Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Ketabahan sinta
"sin saya pulang dulu ya nih Manda sudah nelpon katanya perutnya sakit lagi " ucap Gery
"iya ger makasih ya,salam buat manda" jawab Sinta
"iya sin nanti tak sampein,ren za saya duluan ya" ucap gery
"iya ger hati-hati ya " jawab Rendy
Gery pun keluar dari ruang perawatan Sinta,kini tinggal Rendy dan Khanza
"za katanya kamu mau nginap disini temenin sinta!?" tanya Rendy
"iya ren kasihan sinta sendirian " jawab Khanza
"nah trus kamu nggak pulang dulu gitu ganti pakaian !?" tanya Rendy
"eh iya juga ya,tapi apa kamu nggak apa-apa sin kalau saya tinggal dulu !?" tanya khanza
"nggak apa-apa za, lagian juga disini rame ada tetangga juga" Jawab sinta
"kalau begitu kami pulang dulu ya, entar malam kami kesini lagi " ucap Rendy
"iya ren, makasih ya untuk kalian maaf sering ngerepotin " jawab sinta
"iya sin Santai aja, kamu ini kayak siapa aja" ucap Khanza
Rendy dan Khanza pun meninggalkan sinta untuk pulang kerumah kost mereka untuk berganti pakaian karena mereka datang dengan pakaian kerja
Sinta merebahkan tubuhnya kembali karena masih merasa kepalanya pening
Sinta menatap langit-langit kamar perawatannya
Air mata sinta meleleh tanpa di komando, Sinta merasa miris dengan kehidupannya karena tak seorangpun orang tuanya menanyakan keberadaan dan keadaannya, Sinta merasa benar-benar telah di buang oleh keluarganya sendiri
"ya Allah apa salahku, apakah sebenarnya saya ini hanya seorang anak pungut hingga ayah dan ibu tidak memperdulikanku!?" gumam sinta
"Jika memang seperti itu maka jangan pernah pertemukan kami lagi karena mereka menganggapku hanya beban dan aib untuk keluarga besar mereka " ucapnya lagi
Air matanya terus mengalir membasahi pipinya
"apakah salah jika saya memiliki tubuh seperti ini!? Tapi mengapa orang lain bisa menerimaku apa adanya
Teman-teman kerjaku sangat baik mereka tidak mempermasalahkan tentang bentuk tubuhku mereka masih tetap baik dan perhatian padaku
Sedangkan keluargaku sendiri tidak menginginkanku" ucap Sinta menghela nafas panjang
"semoga ditempat baru nanti semua orang bisa menerimaku apa adanya , aamiin" ucapnya lagi
Sinta mengambil ponselnya lalu mencoba membuka-buka sosial media untuk mengalihkan perhatiannya sekedar menghibur diri
saat baru membuka sosial medianya yang berwarna biru status kedua adiknya lewat di beradanya
Mereka memposting beberapa foto di tempat-tempat wisata
Mereka terlihat sangat bahagia,hati sinta seperti teriris sembilu tentu saja terluka namun tak berdarah
Sinta tersenyum getir melihat itu semua itu
disana juga ada beberapa foto kedua orang tuanya yang terlihat sangat bahagia bahkan mereka berfoto berempat wajah mereka begitu berseri sedangkan wajah sinta seketika mendung
Sinta mematikan ponselnya dan terus merafalkan istighfar agar hatinya tenang
"ya Allah berikanlah kepadaku stok kesabaran yang banyak "ucap Sinta mengusap dadanya agar debar jantungnya kembali normal dan tenang
Malam hari menjelang, seperti yang khanza dan rendy katakan jika mereka akan datang untuk menemaninya di rumah sakit kini mereka sudah berada di ruang perawatannya
Mereka datang saat sinta sedang memakan jatah makanannya dari rumah sakit
"sin kamu mau nambah nggak!? Ini tadi sebelum kesini saya tadi buatkan bubur" ucap Khanza membuka wadah yang berisi bubur
Sinta mengambil sedikit bubur buatan sahabatnya itu untuk menghargai khanza yang sudah repot-repot memasak untuknya
"enak nggak sin!?" tanya khanza
"enak " jawab sinta
"Kamu masih mau nambah !?" tanya khanza
"cukup za,nanti aja siapa tau tengah
malam saya lapar lagi"jawab sinta
"Apa kalian sudah makan!?" tanya Sinta
"sudah kami tadi makan di kosanku dulu baru kesini" jawab Khanza
"oh , makasih ya za buburnya " ucap sinta lalu meminum obatnya Khanza membantunya
"makasih " ucap sinta
"makasih mulu kamu sin!" jawab Khanza
