NovelToon NovelToon
Kamboja

Kamboja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rinarient 2

Kisah haru seorang gadis yang dilahirkan dari sebuah keluarga miskin. Perjuangan tak kenal lelah mencari bapaknya yang pergi ke luar negeri sebagai TKI, dimulai setelah ibunya meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya, Lily kecil diasuh oleh tetangga yang trenyuh melihat nasibnya. Namun ternyata hal itu tidak serta merta merubah nasib Lily. Karena tak lama kemudian bunda Sekar yang mengasuhnya juga berpulang.
Di rumah keluarga bunda Sekar, Lily diperlakukan seperti pembantu. Bahkan Lily mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami almarhumah. Lelaki yang sangat dihormati oleh Lily dan dianggap seperti pengganti bapaknya yang hilang entah kemana.
Ditambah perlakuan kasar dari Seruni, anak semata wayang bunda Sekar, membuat Lily akhirnya memutuskan untuk pergi.
Kemana Lily pergi dan tinggal bersama siapa? Yuk, ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinarient 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Rejeki di pagi hari

Lily berjalan santai. Hari masih pagi. Matahari pun masih malu-malu.

Udara pagi masih bersih dan suasana di jalanan belum terlalu ramai.

"Itu bukannya Lily?" gumam Doni dari dalam mobil yang mengantarkannya.

Di dalam mobil itu ada mamanya Doni yang juga mau berangkat dinas ke rumah sakit.

"Siapa, Don?" tanya Sinta, mamanya Doni yang berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan.

"Lily, Ma. Teman yang tadi Doni ceritakan," jawab Doni.

"Kok dia jalan kaki?" tanya Sinta.

"Iya, Ma. Ibunya kan masih sakit. Dan mungkin Lily enggak punya uang buat ongkos bayar angkot," jawab Doni.

Wajah Doni terlihat sangat prihatin dengan nasib teman sekelasnya itu.

"Pak Diman. Berhenti dulu!" perintah Sinta pada sopir yang mengantar mereka.

"Iya, Bu. Siap." Pak Diman segera menepikan mobilnya.

"Ada apa, Ma?" tanya Doni.

Sinta menoleh ke belakang. Dia masih melihat sosok Lily berjalan di trotoar jalan.

"Coba kamu tawari temanmu itu, Don. Siapa tau mau bareng sama kita," jawab Sinta.

"Beneran boleh, Ma?" Mata Doni langsung berbinar.

Sebenarnya Doni punya keinginan seperti itu saat melihat Lily tadi. Tapi dia tak berani mengatakannya.

Sinta mengangguk.

Doni langsung membuka pintu mobil dan keluar. Dia berlari mendekati Lily.

"Hallo, Ly!" sapa Doni terengah-engah.

"Hey, Don. Kenapa lari-lari?" Lily malah balik bertanya.

"Kamu jalan kaki?" tanya Doni.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Lily santai.

"Di mobil ada mamaku." Doni menunjuk sebuah mobil mewah yang berhenti tak jauh dari tempat mereka.

Lily pun ikut melihat ke arah mobil itu.

"Mamaku juga lihat kamu. Kata mamaku, kamu ikut ke mobil kita aja," ucap Doni.

Lily menatap wajah Doni. Lalu menggeleng.

"Kenapa?" tanya Doni terlihat kecewa.

"Aku jalan kaki aja," jawab Lily.

"Enggak apa-apa, Ly. Lagian ini kan masih jauh. Ntar kamu terlambat," ucap Doni.

Lily menggeleng lagi.

"Masih pagi, Don. Masih banyak waktu," sahut Lily.

Lily tak mau merepotkan. Apalagi ada mamanya Doni.

"Ayolah!" Doni menarik paksa tangan Lily.

"Eh, Don...!" seru Lily terkejut.

Doni tak peduli. Dia terus saja menarik tangan Lily hingga sampai ke mobil.

Lalu Doni membuka pintu belakang. Dimana tadi dia duduk.

"Masuklah. Duduk di samping mamaku," ucap Doni pada Lily.

"Ma. Ini Lily." Doni memperkenalkan Lily pada mamanya.

Terpaksa Lily mengulurkan tangannya. Sinta menyambutnya dengan hangat.

"Mamanya Doni. Masuklah, Lily," ucap Sinta.

Doni mendorong pelan tubuh Lily hingga Lily tak bisa menolak lagi.

Lalu Doni segera menutup pintunya. Dan dia duduk di jok depan sebelahan dengan pak Diman.

"Lily kok jalan kaki?" tanya Sinta.

Lily tersenyum.

"Iya, Tante. Biar sehat. Mumpung masih pagi," jawab Lily.

Jawaban bohong untuk menutupi keadaan yang sebenarnya.

"Bagus sih. Tapi sekolah kalian kan jauh. Nanti sampai di sekolah malah kecapekan," ucap Sinta.

"Enggak apa-apa, Tante. Udah biasa," sahut Lily.

"Maksudnya, kamu biasa jalan kaki ke sekolah?" tanya Sinta tak percaya.

Lily mengangguk.

Sinta merasa trenyuh mendengarnya. Apalagi dia sudah mendengar cerita tentang keluarga Lily dari Doni.

"Oh iya. Bagaimana kabar ibumu? Kata Doni, ibumu sakit?" tanya Sinta.

Lily kembali mengangguk.

"Udah diperiksakan ke dokter?" tanya Sinta lagi.

Lily menggeleng.

Sinta menghela nafasnya.

"Tapi pagi ini ada tetangga yang mau membawa ibu ke rumah sakit," ucap Lily.

