"Ulurkan tangan mu jangan khawatir tidak akan terjadi apapun padamu selama kau ada disisiku" ucap Kapten Teddy seraya menatap wajah pucat Zaheera. Dengan gemetar Zaheera mengulurkan tangannya, Kapten Teddy menggenggam tangan itu dan menarik tubuh Zaheera ke pelukannya. lalu mereka melompat ke tebing jurang yang curam. terhempas dengan keras ke dalam danau yang cukup dalam. Kapten Teddy memeluk erat tubuh Zaheera dan berusaha berenang ke tepi danau. dengan tertatih Kapten Teddy mengangkat tubuh Zaheera yang lemah dan meletakkannya ditepi danau. Kapten Teddy meraba nadi karotis Zaheera tidak ada denyut dan nafas gadis cantik itu juga terhenti. "Zaheera... bangun..." pekik Kapten Teddy seraya memberikan bantuan CPR dengan memompa jantung Zaheera setelah tiga puluh detik, tidak ada tanda-tanda kehidupan, akhirnya Kapten Teddy memberikan nafas buatan "maafkan aku Zaheera..." Kapten Teddy pun mendekatkan bibirnya ke bibir Zaheera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Kapten Teddy dan Lettu Rizky sementara memeriksa setiap puing-puing yang dinilai mencurigakan.
Dari kejauhan nampak Serda Yusuf berlari menghampiri mereka seraya membawa seutas kabel berwarna merah dan hitam.
"Lapor Kapten,saya menemukan kabel dengan panjang kurang lebih dua puluh meter terdiri dari dua warna,identik dengan kabel bahan peledak, saya menemukannya di arah jam dua sekitar seratus meter dari titik koordinat ledakan awal" lapor Serda Yusuf
"Tepat sekali,ini bukan longsoran tebing alami tapi peledakan secara sengaja, segera amankan lokasi jarak seratus meter,berpencarlah ... kumpulkan tim BNPB dan tim medis,lokasi teridentifikasi bahaya" seru Kapten Teddy lewat talkywalky satelitnya
"Lapor tim BNPB,tim medis,tim kepolisian, segera kembali" seru Lettu Rizky lagi lewat talky walky satelitnya
"Lapor Kapten... kode black... kode black... kode black... arah jam dua seratus meter dari koordinat ledakan,tim medis teridentifikasi dokter Rio Dewanta dan perawat Zaheera hilang kontak tiga puluh menit yang lalu..." suara Serda Jimmy lewat talky walky satelitnya
Seketika Kapten Teddy dan Lettu Rizky berlari ke arah yang disebut,disusul anggota TNI yang lain.
Tim BNPB dan tim kepolisian pun kebingungan melihat anggota TNI berlari ke arah berlawanan.
"Hei,ada apa ini,bukan kah lokasi ini berbahaya, tapi mengapa Kapten Teddy malah berlari kesana?!" tanya seorang polisi seraya menahan tangan Serda Yusuf
"Kode black Pak..." jawab Serda Yusuf lantas berlalu cepat menyusul rekannya
"Kode black?! penculikan dengan ancaman nyawa?!" polisi itu pun ikut berlari ke arah yang sama seraya memberi kode kepada anggotanya yang lain
"Kode black... kode black... kode black...!" serunya
Anggotanya yang lain pun ikut menyusul berlari.
Kapten Teddy dan Lettu Rizky tiba di lokasi hilang nya Dokter Rio Dewanta dan Zaheera.
"Kapan terakhir kali mereka terlihat?!" tanya Kapten Teddy dengan muka yang merah dan nafas memburu
"Lapor Kapten,mereka terakhir terlihat sekitar empat puluh menit yang lalu" seru Serda Jimmy
"Laporkan kronologinya?!" seru Lettu Rizky pula
"Dokter Airin Pratiwi laporkan" seru Serda Jimmy pula
"Kami itu... kami mendengar suara teriakan minta tolong dari arah sini, karena dokter Rio dan Zaheera yang berada paling dekat dengan lokasi, jadi mereka berdua yang menghampiri suara itu, setelah tiga puluh menit berlalu mereka tidak kembali dan aku pun menyusul bersama Serda Jimmy,ternyata mereka sudah menghilang, hanya peralatan ini yang berserakan" jawab Dokter Airin Pratiwi dengan suara tergetar
"Jebakan,mereka memasang jebakan" ucap Lettu Rizky
"Aarrrghhh..." pekik Kapten Teddy seraya memukul pohon
"Segera berpencar,cari titik-titik yang dinilai mencurigakan,tetap saling terhubung,siapkan amunisi kalian" seru Kapten Teddy
"Serda Jimmy,Serda Yusuf beserta dua anggota polisi kawal tim medis dan tim BNPB untuk kembali ke pos,sebelum nya pastikan tidak ada korban lagi yang terjebak" ucap Lettu Rizky
"Segera hubungi pos TNI Kota Kabupaten, kami butuh bantuan lagi" seru Kapten Teddy
"Siap Kapten" seru mereka
Mereka pun berpencar sesuai tupoksi yang ditugaskan.
