NovelToon NovelToon
SWEET LOVE

SWEET LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / CEO / Wanita Karir / Romansa / Office Romance
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mayraa Ibnurafa

🌹Update setiap hari min 1 episode🌹


Berlyan menyamar sebagai Hana sahabatnya untuk menghadiri sebuah kencan buta. Akan tetapi hal tak terduga malah terjadi. Ternyata pria yang akan dia temui di kencan buta tersebut adalah Presdir di tempat kerjanya, yaitu seorang Argantara Mahesa.

Mau tau gimana kisahnya? Yuk langsung disimak saja kisahnya! ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 6 Sweet Love

Saat Kakek Yaris mengeluh dengan sakit kepala dan lehernya yang tegang. Arga dan Rey pun langsung membawa Kakek Yaris ke rumah sakit. Lalu meminta Dokter melakukan pemeriksaan lagi terhadap Kakek Yaris. Setelah melakukan pemeriksaan Kakek Yaris meminta agar beristirahat dirumah sakit selama sementara.

“Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja, Dok?” tanya Rey kepada pria yang memakai jas putih dan sedang membawa papan berkas hasil pemeriksaan Kakek Yaris.

“Ya, tekanan darahnya lebih tinggi dari biasanya, tetapi ini tidak terlalu serius,” jelas Dokter.

“Apa maksudnya, ‘Tidak terlalu serius’?” Kakek Yaris terlonjak dan sontak duduk diatas tempat tidurnya.

“Terakhir kali, katamu paru-paru, ginjal, dan usus halusku bermasalah,” lanjut Kakek Yaris seraya melotot didepan Dokter itu dan mengedipkan mata kanannya.

Arga menghela nafasnya melihat kelakuan sang Kakek.

“Eh, apa aku bilang begitu ya?” Dokter itu nampak terkejut dan kebingungan.

“Ah DOKTER!” Kakek Yaris kemudian mencubit paha Dokter tersebut hingga dia tergelinjang.

“Oh iya benar, aku ingat sekarang,” ucap Dokter dengan tersenyum gugup sembari menatap Arga dan Rey, “Mengingat umurnya, mungkin kondisinya bisa berubah drastis dari hari ke hari.”

“Kamu juga bilang aku tidak boleh stres, kan?”

“Ya, Pak.”

Arga dan Rey hanya diam mendengar penjelasan sang Dokter.

“”Orang di sekitarnya juga harus menjaga sikap, jangan terlalu membuatnya banyak pikiran.”

“Apa kalian sudah dengar itu?” Kakek Yaris menunjuk kedua pria itu dengan wajah merdeka.

“Sepertinya saat ini Kakek sangat sehat, jadi berhenti berakting dan bangunlah sekarang,” ucap Arga.

“Kamu! Apa kamu benar-benar mau Kakek mati gara-gara kamu, Kakek akan....”

“Selagi Kakek disini, bagaimana kalau jalani pemeriksaan menyeluruh ulang? Kalau begitu aku pamit.” Arga pun segera keluar dari ruangan itu. Di luar ruangan Arga menghela nafasnya dan memijit pelipisnya yang menegang. Jujur sebenarnya dia juga sangat mengkhawatirkan keadaan Kakek Yaris yang merupakan satu-satunya keluarga yang dia miliki.

...*** ...

Pak Deni dan Bu Susi tengah sibuk membersihkan meja-meja di kedai. Terdapat banyak piring-piring kotor dengan sisa makanan dan gelas-gelas yang berisi sisa-sia bir. Rasanya saat itu juga kedai terasa sangat dingin, mengingat suasana hati Berlyan yang tidak sedang baik. Keduanya terus melirik Berlyan yang tengah memeriksa nota pembayaran dimeja kasir, sambil melakukan kegiatan mereka membersihkan meja.

“Huft, apa gunanya menerima pelanggan banyak seperti grup tadi?” gerutu Berlyan dengan tatapan sinis pada nota pembayaran tersebut. Membuat Pak Deni dan Bu Susi tersentak dan menoleh kearahnya secara bersamaan.

“Kita sudah memberi mereka diskon, tapi mereka menghabiskan cemilan gratisnya,” gerutunya berlanjut ketika melirik tempat cemilan gratis yang tersedia. Dia terus mengeluh dengan helaan nafasnya yang menjengkelkan.

“Kenapa dia terus menggerutu seharian?” Pak Deni dan Bu Susi saling menatap dengan wajah penasaran.

“Hei, Berlyan! Apa kamu tidak punya pacar yang bisa menggelar pesta ulang tahun untukmu?” celetuk Bu Susi yang bermaksud ingin bercanda. Tapi dibalas dengan tatapan tajam oleh Berlyan. Membuat Bu Susi dan Pak Deni jadi tersenyum getir.

“Aku tidak pernah meninggalkan barang didepan kedaimu!” Tiba-tiba saja terdengar suara seorang pria yang berteriak didepan kedai mereka.

