Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehancuran
Sejak kejadian malam itu, Adit tidak pernah keluar dari kamarnya. Nana berusaha tidak peduli namun satu sisi kemanusiaannya mengatakan lain. Ia sangat khawatir pada keadaan kakak ipar nya itu.
"mbak dari kemarin bapak belum makan " lapor pembantu dirumah Adit.
Nana menggedikan bahunya,ia tidak tau harus melakukan apa.Lebih tepatnya tidak mau tau.
"bibik anterin makan ke kamarnya " ide Nana
"iya mbak "
bibik mengambil nasi dan lauknya juga segelas air, dibawanya ke kamar majikannya dengan nampan.
praaankk
Terdengar suara benda pecah,tak lama bibik keluar dengan wajah panik sambil membawa nampan kosong.
"ada apa bik? " tanya Nana tak kalah panik
"bapak ngamuk mbak " jawab bibik dengan wajah pucat.
Dengan takut bibik kembali ke kamar majikannya dengan membawa sapu untuk membersihkan pecahan piring dan gelas yang berserakan dilantai.
Nana termangu, walau ia tidak menyukai kakak ipar nya itu tapi ia sangat prihatin atas apa yang menimpa pria angkuh itu, terlebih itu karena kesalahan fatal yang dibuat oleh kakaknya sendiri.
Sorenya Nana dibuat semakin bingung ketika bibik pamit pulang karena anaknya sakit dikampung.
"bagaimana dengan saya bik, ayah dan bunda sedang diluar kota juga kak Dini" Nana enggan melepas bibik pulang kampung
"maaf mbak,bibik terpaksa harus pulang kampung, nanti kalau anak bibik sudah sembuh bibik langsung pulang "
"ya sudah.. hati-hati " Nana akhirnya mengijinkan bibik pulang kampung.
Pada saat begini Nana semakin merutuki kakaknya yang entah bersembunyi dimana.Semua tanggung jawab seolah berada dipundaknya, dan ia merasa tidak sanggup.
Hari mulai gelap, tak ada tanda-tanda Adit akan keluar kamar. Berarti sudah dari kemarin malam Adit tidak makan, ada rasa khawatir pada diri gadis itu.
Ketika Raka sudah tidur, Nana masuk ke kamar Adit dengan membawa nampan berisi nasi beserta lauknya dan segelas air.
Begitu masuk, Nana langsung menutup hidungnya karena bau Alkohol langsung menusuk indra penciumannya.Botol-botol kosong berserakan dimeja, sementara Adit nyaris terkapar didepan pintu kamar mandi dalam keadaan mabuk.
Dengan sekuat tenaga Nana memapah tubuh Adit dan mendudukan diranjangnya.Laki-laki angkuh itu terlihat sangat menyedihkan dengan baju yang basah terkena muntahan.
Dengan menahan jijik, Nana membuka baju Adit yang basah dan menggantinya dengan kemeja yang Nana ambil di lemari. Sementara Adit terus meracau dan mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya.
Ketika Nana berusaha memakaikan kemeja tiba-tiba tangan tangan Adit menarik Nana hingga gadis itu terjerembab diatas kasur, Nana berusaha bangun namun Adit malah mengurung Nana dibawah tubuh kekarnya.
"masss lepass " Nana mendorong tubuh Adit yang berada diatas nya, bau Alkohol di mulut Adit membuat perut Nana mual dan ingin muntah.
"Kenapa kamu menolak? apa selingkuhanmu itu lebih memuaskanmu? " racau Adit
"Mas sadar, aku bukan kak Andini " Nana meronta dan berusaha melepaskan diri.
Semakin Nana meronta, Adit semakin beringas menyerangnya.Nana menangis tak berdaya ketika Adit merenggut mahkotanya secara paksa.
"Kamu percaya kan kalau aku lebih perkasa dibanding laki-laki itu " Racau Adit sebelum ambruk diatas tubuh polos Nana.
Nana menangis, hati dan tubuhnya sakit. Ia tidak menyangka hidupnya akan setragis ini.Kesalahan yang Andini lakukan bukan hanya menghancurkan rumah tangganya,namun juga telah menghancurkan adiknya sendiri.
Nana Mendorong tubuh Adit dari tubuhnya. Dengan menahan sakit dibagian bawah tubuhnya, Nana memunguti bajunya yang berceceran dilantai dan memakainya.
Dengan terseok-seok Nana kembali kekamarnya.Kemudian gadis itu mengguyur tubuhnya dibawah shower dengan tangis tertahan.Ia memandang tubuhnya yang dipenuhi oleh bercak kemerahan, tangisnya pecah.. ia merasa kotor.Satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya telah direnggut paksa oleh kakak iparnya sendiri.
Keesokannya Nana membawa Raka pulang ke rumah nya. Ia tak ingin tinggal lebih lama dirumah kakaknya yang seperti neraka baginya.Meninggalkan Adit yang masih tersungkur dikamarnya dalam pengaruh Alkohol.
Panasnya sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah gorden membangunkan Adit. Pria itu memijit kepalanya yang terasa berat dan berdenyut. matanya memicing ketika mendapati tubuhnya yang polos. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi, namun kepalanya terasa sakit.
Adit duduk diatas kasur dengan selimut menutupi tubuh bagian bawahnya.Dengan sedikit tertatih Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Dibawah guyuran shower Adit sedikit meringis menahan perih dilengan dan bahunya. Adit terhenyak mendapati luka di beberapa bagian tubuhnya, seperti luka cakaran.
Setelah selesai mandi dan memakai baju lengkap, Adit berusaha mengumpulkan kepingan memori di kepalanya.Hatinya kembali sakit ketika Ia mengingat perselingkuhan istrinya. Namun ia sama sekali tidak ingat darimana luka cakaran ditubuhnya, seingatnya ia yang menyerang pria itu dan sama sekali tak ada luka samasekali ditubuhnya.
Mata Adit menangkap sebuah nampan berisi makanan dan segelas air. Berarti ada yang masuk ke kamarnya, kalau tidak pembantu nya pasti adik iparnya pikir Adit.
Adit terhenyak ketika menemukan sebuah kalung tergeletak dikasur nya. Kalung dengan liontin ukiran nama Meidina.
Adit tiba-tiba merasa sangat kacau ketika bukan hanya kalung yang ia temukan,namun ia juga menemukan bercak darah diseprai putih nya. Ya Tuhan apa yang terjadi..
Adit keluar dari kamarnya, langkahnya menuntunnya menuju kamar Nana. Adit tak menemukan Nana atau pun putranya disana. Kemudian Ia menuju dapur, Ia akan menanyakan keberadaan Nana dan Raka pada pembantunya.Namun tak ada satu orang pun dirumah megahnya itu selain dirinya. Adit memejamkan matanya yang terasa panas, kini Ia sendirian.. semua orang meninggalkannya.