"Oh, syukurlah. Semoga nanti bisa terdeteksi penyakit ibumu. Dan bisa mendapatkan penanganan yang baik," sahut Sinta lega.

"Beneran, Ly?" tanya Doni.

"Iya, Don. Kemarin sore ada tetangga yang datang ke rumah. Katanya pagi ini mau membawa ibuku periksa ke rumah sakit," jawab Lily.

"Semoga ke rumah sakit tempat mamaku praktek, Ly. Jadi kan mama bisa kenal sama ibumu. Iya enggak, Ma?" Doni menoleh ke arah Sinta.

"Iya. Nanti biar Tante periksa dulu penyakit ibumu," sahut Sinta.

"Iya, Tante. Semoga penyakit ibu tidak terlalu parah," harap Lily.

"Tapi benar apa yang diceritakan Doni, kalau ibumu pendarahan terus?" tanya Sinta.

Lily mengangguk sedih.

Sinta menepuk-nepuk lengan Lily.

"Yang sabar, Ly. Semoga semua baik-baik aja," ucap Sinta. Meskipun dalam hatinya tak terlalu yakin.

"Iya, Tante. Terima kasih," ucap Lily dengan sopan.

Perjalanan mereka tak makan waktu terlalu lama. Selain jaraknya yang tak terlalu jauh, jalanan juga belum macet.

Sinta merogoh tasnya. Dia mengambil dompet dan memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan pada Lily.

"Ly. Ini buat kamu. Mungkin kamu bisa memanfaatkannya buat keperluan kamu dan ibumu," ucap Sinta.

Lily terkejut. Dia tak mengira mamanya Doni akan memberikan uang padanya. Apalagi sebanyak itu.

"Enggak usah, Tante. Terima kasih," tolak Lily dengan sopan.

"Eh, enggak apa-apa. Kamu pasti membutuhkannya. Simpan ini," paksa Sinta.

"Enggak usah, Tante." Lily pun tetap menolak.

Tapi Sinta tak kurang akal. Dia masukan uang itu ke dalam tas Lily.

"Enggak baik menolak rejeki. Udah sana, masuk ke sekolah. Tante mau lanjut ke rumah sakit," ucap Sinta.

Lily tak berkutik. Matanya berkaca-kaca. Dia sangat terharu dengan kebaikan hati mamanya Doni.

Doni sudah keluar lebih dahulu. Dia menunggu Lily keluar dari mobil.

"Terima kasih banyak, Tante," ucap Lily terharu.

"Iya, sama-sama. Belajar yang rajin ya, biar bisa jadi dokter kayak Tante," sahut Sinta.

Lily pun berpamitan dan mencium tangan Sinta dengan sopan.

Sinta mengelus rambut Lily dengan lembut.

Kasihan sekali anak ini. Sekecil ini sudah hidup susah. Batin Sinta.

Lily pun keluar dari mobil.

"Ayo Ly, masuk," ajak Doni.

Lily mengangguk. Lalu berjalan beriringan dengan Doni.

"Mamamu baik banget, Don," puji Lily.

"Baik lah. Siapa dulu anaknya?" Doni membanggakan diri.

"Anaknya?" cibir Lily.

Lily ingat sebelumnya Doni sangat usil dan jahat padanya.

Bukan cuma sekali dua kali Doni mengusilinya. Mulai dari buku-buku tulisnya Lily yang disembunyikan. Sampai Lily dipermalukan di depan teman-temannya.

Doni menoleh.

"Maaf, Ly. Aku sering jahat ama kamu, ya?" sesal Doni.

Lily diam saja.

"Aku janji, mulai sekarang enggak akan jahat lagi sama kamu. Kita berteman, Ly." Doni mengulurkan tangannya.

Lily pun menyambutnya dengan hangat. Dia bersyukur, akhirnya bisa mendapatkan teman.

"Itu kan Lily sama Doni. Ngapain pagi-pagi mereka bersalaman?" gumam Lavender dari belakang mereka.

Lavender baru saja sampai di gerbang sekolah. Dia berlari-lari mengejar Lily dan Doni.

"Lily! Doni!" teriak Lavender.

Spontan Lily dan Doni melepaskan salamannya dan menoleh.

"Ven!" ucap Lily.

"Kalian berangkat bareng lagi?" tanya Lavender.

Lily dan Doni mengangguk bersamaan.

"Jalan kaki lagi?" tanya Lavender lagi.

"Naik pesawat!" jawab Doni.

"Ih, ngaco kamu ah. Mana ada pesawat di sini." Lavender menoyor lengan Doni. Lalu mereka tertawa bersama.

1
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor jadikan Lily anak yang tegas . jenius lagi bisa bela diri
Anita Jenius
Baca sampai sini dulu. 5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rina Rient: Siap..Terima kasih like-nya 🙏
total 1 replies
Fatta ...
lanjut Thor..,
Rina Rient: Siap..tunggu episode-episode selanjutnya, ya 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Rina Rient: Siap..tunggu yaa 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Rina Rient: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. 3 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Rina Rient: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Irsalina Lina
kapan ep ke 2 nya di tanyangkan thoor?......, GK sabar ni mau baca. soalnya cerita nya bagus dan menarik
Rina Rient: Sabar ya..step by step 😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Bikin happy setiap kali baca. Gak bisa berhenti bacanya.
Rina Rient
terima kasih🥰.. tunggu episode2 selanjutnya ya 🙏
Jing Mingzhu5290
Saya merasa terinspirasi oleh perjuangan tokoh-tokoh dalam cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!