Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Yang Kalah
Axel sengaja tidak kunjung memejamkan matanya dan menunggu Anya terlelap lebih dahulu. Setengah jam kemudian, sudah tidak ada gerakan dari Anya dan membuat Axel langsung berbalik menghadap ke arah Anya.
“Anya!” panggil Axel.
Tidak ada sahutan dari Anya sedikit pun dan Axel langsung menyunggingkan senyumannya karena menganggap Anya sudah tenggelam dalam mimpinya.
Sedangkan Anya yang tadinya sudah hampir terlelap pun seketika langsung terjaga mendengar suara Axel yang memanggilnya. Seketika rasa kantuknya pun langung menguar begitu saja.
‘Aduh, Pak Axel ini mau ngapain ya manggil-manggil nama aku? Atau jangan-jangan aku mau disuruh pindah ke sofa karena dia merasa kesempitan?’ tanya Anya dalam hati.
‘Tapi kan ini ukuran tempat tidur king size, mana mungkin dia merasa sempit?’ batin Anya lagi.
Tiba-tiba saja tangan kekar Axel melingkar dan memeluk Anya dari belakang membuat Anya langsung meremang. Terlebih saat Axel mulai merapatkan tubuhnya dengan Anya.
‘Ya Ampun! Kenapa Pak Axel peluk aku kayak gini sih? Bikin bulu kuduk merinding aja!’ gumam Anya dalam hati.
‘Sebenarnya Pak Axel ini mau apa sih?’
Pertanyaan Anya dalam hati kali ini langsung dijawab oleh Axel yang mulai menyusupkan tangannya ke dalam piyama Anya dan mengusap perutnya.
‘Oh, jadi Pak Axel benar-benar sudah tidak sabar mendapatkan anak dari aku?’
Ada rasa nyeri yang bersarang di hati Anya kali ini. Dia bukanlah wanita yang mendapatkan ketulusan cinta dari seorang laki-laki, melainkan hanyalah istri muda bayaran yang dimanfaatkan untuk melahirkan seorang bayi konglomerat.
Bahkan bayarannya juga hanya bisa untuk melunasi hutang-hutangnya saja. Satu kata untuk Anya kali ini, tragis! Tapi tidak ada yang bisa Anya lakukan selain meratapi nasibnya kali ini.
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah pepatah yang tepat menggambarkan kehidupan seorang Divanya Elea Razil. Kehidupannya yang bergelimang harta, langsung berbalik seratus delapan puluh derajat selepas kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya.
Lama-lama tangan Axel mulai mengusap ke bagian atas perut Anya. Karena dada Anya masih terhalang cup penutupnya, tangan Axel yang satunya pun langsung membuka pengaitnya yang ada di belakang. Kini milik Anya langsung menyembul begitu saja dan bergerak dengan bebas.
Anya langsung menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya agar tidak mengeluarkan suara-suara yang nantinya pasti akan membuatnya sangat malu.
Sedangkan tangan Axel pun mulai bergerak masuk menyentuh gundukan milik Anya sebelah kanan.
“Wow! Gila! Aku pikir miliknya tidak sebesar ini ini. Tapi ternyata telapak tanganku saja tidak cukup untuk menangkupnya!” gumam Axel lirih namun terdengar begitu jelas di telinga Anya.
Sedangkan Anya sendiri hanya bisa merintih dalam hati merasakan kenakalan tangan Axel, bos di kantornya yang kini sudah resmi menjadi suaminya meski pernikahan mereka berdua dirahasiakan.
‘Aaaaah! Kenapa sentuhannya justru membuat aku sangat menikmatinya? Ini benar-benar membuat aku bergetar namun tidak rela jika ia melepaskannya begitu saja!’ gumam Anya dalam hati.
“Enggh!” tanpa Anya sadari, suara l3n9uh4nnya keluar saat Axel mulai bermain di ujungnya.
“Apa aku mengganggu tidurmu, Anya?” tanya Axel yang sudah menyadari jika Anya sudah terjaga.
Anya tetap terdiam tak menjawab dan menutup mulutnya rapat-rapat. Namun tangan Axel semakin gencar menjepitnya dan membuat Anya tidak bisa lagi untuk berpura-pura tidur.
“Iiih, Abang!” protes Anya sambil menyingkirkan tangan Axel dari dadanya.
Anya pun berbalik dan melayangkan tatapan protesnya terhadap Axel.
