Belva Kalea harus menelan kekecewaan saat mengetahui calon suaminya berselingkuh dengan saudara tirinya tepat di hari pernikahannya. Bukan hanya itu saja, Glory diketahui tengah mengandung benih Gema Kanaga, calon suaminya.
Di sisi lain, seorang pengusaha berhati dingin bernama Rigel Alaska, harus menelan pil pahit saat mengetahui istrinya kembali mengkhianatinya. Disakiti berulang kali, membuat Rigel bertekad untuk membalas rasa sakit hatinya.
Seperti kebetulan yang sempurna, pertemuan tak sengaja nya dengan Belva membuat Rigel menjadikan Belva sebagai alat balas dendam nya. Karena ternyata Belva adalah keponakan kesayangan Roland, selingkuhan istrinya sekaligus musuhnya.
Akankah Rigel berhasil menjalankan misi balas dendam nya?
Ataukah justru cinta hadir di tengah-tengah rencananya?
Mampukah Belva keluar dari jebakan cinta yang sengaja Rigel ciptakan?
Ataukah justru akan semakin terluka saat mengetahui fakta yang selama ini Rigel sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Maaf, kami sedikit terlambat, nunggu Bu Bos dandannya lama," ucap Roland disertai kekehan khasnya. "Maklum, ini kan hari pertamanya sebagai Bos," ucapnya lagi dengan wajah menyebalkan.
Kalea mendelik tajam pada Roland, omnya itu benar-benar sengaja ingin menjatuhkan harga dirinya di depan klien pertamanya.
"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘖𝘮 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯!"
Roland semakin terbahak melihat ekspresi keponakannya yang seperti ingin menerkam nya hidup-hidup.
Roland dan Kalea sedang meeting bersama klien di sebuah restoran. Roland masih membimbing dan mengarahkan Kalea dalam mengerjakan pekerjaannya. Ia ingin keponakannya itu benar-benar mahir dan menguasai sebelum nantinya ia biarkan mandiri.
"Santai saja, untuk klien secantik ini mau berapa jam pun aku tunggu."
"𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶 ... "
Deg
Kalea membulatkan matanya, ia baru sadar ternyata klien yang sejak tadi menatapnya adalah Rigel Alaska.
"Om, kenapa Dia di sini?" Tanya Kalea pada Roland.
Melihat ekspresi Kalea yang cemberut seperti itu membuat Rigel gemas ingin memakannya hidup-hidup.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘮𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘙𝘪𝘨𝘦𝘭.
Wajah Rigel memang terlihat cool, tapi sebenarnya hatinya dibuat cenat-cenut tak karuan oleh ekspresi manja mantan sekretarisnya itu.
"Sttttt ... jaga bicaramu," ucap Roland sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Dia klien kita."
"Are you crazy, Om? Are there no other clients besides him?"
("Apa Kamu sudah gila, Om? Memangnya tidak ada klien lain selain dia?")
"Pelan kan suaramu!"
Roland menarik tangan Kalea untuk segara duduk. Untung saja mereka berada di privat room, kalau tidak, lengkingan Kalea itu akan menggangu pengunjung lain.
Rigel menarik sudut bibirnya menciptakan lengkungan tipis, namun hal itu terlihat jelas oleh sudut mata Kalea. Wanita cantik itu semakin mendelik karena merasa Rigel tengah mengejeknya.
"Om, emangnya Om udah baikan sama dia? Bukannya kalian musuh bebuyutan?" Bisik Kalea tepat di telinga Roland.
"Baikan sih enggak, kita hanya profesional kerja. Tapi Om udah gak ada dendam lagi sama dia. Dia juga udah minta maaf," ucap Roland tak kalah berbisik.
"Bisa kita mulai?"
Suara datar Rigel membuyarkan kedua orang yang sejak tadi saling berbisik. Keduanya reflek mengangguk saat Rigel menatap keduanya bergantian.
Meeting berjalan dengan lancar, keduanya membicarakan kesepakatan kerja sama mengenai pembangunan proyek hotel Alaska yang kali ini akan dibangun di kota Yogyakarta.
Sepanjang meeting berlangsung, Kalea diam-diam memperhatikan dua orang yang dulunya saling berseteru itu. Baik Rigel maupun Roland, keduanya sudah tidak terlihat saling membenci, bahkan tak jarang keduanya melempar candaan di sela-sela meetingnya.
