Aku adalah Arthurian Merlin, pengkultivasi sihir iblis yang melampaui batas kemampuan manusia. Aku menolak kedewaan dan berkeliaran di Bumi sebagai Iblis Amarah. Seorang pria yang membuat sungai darah mengalir disetiap langkahnya.
Banyak perang terjadi dari langkahku, tetapi pemenangnya tetap sama. Aku adalah orang yang kejam dan Iblis di antara segala Iblis. Semua pembantaian itu semata-mata demi melampiaskan dendamku terhadap tujuh Dewa dan kuil penyokong mereka yang telah menghancurkan keluargaku.
Namun, apa ini? Mengapa penyihir Iblis tersohor sepertiku bangkit di tubuh pemuda yang lemah ini? Lalu, mereka tidak menggunakan sihir di sini?
Aku, Arthurian Merlin, sang Iblis Amarah yang mencatat sejarah dengan darah, bangkit kembali di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Pil Kehidupan
Sebastian, asistennya, menganggukkan kepalanya dan segera bergerak untuk mengerjakan perintah Tuannya tanpa mempertanyakan keputusannya. Namun, Nahel Al Mahesa, putra pertama keluarga Mahesa yang sekaligus wakil ketua keluarga Mahesa, memendam amarah. Pil kehidupan bukanlah sesuatu yang bisa diberikan semudah itu. Tidak hanya kemujarabannya yang luar biasa, tetapi juga soal kelangkaan dan harga.
"Padahal aku wakil ketua, tapi Ayah sama sekali tidak mendiskusikan ini denganku...."
Sejak Nahel gagal mengambil alih pabrik linen di musim dingin tahun lalu, beberapa perkara besar mulai dijalankan tanpa sepengetahuannya. Selain itu ada juga masalah afiliasi yang harusnya ia tangani malah dilimpahkan ke tangan adiknya, Tarem Al Mahesa.
Akibatnya, di dalam Rumah Dagang Mahesa terdengar rumor tentang perubahan struktur penerus bisnis keluarga Mahesa. Efeknya bahkan sudah terasa dengan adanya beberapa ketua afiliasi dan anak perusahaan yang mulai melangkahinya dengan melapor ke atasan terkait atau langsung kepada Kepala Keluarga.
Nahel merasa inferior. Dia merasa bahwa kepala keluarga, ayahnya, hanya melihatnya sebagai boneka yang tidak berguna selain sebagai penghias ruangan. Dia merasa dirinya tidak penting, dan merasa sangat malu menyebut dirinya sendiri sebagai wakil ketua rumah dagang Mahesa.
Namun, Nahel juga tidak bisa melawan selain berjuang untuk membuktikan kemampuannya. Dia tidak berbakat dalam perdagangan dan bukan yang terbaik di bidang Aura. Tingkatan ranahnya pun sama seperti Hans hanya saja sering dilebih-lebihkan. Dia tidak punya apapun yang spesial selain fakta bahwa dia anak pertama. Tanpa gelar anak pertamanya, jangankan wakil ketua, posisi direktur anak perusahaan saja tidak mungkin bisa ia dapatkan.
***
Di ruang istirahat, Arthur tampak tenang dan tidak ada kebanggaan sedikitpun di hatinya setelah menang. Dia, sebaliknya merasa gundah dan sibuk mencoba memahami tubuh barunya lebih jauh. Dia abadi karena darah iblis, tetapi menurut Aeros, jika kesehatannya terus menurun sampai ke dasar, dia akan mati.
Dia tidak meragukan pernyataan Aeros, tetapi Arthur tidak bisa mempercayainya begitu saja. Dua hal yang bertentangan ada di dalam tubuhnya, jelas ada masalah yang fatal pada tubuh ini. Arthur ingin mencaritahunya sendiri, tetapi tidak memungkinkan setidaknya bagi dirinya yang sekarang.
Teritorium adalah suatu kemampuan yang wajib dikuasai oleh penyihir modern. Ahli sihir akan menenggelamkan dirinya untuk berdiri di atas garis batas antara realitas dan imajiner. Mereka menghapus keberadaan mereka sendiri dari dunia dan menyebarkan kesadaran mereka ke sekitar untuk menyatu dengan alam. Kesadaran mereka yang menyebar itu membentuk Teritorium yang membuat penggunanya memiliki ketentuan khusus yang berbunyi "Satu untuk semua," dan "Berkuasa di wilayahnya."
Kebalikan dari Teritorium, yang dinamakan Schema adalah sesuatu yang Arthur butuhkan untuk memahami masalah yang ada di dalam tubuhnya. Tidak sama seperti Teritorium yang menghapus keberadaan dan menyebarkan kesadaran ke sekitar. Schema memusatkan semuanya ke dalam tubuh pengguna kemudian mencari jalan menuju inti dari eksistensi sejati.
