Merebut Cinta Ibu Tiri

Aksa melihat ada wanita yang tidak ia kenal dan menangis membuatnya bingung dan sedikit ada rasa bersalah.

"Hei, jangan menangis. Aku sepertinya tidak suka melihat wanita menangis disampingku" ucap Aksa.

Saras pun berusaha menghentikan tangisnya namun tetap saja terdengar isakannya.

"Aku..aku sangat bersalah dengan keadaanmu sekarang" sahut Saras.

Aksa tak ingat sedikitpun tentang wanita ini.

"Kalau boleh, jelaskan siapa dirimu dan siapa aku sebelumnya? Aku benar benar tak ingat apapun" minta Aksa.

Saras pun terdiam sesaat, apakah dia harus menjelaskan hubungan rumit diantara mereka atau membuat cerita baru.

"Apa yang harus aku jelaskan padanya?" batin wanita itu.

"Kamu adalah..." ucap Saras.

Aksa menunggu lanjutan kata dari wanita disampingnya.

"Kamu adalah tunanganku, Aksara Abimanyu. Coba lihat cincin yang kamu belikan untukku" lanjutnya sambil menunjukkan cincin yang diberikan Fuza saat mengembalikan baju Aksa dan dirinya ketika kecelakaan.

Saat itu Saras duga jika kekasihnya itu berniat akan memberikan cincin itu setelah mereka pergi dari rumah utama Abimanyu. Naas, kecelakaan yang direncanakan anak buat Arman lebih dulu terjadi.

Aksa masih terdiam.

"Apakah kamu tidak mengingat bagaimana kamu memilih cincin indah ini?" tanya Saras mencoba memancing ingatan Aksa dan pria itu hanya menggeleng.

"Apakah kamu ingin aku jujur siapa kamu sebenarnya dan apa yang terjadi dengan kita?" tanya wanita itu lagi. Ia mencoba berkata jujur kepada Aksa dengan identitas mereka. Ia tidak ingin memulai hubungan dengan kebohongan lagi.

"Sebenarnya, aku adalah mantan istri ayahmu, Arman Abimanyu. Kita memiliki hubungan dibelakangnya. Namun saat ini, aku sudah bercerai dengannya. Dan sebenarnya ayahmu yg kamu kenal bukan ayahmu sesungguhnya Aksa" jelas Saras membuat Aksa merasakan kepalanya berdenyut. Ia pun refleks memegang kepalanya.

"Kenapa? Apakah kepalamu sakit?" tanya Saras panik.

Aksa pun mengangguk.

"Aku akan menceritakan lebih jelasnya ketika kamu sudah lebih baik, sayang" lanjutnya.

Aksa pun merebahkan tubuhnya di brankar dan Saras membantunya.

"Wanita ini sunggub familiar, tapi aku tidak mengingatnya" batin Aksa setelah berbaring dan menatap Saras mengambil minuman untuknya.

Aksa pun meminum air dengan gelas yg dibawa wanita yang mengaku tunangannya itu.

"Kita akan baik baik saja. Kita akan membuat keluarga kita sendiri" lirih Saras sambil mengelus pipi lembut Aksa.

"Sentuhannya begitu lembut" batin Aksa.

.

Di ibukota Jakarta, Ardo sebagai wakil direktur MomPress kalang kabut mencari keberadaan sahabat sekaligus atasannya.

"Dimana dia? Berita buruk tentangnya yang dikeluarkan Arman begitu berdampak besar bagi perusahaan" ucapnya pada Robi, asisten Aksa.

"Entahlah, Pak. Saya sudah mencari dia melalui detektif , belum ada kabar yang membantu. Kelompok organisasi Pak Aksa juga sudah saya kerahkan untuk mencarinya. Saya sudah melacak nomor ponselnya, ternyata sudah dirusak dan dibuang di jalanan" jelas Robi.

Ardo pun menghembuskan nafas kasar.

"Sepertinya, aku harus mengambil langkah untuk mengganti nama perusahaan ini dan menempati posisi direktur sementara sehingga nama Aksa tidak dihubungan dengan perusahaan ini" ujar Ardo.

"Sepertinya memang harus seperti itu sementara, Pak. Nama Pak Aksa harus segera kita bersihkan" sahut Robi.

Mereka pun mematangkan ide tersebut dan tetap melanjutkan pencarian bos mereka.

.

2 minggu kemudian, Aksa sudah lebih baik dan sudah memulai fisioterapi kaki kirinya. Saras setia menemani dan membantu Aksa untuk melakukan pelatihan fisik.

Fuza dan Diana sering mengunjungi mereka.

Aksa saat ini sudah pelan pelan mengerti identitasnya. Ditambah lagi Saras juga menunjukkan medis ataupun berita online tentang mereka. Kini Arman pun mendapatkan simpati dari banyak rekan bisnisnya.

Sedangkan Aksa dan Saras mendapatkan hinaan cacian dan ujar kebencian dari netizen. Sayangnya usaha netizen itu sia sia karena tidak tau keberadaan orang yang dihina.

Sore hari ini, Fuza dan Diana mengunjungi Aksa dan Saras di rumah sakit. Mereka berempat sudah berteman dan saling berdiskusi beberapa hal.