Namun tetap saja Kalea belum sepenuhnya percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘭𝘦𝘢.
Disaat Rigel dan Roland fokus pada pembahasan meeting, justru Kalea disibukkan dengan pemikirannya sendiri. Sampai-sampai wanita cantik itu tidak menanggapi saat Roland berulangkali memanggilnya.
"Menurutmu bagaimana?" Tanya Roland tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari berkas-berkas meeting.
Hening
Tidak ada jawaban dari Kalea membuat Roland mengalihkan tatapannya sejenak. Pria itu mengernyitkan keningnya saat melihat Kalea justru tengah memijat pelipisnya.
"Abel, Kamu kenapa?"
Rigel yang tengah fokus pada laptopnya pun mengalihkan tatapannya, saat tak sengaja mendengar pertanyaan Roland pada Kalea.
"Aku nggak apa-apa, Om. Aku cuma penasaran apa kalian benar-benar baikan?"
"Astaga! Jadi dari tadi Kamu sibuk mikirin itu?" Roland menepuk keningnya sendiri.
Sementara Rigel diam-diam menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
"Aku penasaran, Om. Jelas-jelas dulu kalian rebutan Tante Jalang, kan? Ehhh... iya, sekarang Tante Jalang ke mana?"
"Stop bahas dia!"
Giliran Roland yang kesal karena Kalea tiba-tiba membahas Lovira.
"Ciyeeeee yang rindu," ejek Kalea. Wanita cantik itu terbahak saat berhasil membuat wajah Om nya berubah kecut.
"Tante Jalang siapa?" Tanya Rigel penasaran.
"Mantanmu!"
"Mantanmu!"
Roland dan Kalea menjawab bersamaan membuat Rigel melongo dengan kekompakan om dan keponakan itu.
...----------------...
Sementara itu Gema baru saja sampai di kota Bandung. Pria itu langsung menuju Bandung saat teman lamanya memberitahu jika Belva berada di kota itu.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪, 𝘉𝘦𝘭?"
Selama ini Gema terus mencari keberadaan mantannya itu. Hampir setiap hari ia menemui Gefanda hanya untuk sekedar mengetahui kabar mantan terindahnya itu. Namun selalu berakhir sia-sia karena Gefanda selalu mengusirnya.
Gema sempat menyerah karena teralihkan dengan kehadiran Flory. Namun kali ini ia bertekad akan kembali mengejar Belva.
"Aku yakin Kamu masih menungguku kan, Bel?" Monolognya pada diri sendiri.
Dari informasi yang Gema baca, mantannya itu sampai sekarang belum memiliki kekasih. Gema sangat yakin alasan Belva masih betah menyendiri itu karena masih memikirkannya.
"Sebaiknya aku menginap di rumah Omku saja malam ini. Besok baru aku mencarinya."
Sekitar setengah jam, Gema sampai di rumah Om nya. Namun, asisten rumah tangganya mengatakan jika majikannya itu belum pulang. Gema pun diarahkan ke kamar tamu untuk beristirahat setelah berbincang sebentar.
"Jadi, Om sudah bercerai?"
Gema membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ingatannya kembali saat berbincang dengan asisten rumah tangga om nya. Asisten rumah tangga yang bernama Bi Nia itu mengatakan, jika majikannya sudah bercerai dengan istrinya sejak tiga tahun yang lalu.
"Apa Mommy juga tidak tahu perceraian Om?"
Seingatnya, Mommynya juga tidak pernah membicarakan soal perceraian om dan tantenya itu.
Wajar saja sebenarnya karena Gema tidak terlalu dekat dengan om nya itu, bahkan mereka jarang sekali bertemu, atau bahkan tidak pernah bertemu. Hanya setiap ada pertemuan keluarga saja keduanya bertemu, dan itu pun tidak ada pembahasan apa pun, selain pertanyaan apa kabar. Kalimat basa basi yang terdengar basi.
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
rigel udh lega setelah meluapkan emosinya dan akupun jg ikutan lega krn semuanya telah terbongkar.., 😇
🤭👍❤🌹
Lalu ... awas aja kalau Gema berusaha untuk ngerebut Kalea dari Om Rigel/Curse/
Biar dia menua di penjara
om oland jodohmu datang itu 🤣🤣