak Ratno.

"Setelah kamu jawab semua pertanyaan dariku,aku pastikan aku dan bocah-bocah tengil ini ndak bakal ganggu kamu lagi."

Bujuk Jeki.

Ratno bimbang,ia sebenarnya tak percaya sedikitpun pada setiap kata yang keluar dari mulut Jeki.Tapi,saat ini situasinya sangatlah berbeda.Ia tak bisa menjamin Jeki dan anak buahnya tak melakukan hal buruk padanya jika ia tak menjawab pertanyaannya itu.

Sebab,kejadian Jeki berbuat buruk pada orang yang tak ia sukai, bukanlah rahasia lagi.Itu sudah pernah terjadi.

Ratno tak ingin itu terjadi padanya.Kalau sampai ia terluka karena perbuatan Jeki,lalu bagaimana dengan Ibu dan Bapaknya, mereka pasti akan sangat sedih.

"Cepat No!jangan sampai aku hilang kesabaran to?!!."

Hardik Jeki.

"Ha..Ha.."

Ratno tergagap.Ia sangat tak sanggup mengucapkan nama itu dihadapan orang-orang paya* itu.

"Ha.Ha..apa?!yang jelas kalo ngomong!!."

Jeki mulai hilang kesabaran.

"Ha..Ha..Ras.."

Ratno seperti orang yang baru saja melakukan sebuah kesalahan yang begitu besar.Ia merasa sangat tak enak hati pada Haras. Entah bagaimana reaksi Haras jika sampai ia tahu tentang hal ini.

"Oalah..jadi namanya Haras.."

Jeki tersenyum puas.

"Dari namanya aja udah gak meyakinkan.."

Timpal salah seorang anak buah Jeki.

"Diam koe!."

Hardik Jeki.

"Aku masih punya pertanyaan lagi buatmu No."

"Opo maneh?aku harus segera pulang.Sepeda ini mau di pake sana Bapakku!."

Kilah Ratno.

"Ah,itu urusan yang mudah. Nanti tak bantu ngomong sama Pak lek Narno,semua bisa di atur.."

Ucap Jeki.

"Ah,si*lan ni bocah!."

Batin Ratno kesal.

"Apa..si Haras itu sudah tau tentang Srita.e...maksudku..apa dia sudah pernah bertemu dengan Srita?."

"Aku ndak tau!."

Jawab Ratno cepat.Ia sudah malas untuk berlama-lama di tempat itu.

"Jangan bohong No!aku lagi gak main-main ini,jadi jangan coba-coba memancing amarahku!!."

Jeki terlihat kesal,ia mulai tak bisa mengendalikan sifat buruknya. Sedang anak emulsi pasang sikap siaga, berjaga-jaga jika hal buruk akan terjadi.

Ratno sadar situasi yang baik mungkin akan segera terjadi.

"Aku benar-benar ndak tau Jeki."

Ratno berusaha meyakinkan Jeki.

"Ndak mungkin!kamu itu,kan yang sering datang kesana.Bahkan saat ada festival di alun-alun beberapa waktu lalu,kamu juga yang ngajak dia kesana.Jadi..aku yakin pasti mulut ember mu itu sudah menceritakan tentang Srita ku Itu toh?!."

Jeki terlihat berapi-api,ia nampak sangat kesal pada Ratno.

Ratno terpojok kini.Jika ia tetap bersikeras mempertahankan ucapannya,hal buruk sepertinya tak akan bisa lagi dihindarkan.

apalagi anak buah Jeki kini sudah berdiri mengelilingi dirinya.

Tak ada jalan lain,jika Ratno ingin semua ini segera berakhir,jalan satu-satunya adalah dengan berkata jujur dan menjawab semua pertanyaan yang Jeki ajukan dengan sebenar-benarnya.

"Jadi piye?apa dia sudah ketemu sama Srita!."

Desak Jeki lagi.

"Beneran Jeki,kalo soal itu aku ndak tau.."

"Eh,ngeyel banget ni bocah.Lah,waktu di alun-alun itu ?!."

"Itu gak lama. Mas Haras ndak mau nonton tari,dia baru sampai langsung ngajak pulang.Jadi,ndak sempat nonton."

Jeki terdiam mendengar jawaban Ratno.Ia sepertinya sedang mencerna ucapan pemuda polos itu.Apakah yang Ratno ucapkan itu benar,atau itu hanya karangan Ratno semata demi melindungi Haras dari Jeki dan anak buahnya.

"Koe Iki memang ndak bisa dipercaya!."

Jeki kesal.

"Aku akan tanya langsung sana si Haras itu."

Ucapnya kemudian.

"A..apa?!."

"Ja..jangan!!."

Ratno panik.

Jeki memicingkan matanya,ia merasa heran dengan reaksi Ratno yang terlihat cemas itu.

"Emang kenapa?!."

"Dari kamu ndak dapat info apa-apa,ya..lebih baik aku tanya langsung sana yang bersangkutan."

Ucap Jeki dengan entengnya.

"Ini,kan urusanku sama si Haras itu, kenapa jadi koe yang sewot?!!."

Celetuk Jeki.

Jelas saja Ratno seperti orang yang kebakaran jenggot saat mendengar perkataan Jeki,itu karena ia teringat dengan ucapan Haras beberapa hari lalu. Haras justru ingin bertemu dengan Jeki,dan ingin meminta bantuan pada Jeki untuk bisa membuat ia dikirim pulang lagi ke kota.

Dan jika sampai Jeki menemui Haras,itu berarti apa yang Haras inginkan akan terwujud.Dan jika itu terjadi,orang yang juga akan disalahkan atas hal itu adalah dirinya.Sebab,ia tak bisa memenuhi janjinya pada Pak Turio untuk selalu menjaga Haras.

*******