Kapten Teddy bersama anggota yang tersisa mulai menyisiri area itu. menelisik kemungkinan keberadaan Dokter Rio dan Zaheera.
Hari mulai gelap. Kapten Teddy memutuskan melakukan pencarian sendiri,dan meminta anggota yang lain untuk pulang terlebih dahulu.
"Pulang lah kalian dahulu,aku akan melanjutkan pencarian sendiri,tolong kalian pasang tanda disetiap pohon yang kalian lewati agar tahu dimana bisa menemukan ku kembali" ucap Kapten Teddy
"Tapi Kapten,kami tidak mungkin meninggalkan mu seorang diri,ini terlalu beresiko" ucap Lettu Rizky
"Ini perintah... pulang lah,isi tenaga kalian,tenang saja aku akan baik-baik saja,akan ku temukan mereka dan membawanya kembali,istirahat lah dulu kalian, besok setelah fajar datang kembali lah kemari" ucap Kapten Teddy
Dengan tatapan tidak tega,Lettu Rizky dan anggota TNI maupun anggota polisi yang lain pergi meninggalkan Kapten Teddy sendiri ditengah hutan.
Setelah kepergian rekannya,Kapten Teddy menyusun rencana sendiri,ternyata sepanjang pencarian tadi,dia sudah melihat tanda-tanda keberadaan orang didekat kawasan itu,dengan terbentuknya jalan setapak kecil,disekitaran pepohonan.
Jika perkiraannya tepat akan ada orang lagi yang lewat jalan setapak itu,sangat kecil kemungkinan itu warga lokal,area ini sudah sangat jauh dari titik aman untuk warga lokal berburu.
Sengaja dia meminta anggota TNI dan kepolisian untuk kembali,karena jika sendiri tidak akan terlalu menarik perhatian,baik itu perhatian musuh atau perhatian hewan liar.
Kapten Teddy memanjat pohon,bukan hal sulit bagi seorang anggota Kopassus untuk tekhnik bertahan diri seperti ini. dengan lensa infrared Kapten Teddy mengawasi setiap inci hutan ini dari atas ketinggian.
Tiga jam berlalu,jam menunjukkan pukul sepuluh malam. ternyata usaha Kapten Teddy tidak sia-sia, terdengar suara langkah kaki menginjak semak-semak dan ranting pohon yang patah.
Nampak jelas dari lensa infrared nya,seorang berdiri hanya berjarak sepuluh meter dari lokasi pohon yang dia panjat sekarang.
Kapten Teddy mengawasi orang itu dengan mata elangnya. berusaha tidak bersuara,menunggu waktu yang tepat. sepuluh menit berlalu,orang itu mulai bergerak dan tepat dibawah cabang pohon yang dipijak Kapten Teddy.
"Arrgghh" suara erangan orang itu saat pukulan Kapten Teddy mengenai pundaknya dengan keras
"Diam,atau pisau ini terbenam ke leher kau" ancam Kapten Teddy
Orang itu pun terdiam. ternyata seorang lelaki.
"Mari kita persingkat saja,jangan memancingku untuk membunuh mu,aku tidak suka melakukannya,korps kesatuanku tidak melatihku untuk membunuh yang tidak mengganggu,tapi bukan berarti aku segan untuk melakukan nya, maka bekerjasama lah denganku,tak perlu bersuara, cukup mengaguk saja, kau dengar?!" ucap Kapten Teddy
Lelaki itu pun mengaguk.
" Kau anak buah Charles?!" tanya Kapten Teddy
Lelaki itu diam. Kapten Teddy semakin menekan pisaunya ke leher lelaki itu,darah segar mengalir lewat luka kecil dari ujung pisau Kapten Teddy
Lelaki kembali mengaguk.
