NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:638k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum

"Wow, enak sekali hidup kamu! Pulang kuliah langsung naik ke atas, terus muncul kalau perut lapar. Merasa jadi ratu dirumah ini ya?" nyinyir Sofia mengulas senyum sinis.

"Maaf, Kak. Aku memang baru pulang kuliah!" jawab Hanum. Hanum berani menjawab pertanyaan dari Sofia, karena sudah diizinkan oleh Ken.

"Alah, alasan saja! Setidaknya bantu-bantu pekerjaan bibi kek!" sahut Monika tidak tinggal diam ingin membully Hanum juga.

"Nanti setelah saya meletakkan tas, aku bantu bibi!" ujar Hanum.

"Ya sudah sana! Ganti baju, lalu langsung turun bantu bibi cuci semua korden jendela!" ucap Sofia telak.

"Cuci korden?" Hanum mengernyit.

"Iya. Cuci semua korden di rumah ini!" tegas Sofia.

"Tapi di rumah ini kan banyak art, kenapa harus aku yang mencuci? Percuma dong kalau suamiku bayar mereka, tapi tetep aja nyonya rumah yang turun tangan!" balas Hanum, membuat kedua kakak iparnya melotot tajam.

"Oh, kau sudah berani menjawab dan melawan rupanya!" geram Sofia.

"Aku nggak mau mencuci korden. Itu bukan tugasku!" Hanum keukeh tidak mau melakukan perintah Sofia dan Monika. Lagipula mereka orang kaya, kenapa tidak membawa korden lebar itu ke laundry. Kenapa harus dirinya yang melakukannya? itu yang ada di pikiran Hanum.

"Oh, berani melawan perintah kami.....!"

"Aku hanya akan mematuhi perintah suami. Tapi kalau kakak yang memerintah, aku minta maaf! AKU NGGAK MAU!" tolak Hanum tegas.

"Berani sekali kau...!" Sofia yang geram mengepalkan tangannya erat, sambil mendekat dengan cepat pada Hanum, keganasannya terpancar jelas di matanya.

Dalam sekejap, Sofia meraih rambut Hanum dengan kuat, menariknya hingga membuat Hanum meringis kesakitan. Hanum tidak tinggal diam, ia lantas mengumpulkan tenaganya untuk melawan. Tangannya terulur dengan cepat dan penuh kekuatan, mencengkeram erat rambut Sofia.

Mereka terlibat dalam aksi tarik-menarik rambut yang semakin brutal, saling menahan sakit dan amarah yang terus menggebu. Sementara itu, Monika serta pelayan-pelayan di sana hanya bisa menyaksikan ketegangan memuncak dan perkelahian seru antara mereka.

Monika tidak mampu menahan diri lagi melihat pertarungan tersebut. Ia akhirnya melibatkan diri, menyerang Hanum dengan segenap kekuatannya. Kini, Hanum harus berhadapan dengan dua wanita yang ganas sekaligus, bagaikan seekor singa yang terjepit di antara dua musuh berbahaya.

Keringat mengucur deras, tatapan kosong bercampur marah, dan teriakan melengking memecah kesunyian di rumah mewah itu, menggambarkan betapa mereka saling terluka dan terpukul oleh peristiwa ini. Tidak ada yang tahu bagaimana konflik ini akan berakhir, tetapi satu yang pasti, akan ada luka yang sulit untuk disembuhkan.

Mereka mungkin tidak tahu, Hanum bukanlah wanita lemah seperti yang terlihat. Bukan hanya mampu diam dan menangis saat ditekan, mereka harus segera menyadari bahwa Hanum akan menunjukkan sisi terkuatnya saat keadaan sekitarnya mengancam nyawanya. Ketika ada orang yang mencoba mengganggunya, dia akan membalas serangan itu dengan kekuatan dua kali lipat.

Seperti saat ini, Hanum mengepalkan tangan dan menarik rambut Sofia lebih keras, membuat helai-helai rambut Sofia tercabik dan rontok, layaknya daun yang tak berdaya dihempas angin. Bukan hanya itu, balasan amarah Hanum juga mengarah pada Monika yang sebelumnya mencakar pergelangan tangannya dengan begitu beringas. Kini, dengan segenap kekuatan yang terpendam, Hanum menciptakan luka cakaran yang dalam di wajah cantik dan mulus Monika, menorehkan rasa sakit yang sempurna mengikuti garis dendam.

"Nona Sofia, Nona Monika, sudah cukup, berhenti! Tolong jangan sakiti Non Hanum lagi!" teriak Bi Nur membela Hanum. Bi Nur memang mendapatkan tugas dari Ken untuk menjaga istri kecilnya itu hingga ia kembali.

Mereka tidak mendengar teriakkan Bi Nur, mereka masih asyik dengan kegiatan mereka, saling menjambak dan mencakar.

