NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:60.2k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20 - CHERNYY ORELL

"CEPAT TUNJUK YANG MANA YANG BERNAMA TAMA!"

Adrian mulai geram. Pasalnya ia masih dalam. Mode berkabung. Namun harus menjalankan tugas receh karena sahabatnya ini.

Ingin rasanya ia langsung mengirim lelaki ini untuk interview bersama malaikat maut. Namun Danu menahannya.

"I-itu ...."

"Bagaimana ini? anjing pemburu kita tertangkap," ucap seseorang di sebrang telpon.

"Kita? Lo aja kali. Gue gak ngerti apa yang lo omongin!"

"Ohhh lo mau lepas tangan?! Liat aja gue bakal bongkar semua niat busuk lo dan--"

"Oke oke ... Sekarang lo pulang dari sana. Jangan bawa handphone lo. Mereka gak akan bisa melacak kita!"

"Transfer gue $3.000 buat gue balik!"

"Oke!"

Frilly langsung memutus panggilan telpon yang ia terima dari tangan kanannya yang selama ini selalu membantunya.

"Lama-lama lo bakal jadi kuman buat gue. Liat aja, setelah gue membereskan Bella, berikut nya lo!" Gumamnya.

Frilly memperhatikan handphone yang ia genggam erat seolah-olah ia sedang mencengkeram leher orang itu.

Danu bangkit setelah bodyguard-nya melepaskan kabel tis di tangganya.

"Maksud Lo, dia Pratama?" tanya Adrian meyakinkan sambil menarik Danu ke hadapan pria itu.

Merasa yakin dengan pilihannya, lelaki itu mengangguk. Menurutnya, dari segi wajah, Danu terlihat lebih seperti baji ngan dibanding Tama yang baby face.

"I-iya ... Dia Pratama. Dia yang menyuruh saya!"

Sontak hal itu membuat Danu tertawa keras. Tertawa yang menyeramkan bahkan Adrian, sahabatnya sendiri sempat merinding mendengarnya.

Danu melepas baju yang ia kenakan lalu menghampiri pria itu. Tama hampir tidak berkedip ketika Danu membuka baju di hadapannya.

Untung dia pecinta wanita dan genre ini adalah dark romance khusus lelaki dan perempuan. Bukan BxB

Tama menatap takjub tubuh Danu, bukan. Bukan karena ia jatuh cinta. Sekali lagi ini bukan genre BxB. Ini romance BxG.

Tolong ya jangan menerjemahkannya terlalu jauh. Terima kasih, Sarangeo, kamsahamnida.

Ia takjub dengan tubuh Danu yang bidang mirip roti sobek beraneka rasa di minimarket.

Pantas saja Bella berusaha move on darinya. Makin benci lah Tama melihat perawakan Danu yang sempurna.

Tama yakin, jika dirinya dilahirkan sebagai perempuan, ia rela war bersama Bella untuk memperebutkan Danu.

Setelah keluar dari sini. Tama bertekad akan mengikuti gym rutin bulanan. Kalau perlu ia akan merengek pada Anna dan Adi agar di belikan satu set lengkap alat gym.

"Heh! Lihat gue baik-baik. Apa muka gue yang tampan ini mirip cowok baji ngan itu?"

Tersinggung lah Tama dengan ucapan Danu, mau protes tapi ia lagi di kandang lelaki itu.

Diam sajalah akhirnya yang ia pilih. Meskipun hatinya sibuk meng-gibahi lelaki sexy-- ralat, lelaki psiko itu maksudnya.

Mendengar ucapan Danu seperti itu membuat pria itu membelalakkan matanya. Tebakannya salah.

Lalu ia melirik ke Tama yang sedang melihatnya dengan tatapan kesal.

Danu tersenyum kecil yang bahkan nyaris tidak terlihat. Ia dapat menyimpulkan kalau orang ini adalah orang suruhan.

Danu mengelus rambut pria itu dan sedikit menjambaknya. Sedikit.

"Kalau Lo gak mau ngaku. Mereka bakal gue jual!" ancam Danu sambil memperlihatkan foto seorang wanita sedang menggendong bayi.

Adrian mendekati pria itu dan berteriak kencang. "SIAPA LO? SIAPA YANG UDAH NYURUH LO!"

"Sa-saya Sa-sandi Bang. Tolong Bang ... jangan bunuh saya dan keluarga saya. Saya di suruh... Saya di suruh mereka."

"Gue akan bantu lo kalau lo mau bicara jujur!"

Adrian memberikan profile Sandi lengkap dengan keluarga Sandi. Setelah membaca sekilas, Danu tersenyum smirk.