Sinta cengengesan dan menggaruk kepalanya yang terasa gatal
"sin,kamu utang penjelasan pada kami" ucap Khanza
"penjelasan apa !?" tanya sinta
"kamu tadi bilang sama Pak Gunawan jika kamu si usir dari rumah karena di fitnah hamil" jawab Khanza
sinta menghela nafas panjang lalu menceritakan semuanya pada Khanza dan rendy
"astaghfirullah, mereka benar-benar kejam" ucap Khanza geram dan greget sama mantan suami,ibu mertua dan madunya sinta
"kamu yang sabar ya sin, Allah tidak pernah tidur Allah akan membalas semua perlakuan kejam mereka kekamu" ucap Rendy karena juga merasa geram dengan mantan suaminya Sinta
"iya ren, insya Allah saya ikhlas dengan semua ini " jawab Sinta
"kamu memang wanita yang hebat sin, seandainya saya yang berada di Posisimu mungkin saya sudah stress memikirkannya"ucap Khanza
"kamu jangan pikirkan itu semua sin, sekarang kamu fokus dengan kesehatanmu kita akan meninggalkan semuanya disini dan memulai hidup baru di tempat kerja kita nanti " ucap Rendy
"maksudnya ren!? Apa kamu juga akan ikut dengan kami ke Desa sekar sari !?" tanya Sinta
"nggak sin tapi saya di tempat kan di cabang di kota T juga tapi bukan di tempat kalian " jawab Rendy
"Saya kira kalian LDR-an " ucap Sinta
"Awalnya kami juga kami fikir akan LDR-an tapi Alhamdulillah ternyata mamasku ini ditempatkan di kota T juga walaupun jaraknya lumayan jauh tapi setidaknya kami masih satu kota" jawab Khanza tersenyum
"iya sin,mana sanggup saya nggak ketemu sama Eneng kesayangan lama-lama bisa-bisa saya kejang-kejang " ucap Rendy lebay dan cengengesan persis kuda lumping kesurupan
"lebay banget kamu yang" ucap Khanza
"emangnya kamu bisa nahan nggak liat wajah tampan ku ini beb dalam waktu yang sangat lama !?" jawab Rendy menaik turunkan alisnya
"ya enggak lah bisa-bisa saya sesak nafas yang karena kamu adalah nafasku " jawab Khanza
"ueek dasar bucin" ucap sinta seolah-olah sedang ingin muntah
Dan mereka berdua tertawa
"ssssttt jangan ribut, orang pada tidur apa kalian mau di usir !?" ucap Sinta kesal
tapi sinta merasa bersyukur punya dua orang sahabat seperti mereka yang selalu ada untuk nya baik suka maupun dalam keadaan terpuruk
"sin, keluar dari rumah sakit nanti kamu tinggal di kosanku saja dulu ya sambil menunggu waktu kita berangkat ke kota T" ucap Khanza
"iya za, sekali lagi makasih ya saya tidak tau akan seperti apa jika tidak ada kalian
Kalian berdua memang ter the best,saya doakan semoga kalian selalu berjodoh hingga maut memisahkan dan segera di persatuan dengan ikatan yang suci" jawab sinta
"aamiin, doakan ya sin niat kami segera terlaksana karena insya Allah semoga Allah SWT memberikan kami umur yang panjang dan jodoh kami akan menikah tiga bulan lagi" ucap Rendy
"aamiin ya Allah,semoga semua berjalan lancar "jawab sinta
"aamiin " ucap Rendy dan Khanza bersamaan
"istirahat yuk,kan besok kalian akan kerja tapi kalian tidur dimana !?" tanya sinta bingung
"Kami bawa kasur lipat sin jadi kamu tidak usah khawatir, lebih baik kamu istirahat biar Lekas sembuh " jawab Khanza menunjuk dua kasur lipat yang di bawanya
...****************...
Tiga hari sudah sinta di rawat di rumah sakit, hari ini sinta di izinkan untuk pulang oleh dokter
Dan yang menjemputnya hanya Khanza karena Rendy sedang sift pagi, Khanza bertukar sift dengan dengan temannya agar dapat menjemput Sinta
Begitupun dengan mawar hari ini dia pun sudah diizinkan untuk pulang bersama Putranya karena kondisinya sudah membaik
" za,saya selesaikan dulu administrasinya ya kamu tunggu aja di taksi "ucap sinta
"iya deh, kalau begitu saya bawa koper kamu ya "jawab Khanza dan di balas anggukkan kepala oleh sinta
Sinta pun menyelesaikan administrasi perawatannya selama tiga hari ini
Tanpa di sadari nya ada sepasang mata yang sedang mengawasi nya dari kejauhan
"ternyata kamu periksa kehamilan kamu di sini juga sin" ucap dirga kesal