"Non Sofia, saya mohon berhenti!" ucap Bi Nur menarik tangan Sofia, namun wanita itu dengan brutal mendorong tubuh kurus Bi Nur hingga tersungkur ke lantai.

Hanum yang melihat itu langsung tidak suka melihat kebrutalan Sofia, Hanum pun langsung membalas berkali-kali lipat mendorong tubuh Sofia hingga terjerembab dan jatuh menindih tubuh Monika. Mereka terjatuh ke lantai dalam posisi saling bertindihan.

"Beraninya!" geram Sofia dan Monika.

"Kenapa? Aku nggak takut dengan kalian!" seru Hanum.

Maniknya menoleh ke arah Bi Nur yang masih tersungkur di lantai, lalu Hanum melangkah dan membantu Bi Nur untuk berdiri.

"Bibi nggak apa-apa?" tanya Hanum dengan lembut.

"Harusnya saya yang tanya seperti itu sama nona, nona nggak apa-apa kan? Ada yang terluka? Mana yang sakit biar bibi obatin?"

"Aku nggak apa-apa, Bi. Ini hanya luka kecil saja!"

"Tapi tetep saja pasti sakit!" ujar Bi Nur.

"Cuma perih doang kok, Bi! Ini sih nggak ada apa-apanya, lihat mereka!" Hanum menunjuk muka kedua kakak iparnya yang sudah merah-merah kena cakaran Hanum. Bi Nur mau tertawa tapi ia tidak berani.

"Ayo ikut bibi, biar bibi obatin luka-luka non Hanum!" Bi Nur langsung menarik tangan Hanum naik ke lantai 2.

"Non Hanum tuh pemberani sekali menghadapi dua singa betina itu. Hebat loh!" puji Bi Nur saat mengoleskan obat merah pada luka-luka Hanum.

"Mereka yang mulai jambak aku duluan. Aku nggak terima lah! Lah wong bapakku saja nggak pernah main kekerasan, kok mereka main kekerasan duluan!"

"Loh, jadi yang memulai mereka tah?"

"Iya, mereka duluan yang mulai. Aku kalau nggak diganggu dulu, ya nggak bakalan nyerang balik, Bi!"

"Hahahaha, salut loh bibi, Non. Baru kali ini ada yang berani melawan kedzoliman mereka!"

"Loh, maksudnya?"

"Yah, mereka kalau nyuruh para art nggak nanggung-nanggung. Padahal kami punya tugas masing-masing, jam kerja juga sudah ada aturannya sendiri, tapi terkadang mereka nyuruh kami tidak sesuai aturan, kami seperti budak di zaman penjajahan saja. Dikuras tenaga dan waktu istirahat kami. Belum juga kalau kami melakukan kesalahan, dimaki-maki lah, diomelin lah, kadang juga sengaja hak kami ditangguhkan. Padahal yang menggaji kami semua tuan Ken. Tapi mereka yang nyuruh ini dan itu seenaknya!" keluh Bi Nur pada Hanum.

"Kenapa bibi nggak ngomong jujur sama suamiku?"

"Nggak berani, Non! Ancamannya satu, kami dipecat tanpa gaji terakhir. Mereka juga ngancam nggak akan membiarkan kami hidup dengan tenang. Dengan kekuasaan uang, mereka akan melakukan apa saja termasuk mencelakai keluarga kami di kampung. Makanya semua KTP setiap art di tahan sama Non Monik!" ucap si bibi terlihat ketakutan.

"Ya nggak bisa dibiarkan dong, Bi. Itu sudah termasuk tindakan kriminal karena sudah mulai ngancem segala. Bibi harus melapor ke polisi!"

"Nggak ada yang berani. Setiap hari kami kerja di rumah, nggak boleh keluar kecuali membeli sayur dan kebutuhan rumah!"

"Suami saya tahu?"

Bi Nur menggeleng, "Tuan Ken mana tahu. Tuan jarang pulang ke rumah. Biasanya tuan menginap di apartemennya! Setelah menikah dengan nona, tuan Ken pulang kesini!" jelas bibi.

"Kejam sekali perbuatan mereka! Itu namanya tidak berperipembantuan!"

"Iya betul sekali, Non!" sahut Bi Nur terkekeh geli, "Sudah bibi obati, Nona istirahat saja. Nanti malam, bibi akan mengantarkan makan malam ke sini untuk nona!"

"Tidak usah. Nanti aku beli saja, Bi!"

"Eh, nggak bisa begitu. Bibi sudah diperintahkan tuan menjaga nona selama tuan pergi!"

"Suami aku nyuruh gitu, Bi?"

"Iya. Bibi disuruh jaga nona dari dua serigala betina dan induk serigalanya! Eh, ternyata nona nggak selemah yang tuan katakan! Hebat mah pokoknya!"