"Bawa aku ke markas mereka sekarang, apa mereka menyandera seorang pria dan wanita?!" tanya Kapten Teddy lagi
Lelaki itu mengaguk lagi.
"Bawa aku ke markas mereka sekarang" ucap Kapten Teddy seraya memasang borgol ke tangan Lelaki itu,dan menodongkan senjata laras panjangnya ke arah punggung lelaki itu
Lelaki itu pun berjalan. Kapten Teddy terus mengikutinya seraya menodongkan senjatanya
"Jangan coba menjebakku,bawa aku ketempat yang tepat jika kau masih sayang hidupmu" ucap Kapten Teddy lagi
Mereka terus berjalan hingga menemukan gubuk kecil itu.
"Masuklah kedalam,itu lah pintu menuju markas mereka sebuah bunker bawah tanah, harap kau berhati-hati Kapten, Charles tak sendiri" ucap lelaki itu
*Bughh...
Pukulan keras dari Kapten Teddy kearah pundak lelaki itu berhasil membuatnya pingsan. Kapten Teddy pun memborgol tangan lelaki itu ke cabang pohon.
Lalu,mendekati pintu masuk gubuk itu dengan sangat perlahan,melangkah berhati-hati menghindari ranjau darat atau bom yang dipasang dengan kabel melintang jalan.
Kapten Teddy tetap siaga dengan senjatanya. terus berjalan menuruni anak tangga,dan mendapati lorong panjang. mata Kapten Teddy tertumpu pada satu sepatu yang terkena percikan darah.
Kapten Teddy menarik nafas berat. itu sepatu milik Dokter Rio Dewanta dilihat dari ukurannya yang besar.
"Dokter Rio pasti terluka,semoga kalian baik-baik saja,tunggu aku Zaheera,aku akan menjemputmu" gumam Kapten Teddy
Diujung lorong terdapat ruangan yang cukup luas, setiap sudut terdapat laki-laki yang berjaga. Kapten Teddy menyapu seluruh ruangan itu dengan tatapannya yang tajam,mencari keberadaan Dokter Rio Dewanta dan Zaheera.
Sesaat kemudian,Kapten Teddy melihat mereka terikat disudut ruangan. betul saja Dokter Rio Dewanta dalam keadaan terluka. setelah memastikan kondisi aman,Kapten Teddy pun melangkah mendekati mereka.
Melihat kehadiran Kapten Teddy yang tiba-tiba muncul dari kegelapan, Zaheera reflex menangis hanya saja mulutnya ditutupi kain.
Kapten Teddy memeluknya erat.
"Zah,maaf aku terlambat datang, maaf... ayo kita pulang ya" ucap Kapten Teddy hendak melepaskan ikatan Zaheera
Namun,tiba-tiba lampu menyala terang
"Hallo... Kapten Teddy Indra Wijaya... nice to meet you... long time no see..." sapa suara berat itu
Kapten Teddy pun berbalik. Zaheera semakin ketakutan.
"Sudah kuduga itu dirimu Bondan,masih dendam, semoga adikmu tenang di surga Bondan, dan apakah tekhnik merompak mu sudah turun level, sampai harus menyandera orang-orang yang tak bersalah,dan apa ini?! seorang wanita?! yang benar saja Bondan,ini bukan style mu my Bro" sarkas Kapten Teddy sengaja melukai ego dan harga diri Bondan
Kapten Teddy sudah sangat hapal gestur penjahat seperti Bondan ini,dia memang tidak takut mati jadi jangan coba mengancamnya dengan senjata, tidak akan mempan,itu tidak akan menakutinya. tapi sentil lah ego nya sebagai seorang lelaki dan selaku pimpinan pemberontakan.
Kapten Teddy berhasil memancing amarah Bondan.
"S*al*n... br*ngs*k... b*j*ng*n kamu Kapten Teddy
Aku akan membunuh mu dengan tanganku sendiri" pekik Bondan dengan suara menggelegar
Zaheera semakin takut dan menangis.
"Stop Bondan,kau membuat seorang wanita sangat takut" sarkas Kapten Teddy lagi.
"Maju kau br*ngs*k..." tantang Bondan dengan sebilah pisau militer ditangannya
Melihat itu,Kapten Teddy hanya tersenyum.