"Ternyata Lo Genk inti Chernyy Orell. Lo tau ini dimana?" tanya Danu dengan wajah mengejek.

Sandi menggelengkan kepalanya.

"Pioneer ... Congratulation Lo beruntung bertemu dan berkenalan langsung dengan ketua Pioneer," ucapnya dingin.

Sandi membelalakkan matanya cemas. Ia berkali-kali memusatkan penglihatannya.

Ia berharap apa yang di ucapkan Danu adalah kebohongan dan hanya ingin membuatnya takut.

Pioneer adalah organisasi di bawah kekuasaan Pravitel' Vselennoy dan Izyaslavich langsung.

Meskipun beranggotakan anak-anak ingusan. Namun power mereka tidak main-main.

Berurusan dengan Pioneer apalagi mengancam nyawa mereka, pilihannya cuma ada 2. Mati atau tersiksa.

Sedangkan Chernyy Orell adalah organisasi yang berada di bawah kendali Pioneer langsung.

Chernyy Orell kelompok yang menjalankan sisi kemanusiaan dan hal-hal positif yang Pravitel' Vselennoy dan Pioneer jalankan.

Berbeda dengan Diavolo, kelompok yang menjalankan sisi gelap organisasi Pravitel' Vselennoy.

"Tolong ... Saya hanya di suruh ... Me-mereka mengancam istri saya jika saya tidak menjalankan tugas."

Danu semakin kuat menduga jika ini salah satu ulah orang tuanya. Namun Danu tidak ingin gegabah.

Karena tidak mungkin orang tuanya menyeret nama seorang anak yang tidak mereka kenal. Pratama Adisutjipto.

"Lo hanya perlu menyebut siapa yang udah menyuruh lo dan Lo bisa minta apa saja termasuk keamanan untuk lo dan keluarga lo!"

Danu mulai melakukan taktik negosiasinya.

"Dia memesan jasa saya lewat akun sosial media yang saya miliki," ucapnya, "Ini percakapan kami!"

Sandi memberikan handphone nya pada Danu. Danu melihat percakapan kedua orang itu.

"Lacak posisi IP nya!" perintah Danu pada bodyguardnya.

"Terus kenapa lo bawa-bawa nama gue, sialan!?" hardik Tama.

"Orang itu menyuruh saya menggunakan nama anda jika saya tertangkap."

"Brngsk!" Tama menghajar orang itu yang baru ia ketahui bernama Sandi.

Danu menahan Tama agar tidak memukuli sandi secara berlebihan. Danu yakin, ia akan membutuhkan Sandi.

"Apa yang dia janjikan sampai lo berani ambil job ini?" tanya Tama geram.

"Ia memberikan DP 10 juta. Kalau gadis itu mati, saya dapat 100 juta. Jika gadis itu hidup saya akan dijamin keamanannya dan hidup saya di tanggung dia sampai kasus tertutupi, tapi jika saya yang mati karena ini. Anggota Genk saya yang akan mengejar wanita itu," papar Sandi.

Danu sedari tadi mengepalkan tangannya. Ia yakin orang yang ingin membunuh Bella bukan lah orang sembarangan dan pasti masih di dekat Bella dan Tama.

"Jadi dia wanita? Baiklah gue akan membuat kematian palsu untuk lo. mulai sekarang, Lo berada dalam pengawasan ketat Pioneer!" ucap Danu.

"Untuk sementara biarkan anggota Genk lo yang mengejar wanita itu," lanjutnya

Danu keluar dari ruangan pesakitan itu dengan pikiran yang berkecamuk. Memikirkan siapa orang yang sudah merencanakan pembunuhan untuk Bella.

"Jadi kita harus apa Nu?" tanya Tama menyamai langkah Danu.

"Kita? Gue gak pernah ngajak lo dalam rencana ini."

"Tapi Lo yang ngajak gue kesini, bege!" Kesalnya.

"Lo denger kan, kalau dalang dari semua ini perempuan. Dan gue yakin perempuan itu mau menyingkirkan Bella karena lo!"

"Tapi kan tuh perempuan mau bikin gue mendekam di penjara juga. Berarti bukan gue sumber masalahnya," sahut Tama tidak terima dengan tuduhan dari Danu.

Danu menghadap Tama yang berjalan di belakangnya. "Meskipun lo gak terlibat dalam kasus ini. Buka berarti gue bisa percaya lo gitu aja!"

Tama menatap wajah Danu yang menyeramkan tidak seperti biasanya yang datar.

Pandangan Tama turun ke bawah lebih tepatnya ke bagian dada bidang Danu. Tama bahkan tersentak kaget hingga membuatnya memundurkan langkahnya.