Pak Deni dan Bu Susi segera keluar dari kedai. Berlyan yang juga mendengarnya langsung mengikuti kedua orang tuanya, untuk memeriksa ada apa yang terjadi diluar sana. Saat diluar kedai ada dua orang, yang satu pria paruh baya dan yang satu lagi seorang gadis muda yang mungkin masih SMA. Keduanya tengah berdebat ditoko yang ada diseberang kedai ayam goreng orang tua Berlyan.

“Oh astaga ya tuhan, Tiara!” teriak Bu Susi saat melihat ternyata putrinya Tiara yang sedang bertengkar dengan pemilik toko diseberang kedainya. Dia pun segera menarik suaminya untuk menghampiri putrinya itu.

“Sudah ku bilang aku melihatnya! Ini memang punyamu!” bentak Tiara dengan Lantang sembari melemparkan sebuah toples besar serba guna dengan tutup berwarna hijau itu. Melemparnya kedepan pria paruh baya pemilik toko didepan kedai orang tuanya.

“Ternyata suara mu lantang juga yang untuk seorang gadis SMA!” hardik pria tersebut.

“MEMANG! TERUS KENAPA? TIDAK TERIMA?” Tiara semakin nyolot dan melototi pria tersebut.

“Hei, ada apa ini?” Berlyan langsung merangkul Tiara sang adik.

“Kenapa ini, apa yang terjadi?” tanya Bu Susi yang berada disebelah Tiara.

“Ini nih! Kenapa benda ini ada didepan kedai kita?” gerutu Tiara menunjuk toples tersebut yang aromanya menyengat hingga keluar.

“Aku kan sudah bilang hanya menaruhnya sebentar disana, karena ada pelanggan yang memarkir di depan toko ku!” jelas pria tersebut membela dirinya yang terus disalahkan oleh Tiara. Sembari menendang toples tersebut hingga mengenai kaki Tiara dan Berlyan.

“Aku tahu kamu sengaja menaruhnya disana setiap kali kami tidak melihatnya,” tuduh Tiara.

“Benarkah? Apa kamu melihatnya langsung?” elak pria tersebut.

“Sudah jelas! Karena kami selalu menemukan duri ikan dihalaman kedai kami!” sahut Bu Susi tidak terima. Bu Susi pun kembali mendorong toples itu kekki pria tersebut.

“Lihat saja, kami tidak menjual ikan! Kami menjual ayam,” lanjut Bu Susi. Karena pria itu terus ngotot dia menjadi ikut kesal melihatnya. “Ambil ini!”

“Kami juga tidak menjual ikan,” elak pria itu lagi.

“Itu disana tertulis, ‘Ikan, Ikan kering, makerel, dan lain-lain’ ambil ini punyamu!” tangkas Bu Susi yang diikuti dengan tangannya yang menunjuk papan nama ditoko tersebut.

“Astaga, sayang. Kita semua tetangga disini. Tidak perlu sampai bertengkar, ayo bicarakan baik-baik,” sanggah Pak Deni seraya menarik Bu Susi.

“Aku berbicara seperti ini agar tidak bertengkar,” ucap Bu Susi.

“Ah lama sekali, cepat ambil ini!” Tiara meraih toples tadi dari tanah lalu mendorongnya ke pria tersebut secara paksa, hingga air amis ikan didalam toples itu mengenai bajunya.

“Hei, ini baju baru! Baru saja datang dari luar negeri!” gerutu pria itu yang kemudian melemparnya balik ke Tiara, “Buang itu! Terserah kamu mau bagaimana!”

“Woi, jangan dorong itu padanya!” berang Berlyan yang marah melihat adiknya diperlakukan seperti itu. Sampai akhirnya dia mendorong balik toples tersebut kepada pria itu dan membuatnya terjungkal jatuh ketanah dengan posisi duduk.

“Ya tuhan!” Bu Susi, Tiara, dan Pak Deni terkejut. Begitu juga dengan Berlyan sendiri.

“Aughhh! Pinggang ku!” erang pria itu dengan wajah merah menahan sakit.

“Itu salahmu, karena mendorongnya lebih dulu!” tangkas Berlyan, wajahnya terlihat panik ketakutan.

“MASUKLAH!” Bu Susi memerintahkan anak-anak dan suaminya masuk kedalam rumahnya yang berada dilantai dua kedai ayam goreng mereka. Lalu mendudukkan mereka diruang keluarga.

“Haduh astaga, merusak papan toko tetangga dan membuatnya terluka, aku jadi merasa sangat bersalah,” keluh Pak Deni sembari duduk diatas sofa.

Berlyan duduk dilantai tepat dibawah sang Ibu yang sudah menatapnya tajam sejak masuk kedalam rumah. Dadanya berdebar-debar bukan karena jatuh cinta, akan tetapi takut akan kemarahan Ibunya.

“Semua orang dikeluarga ini memang sangat pemarah!” tukas Bu Susi seraya menatap kedua anaknya secara bergantian.

“Apa tidak cukup Tiara yang memulai pertengkaran itu, tapi kenapa kamu malah melakukan itu?” hardik Bu Susi kepada Berlyan yang duduk dibawahnya.