"Hahaha, bibi bisa saja!", Hanum tersenyum hangat, "Terimakasih, Bi!"

"Sama-sama, Nona. Itu sudah tugas kami sebagai pelayan di sini!"

Setelah Bi Nur keluar, Hanum mulai merebahkan tubuhnya di kasur. Ia meraih ponselnya yang ada di tas. Niatnya ingin menghubungi Kenzo, tapi sayang Hanum tidak memiliki nomor Kenzo. Hanum benar-benar merutuki dirinya sendiri.

"Ah, kenapa aku nggak minta nomor om Ken sih? Aku bodoh sekali. Om Ken juga, kenapa sampai sekarang tidak menelfon atau menghubungi! Apa dia juga tidak memiliki nomor ku?" gumam Hanum.

Sementara itu, di tempat yang jauh berbeda, Ken benar-benar disibukkan dengan urusan bisnis yang selama ini ia rahasiakan dari mama tiri dan kedua kakak tirinya. Bisnis yang ia bangun dari nol dengan jerih payahnya sendiri, tanpa menggunakan nama besar Varo Ltd. sebagai jaminan. Kini, bisnis tersebut semakin berkembang pesat dan berhasil melebarkan sayapnya hingga ke luar kota. Ken merasa bangga dengan kemampuannya sebagai seorang pengusaha mandiri.

"Mungkin tak lama lagi aku akan keluar dari Varo Ltd," gumam Ken dalam hati, sedikit lega.

Semua strategi telah ia persiapkan jauh-jauh hari tanpa sepengetahuan keluarga tirinya.

Namun, di tengah kesibukannya, Ken merasa ada yang terlewat. Dia terlalu sibuk sampai belum sempat memberi kabar pada istrinya, Hanum.

Tiba-tiba, wajah cantik dan manis Hanum terlintas di benaknya, membuat hatinya tidak tenang.

"Hanum! Ah, aku lupa memberinya kabar!" batin Ken.

Bersambung ...

Buat semangat penulis, Ayo berikan komentar terbaikmu!!!!

1
Nur Adam
lnjjt
Lilik Juhariah
jodoh om Dave tuh , hilal hila om
Sri Karyawati
semakin seru thor, dah nggak sabar
༄༅⃟𝐐🍁Henny❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀
seru iki Dave VS Susan 🤣🤣🤣
Aditya HP/bunda lia
Ya amsyoooong emang jodoh kalean tuh ... 🤭🤭
༄༅⃟𝐐🍁Henny❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀
lanjut kak
neng ade
bener ruh kata kk ipar km .. ayo bangkit Susan .. Jngn mau kalah sm perempuan modelan kaya ondel2 itu
phity
astaga susan,...kmu msh mikirin tu si dave??? dengerin tu kta kk mu,...klo aku sich cuek bebek ke dave dlu move on...kmu mudah dan cantik psti bxk cowok yg suka...perlihatkan sm dave klo kmu udh move on biar si dave lagi yg berjuang
Yuliana Tunru
nenek ngehalu ya pengen laki orang ngaca dulu dong..bikin jera z ken gelagat orang tak punya malu gitu kasihan hanum hamil tp dibikin stres krn lihat kamu ngobrol dgn lidys
Aditya HP/bunda lia
A- a- ahaaaaay .... ketahuan deh luh ulet bulu
Soraya
anak sama ibu mau jadi pelakor, lanjut thor
༄༅⃟𝐐🍁Henny❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀
skrg aja ngakuin tante kmrn kemane lidya.
gatel bet dah. nti ta garuk pkai parutan kelapa.
Sami Sakiman
semangat thor
Siti Amyati
tante2gatel ,sikat aja num ibu dan anak ngga ada ahklanya
neng ade
ayo lawan terus tuh si nek lampir.. pede amat bisa jadi istri nya Ken .. mimpi mu ketinggian nek .. sadar woy.. .. nanti jatuh nya sakit loh ..
neng ade
diihh dasar tante2 Ga tau malu .. Jngn sampe deh dia berhasil merusak rumah tangga Hanum dan Ken ..
Soraya
jgn di angkat Hanum lbh baik blokir nomor nya
Yuliana Tunru
hidup dipenuhi orang2 matre tak.punya malu ..dave gmn dpt cwek seksi puas ya bonus klga ktk bajak lauttt..🤣🤣🤣🤣
phity
hhhh kasian kmu dave tp.bgus jg sich krn mrk langsung to the point gk kbnyakan orng yg jaim dlu nanti bru keluar aslinya untung blum nikah dave jd bersyukurlah. trus si tante lidia itu saran ya hanum, gk usah ditanggapi dgr ap kata suamimu. ini tante lidya 11 12 dgn orng tua inggrid kali ya...hnya beda caranya mreka wkkwwkk
Duwi Aminah
rasain tuh dave ada yg tulus malah milih yg kaya makhluk halus🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!