"S-sejak kapan lo kenal cewek gue?"

Danu menatap Tama benci. "Cewek lo? Perlu gue benturin kepala lo dan keluarin isi otak Lo. Supaya lo Inget kalau lo yang udah buang Bella."

"Bella bukan cewek lo! Sekali lagi lo bilang dia cewek lo. Gue bikin Lo ngerasain lantai ruangan favorit gue tadi."

Tama bergidik ngeri namun matanya tetap fokus ke bagian dada danu sebelah kiri.

"Gue tanya sama Lo. Sejak kapan Lo kenal Bella?"

Danu yang mengikuti arah pandang Danu seketika melirik bodyguardnya yang sedang membawakan bathrobe.

Danu mengenakan bathrobe nya sambil menaiki tangga lalu memasuki ruang pribadinya dan mengabaikan pertanyaan Tama.

Menurutnya, lelaki itu tidak perlu tau sejak kapan ia mulai mencintai gadis itu.

Drrrtttt ... Drrttttt ...

Danu menggeser tombol hijau dan menerima panggilan itu dengan wajah senangnya.

Tanpa menjawab ia langsung mengambil asal pakaiannya dan bergegas keluar.

"Mau kemana Lo?" tanya Tama saat melihat Danu sudah rapih kembali dan menenteng kunci mobilnya.

"Rumah sakit, Bella sudah sadar!"

"Kok nyokap gue gak ngabarin gue ya?"

Tama memeriksa ponselnya yang hanya ada notifikasi pesan masuk dari Frilly dan teman-teman sekolahnya yang lain.

"Gak tau, mungkin lo bukan anaknya."

"Ngasal lo ngomong, gue anaknya!"

"Iya percaya gue. Karena lo dan bokap lo sama sama baji ngan. Buah jatuh gak jauh dari pohonnya!" sungut Danu.

"Lo lagi ngomongin diri lo sendiri ya?"

Ucapan Tama tidak di tanggapi oleh Danu. Ia sendiri sadar akan ucapannya yang sebenarnya lebih cocok untuk dirinya sendiri.

Mungkin ... Saat ia memakai nama ayahnya di belakang namanya.

"BELLA! Kamu sudah sadar Sayang!" pekik Anna senang.

"Hmmmm ...."

Bella membuka perlahan matanya yang terasa sangat silau, yang ia rasakan pertama kali adalah pusing dan haus.

"Haa ... Usss," ucapnya terbata-bata.

Anna meninggikan tempat tidur bagian kepala agar Bella bisa minum tanpa tersedak. "Minum dulu sayang. Pelan-pelan ya."

Bella meminum sedikit air yang diberikan padanya. sekedar membasahi kerongkongannya. Ia memejamkan matanya kembali karena dirasa masih pusing.

Anna memencet tombol interkom untuk memanggil suster agar mereka mengetahui jika Bella sudah sadar.

Beberapa suster dan dokter yang bertugas, segera memasuki ruang rawat inap Bella.

Mereka memeriksa bagian vital dan mengecek apakah ada hal serius yang membutuhkan penanganan khusus.

"Boleh saya tau nama dan alamat anda, Nona?" tanya dokter cantik yang tertulis nama Vivian di snelli nya.

"I-isabella Thalluna Brawijaya. Alamat saya di Grand Residence ...."

Bella mampu mengingat semuanya sehingga Anna dan Adi yang berada di ruangan sangat senang.

Dokter juga mengecek beberapa anggota tubuh Bella dan menggerakkan kaki dan tangan gadis mungil itu.

"Untuk saat ini. Nona Bella hanya perlu istirahat cukup. Jangan terlalu banyak bergerak karena jahitan di kepalanya belum kering."

Bella hanya menganggukan kepalanya dan kembali memejamkan mata.

Ia mencoba mengingat apa yang ia alami semalam. Mengapa dirinya bisa berakhir di rumah sakit ini.

Seingatnya ia hanya di dorong dan ada sebuah mobil ingin menabraknya.

Meski ia sudah menghindar namun kecepatan mobil itu tidak memberinya kesempatan untuk menjauh dari Bencana itu

"Bella ...." Danu memanggil Bella dari pintu masuk dan langsung berdiri di samping brankar.

Bella membuka matanya dan tersenyum hangat. Meskipun terlihat dari wajahnya yang nampak pucat dan lemas.

Namun senyum manisnya dan pancaran hangat dari matanya masih bisa Danu rasakan.

"Kanu..." ucapnya lirih.

Danu tersenyum lembut sambil mengusap rambut gadis itu.