“Bukankah sifatku yang seperti itu adalah keturunan dari Ibu,” jawabnya dengan sedikit ketakutan menatap wajah Bu Susi.

“HEI!” Bu Susi membentak dan ingin memukul Berlyan tapi tidak dilakukannya.

“Berlyan benar, kenapa Ibu malah menyalahkan keluarga ini?” sahut Tiara yang sangat jarang dia membela Berlyan ketika kakaknya itu kena marah sang Ibu.

“Apa kamu bilang? Sejak kapan kalian berdua akur dan pintar menjawab ucapan Ibu?” Bu Susi marah dia melempar bantalan sofa kewajah Tiara dan memukul punggung Berlyan dengan keras.

“Itu karena aku mirip sama Ibu!” Berlyan membela dirinya, “Ini hari ulang tahunku! Kenapa Ibu malah memukuliku!”

“Kamu tidak bisa menggunakan hal itu sebagai alasan, hei anak nakal!” teriak Bu Susi. Tapi tidak dihiraukan oleh Berlyan yang tetap masuk kedalam kamarnya dengan pintu yang menghempas kuat.

“Aku sudah membuatkanmu, sup dada ayam kesukaanmu tadi pagi! Itu sudah cukup kan?” teriak Bu Susi lagi saat Berlyan sudah berada didalam kamarnya.

“Kamu lupa membuatkannya sup dada ayam kali ini, jadi berhenti memarahinya,” ucap Pak Deni. Membuat Bu Susi pun terdiam dan merasa bersalah kepada Berlyan.

“Ini semua gara-gara kamu sih!” Lagi-lagi Bu Susi melemparkan bantalan sofa kepada Tiara.

“Kenapa ibu malah menyalahkanku sih? Ayah...,” rengek Tiara sambil bersembunyi dibelakang sang ayah. Pak Deni hanya bisa menghela nafasnya dan geleng-geleng kepala.

Didalam kamar. Berlyan berjalan kearah meja tempat dia biasa mengerjakan sesuatu. Lalu menghela nafas dan duduk dikursi. Matanya pun tertuju pada buku masakan yang tergeletak diatas meja itu, kemudian membukanya perlahan. Terdapat tiket konser musik yang diberikan Dimas. Perkataan dari laki-laki itupun kembali terngiang dikepalanya.

“Selamat ulang tahun, Berlyan. Ini tiket konser penyanyi kesukaanmu. Sulit sekali untuk mendapatkan ini, jadi pergilah dengan seorang pria, jangan dengan Hana.”

“Ahhhh...,” hela Berlyan.

Dia pun segra beranjak dan naik ketas tempat tidurnya. Merebahkan tubuhnya yang terasa lelah diatas kasur empuknya yang tidak terlalu besar itu.

.

.

BERSAMBUNG.

1
Felicia amira
kappan up thor
Mayraa_Tafa: ditunggu ya author banyak kerjaan
total 1 replies
Felicia amira
up dong kak
Felicia amira
lanjutan y kapan thor
Whyro Sablenk
kok dah 2hr g up thor
Mayraa_Tafa: ditunggu ya
total 1 replies
Whyro Sablenk
kok lom up thor/Smile/
Whyro Sablenk
2 jempol for your triple up thor...
tetap semangat selalu ya...
Whyro Sablenk
udah di kode tuh ma si Rey,... pak presdir/Smile/
Whyro Sablenk
aq di hange jetsu thor... kok Arga curiga ya ma berlian...
c4 selidiki donk Rey..
mampus lho dimas,yaqin deh, sbnrnya dimas jg udh suka ma berlyan.
cm g nyadar aja...
mkch double upnya thor...
lanjut....
Hange Jutsu
mkch bgt triple upnya thor ..tetep semangat selalu ..n lanjut...
Hange Jutsu
Sahara...kpn kamu ketahuan.../Smile/
Hange Jutsu
lanjut thorr
Hange Jutsu
crtnya bagus
Hange Jutsu
semakin mendekati...siapa Sahara sbnrnya...
mkch double upnya thor/Pray//Pray//Pray/
Hange Jutsu
hampir saja ...
tetep semangat n lanjut Thor ...
Felicia amira
luar biasa seru crita y, apakah Arga akan tetap memilih hana palsu
Mayraa_Tafa: makasih penilaiannya/Smile/
total 1 replies
Hange Jutsu
harusnya Arga sudah tau siapa Sahara sbnrny thor,secara dia Presdir kan...
tp tak apalah...AQ suka crtnya...
lanjut..thank 's bgt double upnya thor/Pray//Pray//Pray/
Mayraa_Tafa: makasih masukannya, ditunggu ya upnya
total 1 replies
Nendah Siti
cerita nya bagus, aku suka
sama bgt sma film korea cerita nya . apa gitu judul nya lupa lg hehe
smgat thor
Hange Jutsu
double up thor
Mayraa_Tafa: ditunggu, makasih sudah mampir/Smile/
total 1 replies
Anita Jenius
3 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Mayraa_Tafa: makasih/Smile/
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak..
Mayraa_Tafa: iya sama-sama ya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!