Masuk dalam dan lebih dalam sembari berdiri di antara garis antara realitas dan imajiner bukanlah perkara yang mudah. Selain itu, risikonya terlalu mengerikan dan probabilitas keberhasilan yang rendah membuat hal ini mustahil dilakukan oleh manusia biasa, kecuali kau seorang Pahlawan atau iblis.
"Ada ras iblis yang sempurna dengan ini. Dikatakan mereka mempunyai pemahaman penuh akan tubuh, sampai-sampai mereka dapat mengetahui dan mengontrol sel-sel mana yang bergerak. Sayangnya aku butuh energi negatif yang sangat besar untuk bermetamorfosis, khususnya jika mengincar ras itu."
Tidak sama seperti energi positif, energi negatif bisa dikatakan langka. Bahkan di Bumi. Arthur mencatat di dalam hatinya bahwa dia harus mencari lokasi pembantaian atau tempat dengan sejarah kelam lainnya untuk mencari energi negatif yang sangat besar. Dia menulisnya sebagai salah satu tujuan.
Pada saat itu, asisten kepala keluarga, Sebastian, masuk dan memberinya sebuah pil sembari menekankan betapa berharganya benda tersebut. Pria tua itu mengoceh banyak hal, tetapi intinya dia menunjukkan bahwa betapa beruntungnya Arthur bisa mendapatkan pil ini.
"Pil menjijikan ini sehebat itu?" Arthur tidak tahu banyak tentang herbal dan obat-obatan, tetapi dia enggan memasukkan pil yang baunya seperti kotoran atau sebuah kotoran yang terlihat seperti pil ini ke dalam tubuhnya. Dia memang dapat merasakan energi positif di dalam sana, tetapi kandungannya lemah. Dia ragu sesuatu selemah ini pantas dinamakan Pil Kehidupan. "Aeros, pindai pil ini." Arthur memberi perintah.
Ding-
[Perintah Diterima]
[Melakukan pemindaian pada subjek...]
[Pemindaian selesai!]
[Menampilkan hasil...]
[Pil Kehidupan-[?]
Obat mujarab legendaris yang dapat menyelamatkan orang yang sekarat. Aroma busuk dan nilai energi yang rendah merupakan selubung yang disengaja untuk menyembunyikan energi kehidupan yang setara dengan satu tahun usia di dalamnya.
"Haha... yang benar saja? Pil kotor ini menyimpan energi kehidupan?" Rasa dingin melekat di dadanya. Energi kehidupan adalah energi paling murni diantara semua jenis energi. Benda ini lebih terlihat seperti bom daripada obat di mata Arthur.
Di Bumi, dalam keadaan tertentu, penyihir akan menggunakan energi kehidupan bawaan mereka atau dalam arti lain memotong umur mereka untuk meningkatkan kekuatan tempur. Meski hanya sesaat, superioritas yang dihasilkan darinya tidak diragukan lagi. Serangan terakhir Iblis Amarah pun memakai energi kehidupan sebagai bahan bakarnya.
Berdasarkan ocehan Sebastian, pil ini pasti memiliki harga yang mahal di dunia ini. Namun, di Bumi harganya akan berbeda.
Tanda tanya di sisi namanya bukan tanpa alasan. Harga untuk pil berbau busuk ini adalah tidak ternilai. Dalam penjelasan lain, benda ini akan menimbulkan perang hanya dengan kemunculannya saja. "Ini bagus, dengan adanya benda ini aku mungkin bisa menerapkan Terminal Lucidity ke dalam Teritoriumku. Sungguh dunia lain yang menarik."
Arthur gemetar. Tubuhnya merinding saat darahnya memanas karena kegembiraan. "Aeros, apa kau diprogram untuk memecahkan komponen alkimia? Jika iya, tolong simpan data pil ini ke dalam sistem."
[Memeriksa fungsi sistem...]
[Fungsi ditemukan! Harap masukan subjek alkimia untuk dipecahkan ke dalam penyimpanan. Sistem mungkin akan memakan waktu, harap tidak menggunakan fungsi Aeros lain selama proses identifikasi]
"Tuan Muda, senjata yang Anda inginkan sudah siap!"
Arthur bangkit dari kursinya, memasukkan pil kehidupan ke dalam penyimpanan kemudian berjalan ke ruang penyimpanan senjata. Tidak ada kekhawatiran sama sekali di dalam hatinya, lukanya sudah cukup pulih oleh regenerasi darah iblis, dan dia sepenuhnya siap untuk bertarung sekali lagi.
Di sana, Kiara memberikan tas pinggang yang penuh dengan pisau dan dua buah perisai lengan, persis seperti yang ia minta.
"Tuan Muda, tolong hati-hati. Saya dengar Tuan Muda Arkam menjadi Ksatria Aura bintang lima baru-baru ini. Tolong jangan bahayakan diri Anda dan menyerah saja jika...."
"Terimakasih. Namun, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Lagipula, aku belum bertarung dengan benar hari ini." Arthur memotong ucapan Kiara dan tersenyum manis kepada wanita itu yang pipinya memerah.