"Terima kasih untuk semuanya, ya Nu."

Danu mengangguk dan tersenyum hangat. "Kamu belum makan, ya?" Ia melihat nampan yang berisi makanan yang masih utuh.

"Bella baru sadar. Belum bisa makan kayanya."

Danu mengabaikan ucapan Anna dan fokus menatap wajah pucat Bella. "Mau makan sekarang? Aku suapi ya. Tangan kamu kan, masih sakit."

Bella mengangguk dan Anna membantu Bella agar bisa duduk dengan tegak dan bersandar pada kasur yang di tinggikan di bagian kepala.

"Bella. Kami pulang dulu, ya. Nanti Ibu balik lagi."

Bella yang sedang mengunyah seketika mengerutkan keningnya. "Nanti aku sama siapa, Bu?"

"Cuma sebentar, Sayang. Nanti Ibu balik lagi. Jadwal Ibu juga lagi kosong. Jadi bisa temenin kamu," ucapnya sambil mengelus pipi pucat gadis itu.

Bella tersenyum senang. "Bener ya Bu? Terimakasih Ibu!"

Anna memeluk gadis kecil itu dengan hati-hati takut ada bagian tubuh Bella yang sakit.

"Kamandanu. Saya titip Bella, Ya."

"Kok Ayah nitipnya sama Danu. Anak Ayah, 'kan Tama."

Adi melirik malas ke sang putra. "Kamu ikut kami pulang!"

"Engga, Yah. Tama mau di sini aja. Temenin Bella. Ini bukti tanggung jawab Tama ke Bella."

Adi dan Anna hanya mengangkat bahunya malas lalu meninggalkan ruangan itu.

"Gak usah nyari alasan, Tama. Aku tau kamu mau putus dari aku, kan? Gak segampang itu, sayang. Kamu Berani depak aku. Aku bakal kerahkan orang buat bikin Bella celaka."

Tama yang terpejam tiba-tiba saja teringat ucapan Frilly tempo hari yang mengancamnya. 'Ah ... Gak mungkin Frilly berani melakukan hal sekotor itu!' batinnya.

Toookkk Tookkkk Tookkk

"Lo liat Tam, siapa yang datang!"

"Dih ... kok lo nyuruh-nyuruh gue!"

"Lo mau Bella yang bukain pintu?"

Tama pun membuka kan pintu dengan mendumel. Saat ia membuka pintu, ia terkejut dengan kehadiran teman temannya. Bahkan teman-temannya pun sama kagetnya dengan Tama.

"Ngapain lo disini?" tanya Robi sinis.

"Cosplay jadi dokter."

"Gak cocok, Lo cocoknya cosplay jadi baji ngan. Ehhh gak usah cosplay sih itu. Emang udah baji ngan." Tawa Robi sambil melangkah masuk.

"Hallo Bella!" sapa Hera.

"Tumben lo kesini gak sama Intan!" tanya Tama.

"Intan lagi di Jepang," jawab Hera.

"Kamu kenapa bisa begini, Bell?"

Bella meringis kala Danu membantunya duduk tegak. Area pinggangnya ternyata yang sakit dan ia baru merasakannya.

"Tama gak sengaja dorong aku ke tengah jalan pas kita ribut. ehh ... aku ke tabrak mobil, Ra. Keserempet sih, lebih tepatnya. Karena aku sempat menghindar."

Sontak semua teman-teman Bella kaget mendengar penjelasan Bella dan menatap Tama dengan tatapan maut.

"Ketabrak mobil? Kamu liat siapa yang nabrak kamu?" tanya Hera.

"Posisi Aku menyamping jadi gak begitu jelas liat siapa yang mengemudi mobilnya, Ra. kejadiannya begitu cepat," jelas Bella.

"Kenapa bukan Lo aja sih yang di tabrak itu mobil. Kalau perlu Fuso sekalian," desis Robi sambil menatap sinis Tama.

"Entar kalau gue mati, Lo sedih!"

"Najis ... Ngelawak Lo?" sungut Robi.

Saga memegangi dada Robi yang ingin mendekati Tama. "Udah ... Gak baik berkelahi sama bekantan. Dia salah satu spesies yang di lindungi, soalnya."

Mereka kompak menertawakan Tama begitupun dengan Bella. Namun tidak dengan Danu.

Ia sibuk memperhatikan wajah teman-teman Bella. Seolah-olah sedang mencari siapa dalang dari semua ini.

"Terus, ada luka kamu yang fatal?"

"Aku kehabisan banyak darah dan badan-badan aku masih sakit semua apalagi pinggang aku, Ra. Kata dokter aku hampir gegar otak," jawab Bella dengan wajah sedihnya.