“Ada apa Anya, sayang?” tanya Axel. “Apa ini terlalu nikmat ya sampai membuatmu merasa keenakan … Atau justru mulai ketagihan?”
Anya membuang nafasnya kasar mendengar pertanyaan Axel barusan.
‘Sial! Aku benar-benar seperti tengah dilecehkan oleh suamiku sendiri!’ rutuk Anya dalam hati.
Anya memang baru kali pertama merasakan hal ini. Awalnya ia terkejut dan sangat ingin menolak. Namun lama-kelamaan sentuhan Axel benar benar mampu membuatnya terbang melayang dan hampir kecanduan.
‘Aku memang kini tengah menginginkannya. Lagi pula bukan hal yang dilarang jika sepasang suami istri saling memadu kasih.’
‘Oke, Kita lihat saja, siapa yang akan menderita malam ini!
Anya pun bangun dari tidurnya dan melepaskan piyamanya yang paling atas. Kini Axel sangat terkejut melihatnya. Ternyata milik Anya benar-benar sangat indah, sekal dan juga menantang meski tidak sebesar milik Hellen.
Axel hanya bisa menelan ludahnya kasar melihat pemandangan yang sangat indah di depannya. Terlebih Anya sengaja sedikit membusungkan tubuhnya.
“Abang mau ini kan? Nikmati saja!” tawar Anya sambil melingkarkan tangannya di leher Axel.
“Kamu yang memulai, Anya. Jangan pernah menyesal dengan tawaran mu!” balas Axel yang sudah tidak sabar ingin menyerbu milik Anya.
Namun, Anya justru mendorong tubuh Axel sambil terjatuh di atas tempat tidur.
“Sayangnya Anya gak serius kok nawarin ke Abang!” Anya kembali mengenakan pakaiannya secara lengkap.
“Abang lupa ya kalo Anya lagi datang bulan?”
Pertanyaan Anya kali ini membuat Axel mengusap wajahnya kasar. Ia pun langsung bangun dari tempat tidur dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan miliknya yang sudah tegak berdiri.
Sedangkan Anya hanya tersenyum penuh kemenangan sambil merapikan piyama yang baru ia kenakan.
“Huft! Untung aja masih datang bulan! Aku beneran gak kebayang deh, gimana jadinya kalau malam ini adalah akhir dari masa perawanku!” gumam Anya.
“Andai saja ada datang bulan yang sampai enam bulan, sudah pasti aku akan terbebas dari semua pernikahan kontrak konyol ini!”
Anya pun kemudian bersandar di headboard sambil menunggu Axel keluar dari kamar mandi.
“Udah selesai, Bang, bikin putu bambunya?” tanya Anya dengan nada meledek.
“Sini!” Anya menepuk kasurnya. “Naik lagi ke atas tempat tidur! Kita bobok bareng lagi!” ajak Anya.
“Gak!” jawab Axel dengan ketus. “Tidur saja di situ sesukamu, aku lebih baik tidur di sofa!”
“Uluuh uluuh! Ngambek yaaa? Ya udah deh. Rejeki kan gak boleh ditolak!” tukas Anya yang langsung merebahkan tubuhnya dan berselimut rapat-rapat.
Sedangkan Axel kini menyandarkan tubuhnya di sofa sambil menyalakan televisi.
‘Kenapa harus datang bulan sih? Aku benar-benar tersiksa dengannya!’
‘Bodoh! Bodoh! Bodoh! Harusnya aku yang memegang kendali atas diri Anya dan membuatnya bertekuk lutut di hadapanku! Tapi kini kenapa justru sebaliknya?’
‘Aaarrrggghh!’
‘Awas kau, Anya! Aku pastikan kau akan menderita selepas datang bulan selesai!’
Axel merebahkan tubuhnya sambil menghadap ke arah Televisi. Bukannya menonton, Axel justru mengganti channel Televisi berulang kali karena sedari tadi belum ada film atau acara yang pas untuk ia nikmati.
Akhirnya Axel pun mematikan televisi dan berusaha memejamkan matanya. Jika kemarin sosok Anya selalu menari-nari di pelupuk matanya, kali ini tubuh sintal Anya yang tidak mengenakan sehelai benang pun terus bermain di pelupuk mata Axel.
“Anya benar-benar sangat cantik!” gumam Axel sambil tersenyum.
Lama-kelamaan Axel pun tenggelam dalam mimpi indahnya. Malam ini, Axel gantian tidur di sofa, dan Anya tidur di atas tempat tidur.