"Pelakunya sudah tertangkap?" tanya Hera

"Belum, pelakunya kabur?" Danu yang menjawab.

Tama dan Danu saling pandang, awalnya Tama ingin protes namun ia memahami apa maksud Danu menyembunyikan fakta tersebut.

Mereka harus berbohong demi mencari siapa dalang dari semua ini. Ia yakin bahwa pelakunya adalah orang yang paling dekat dengan Bella.

"Yang penting kamu selamat ya, Bell!" Hera menggenggam tangan Bella dengan hangat.

"Kenapa lo nggak cari siapa pelakunya, Bro?" tanya Robi pada Danu.

"Sudah, Pelakunya bukan orang sembarangan. Dia juga menghapus CCTV yang berada di lokasi kejadian!"

"Berarti dia berencana mau bunuh aku?"

"Sepertinya begitu. Biarkan ini jadi tugas polisi, ya. Kamu fokus dengan kesembuhan kamu saja," ujar Danu, "Ayo lanjut makan, Bell!" Tangan Danu yang memegang sendok ia arahkan ke mulut Bella.

Ceekkrekkk

Semua yang ada di ruangan menatap Hera yang tidak sengaja sedang memotret Bella dan Danu.

"Sorry ... sweet banget soalnya," ungkap Hera dengan wajah berbinar dan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.

"Lo bisa di pidana kalau ngambil gambar orang tanpa izin!" ucap Saga yang sedari tadi diam.

"Hah! Iya kah?"

"Engga kok Ra, Saga bercanda. Fotonya kan bukan untuk sesuatu yang buruk," ucap Robi.

"Bell, kamu lanjut istirahat ya. Biar bisa cepat sembuh," pamit Hera.

"Kok buru-buru sih kalian?" Bella memasang wajah sedih.

"Kita gak mau ganggu kalian!" Canda Hera yang diangguki oleh Robi dan Saga. "Cepat sembuh ya, Bella!"

"Kalau ada yang dibutuhkan untuk dibawa kesini WhatsApp kita aja nanti kita bawain," ucap Saga.

"Terima kasih ya kalian, hati-hati di jalan!"

"Ayo Lo ikut balik!" ajak Saga pada Tama.

Tama menggeleng kencang.

"Lo mau jadi obat nyamuk di sini? Malu-maluin nih, anaknya Adisutjipto!"

Tama memikirkan ucapan Saga yang benar adanya. Lama dia di ruangan ini hanya akan membuat hatinya sesak dengan kedekatan mereka dan penolakan Bella terhadapnya.

Sepeninggalan teman teman Bella, Bella memurungkan wajahnya dan menatap jendela cukup lama. Hal itu tidak lepas dari perhatian Danu.

Ia bingung mengapa gadis cantik ini mendadak murung. Tak lama cairan bening lolos begitu saja dari mata Bella.

"Kenapa ada orang yang menginginkan kematian ku? Salah aku apa?" ucapnya terisak.

TBC

1
aca
melisa jahat amat
aca
moga aj aja nana ama saga aja lah
aca
kenzo bner2 penebar benih di mana2 menjijikan
aca
ken bukannya hamilin sepupunya ya
Casillas Marko
bohong banget Adrian 🤣🤣🤣 asli aktor bgt dia
Casillas Marko
poor Adrian 😭 gue udah baca sihhh kisah Adrian dan Shasa ... bener2 nguras sungai Nil. ehhh air mata maksudnya
Casillas Marko
keren Thor ....
aca
novel bagus kok like dikit
Pena dua jempol: terima kasih kak aca sudah mampir 🫰🏿 di like kak aca aja udah seneng aku 🥹
total 1 replies
aca
Regina sombong mati aja sana
Casillas Marko
aku dapat rekomendasi novel ini dari temen ku pas hangout ... pas baca2 lah iya seru.
Casillas Marko
cantik Bella lah ... Camilla mah dajjal di kisah Shasa dan Adrian 😭
Casillas Marko
waduhhhh king di Indonesia
Casillas Marko
aku baca semua karya kamu kak /Drool/ sumpah bagus2 banget.
Casillas Marko
ngakak ya Allah thorrrr
Casillas Marko
jauh beud Bella mikirnya 🤣🤣 kebanyakan nonton Masha and the bear neh
Casillas Marko
wkwkwk novel online
Casillas Marko
Inah kau jahattttt
Casillas Marko
emaknya Tama Cepu weeehh
Casillas Marko
yahhhh kepotong kenzo
Casillas Marko
jangan percaya belll
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!