Rahim Bayaran Satu Miliar

Pagi ini Karen bangun dari tidurnya karena merasakan mual yang sangat luar biasa ia pergi ke kamar mandi dan menumpahkan isi yang ada di dalam perutnya

Owekkkkk......

Karan menyadarkan tubuhnya ke wastafel sambil memegangi perutnya yang merasa mual lagi-lagi ya harus mengalami muntah-muntah padahal beberapa hari yang lalu ia sudah tidak mengalami ini lagi tapi entah kenapa pagi ini karena malam muntah-muntah kembali

Wenda terbangun dari tidurnya ketika mendengar sang suami yang sedang muntah-muntah di kamar mandi " Karen kamu kenapa? " Tanya Wenda

" Aku tidak tahu, tadi kebangun hanya karena mual " Jawab Karan

" aku ambilkan air hangat ya " walaupun beda selalu Ketus tapi dia juga tidak ingin Karan kenapa-kenapa

Wenda langsung keluar dari kamarnya dan mengambil air hangat untuk sang suami" Air hangat untuk siapa sayang? " Tanya Bu Erina

" Ini buat Karan Mah, Dia lagi muntah-muntah mungkin salah makan " Jawab Wenda Asal

" Oh, Sini biar Mamah berikan, Kalian itu sangat cocok sekali sampai-sampai lagi hamil saja Saling kerja sama, Kompak "

" Maksud mamah? "

Bu Erina tersenyum " Iyah kamu yang hamil dan suamimu yang ngidam, Jadi kalian cocok saling kerja sama heheheh "

Wenda mengepalkan kedua tangannya ia merasa kesal kembali ketika mendengar peraturan sama ibu mertua, Wenda pikir Karan muntah-muntah karena salah makan atau keracunan namun hal yang mengejutkan untuk Wenda.

" Ya sudah kalau begitu Mama saja yang membuat air hangat ini untuk Karan " Kata Wenda memberikan gelas kepada saya mau mertua lalu ia pergi begitu saja

Mama Erina yang melihat kepergian Wenda dia tidak menghiraukan itu, Mamah Erina langsung pergi ke kamar putra nya dengan membawa gelas yang berisi air hangat

Wenda duduk di taman sambil melipatkan kedua tangannya di dada Iya benar-benar kesal karena suaminya harus mengalami ngidam " Kenapa semua itu malah terjadi kepada suamiku, Bukannya itu akan menular jika sang suami yang menyayangi istrinya " Gumam Wenda " apa jangan-jangan suamiku sudah mulai menyukai wanita itu, ini tidak bisa dibiarkan pokoknya aku tidak akan rela jika suamiku mencintai wanita lain selain aku, Yang aku butuhkan hanya anaknya bukan ibunya " Geram Wenda.

di kamar Karan, karena meminum air hangat yang diberikan oleh sang mamah lalu ia menjadi keberadaan Wenda " mah, di mana istriku.? " Tanya Karan heran

" tadi Istri memberikan Air ini Lalu dia pergi ke taman belakang " Jawab Bu erina

karena mengerutkan keningnya Kenapa istrinya ke taman tidak biasanya dia duduk di taman " Karan Menyusul istri Karan dulu ya mah " karena langsung berdiri dan dia langsung pergi ke taman untuk menyesal sang istri

Sesampainya di taman Karan melihat sang istri yang sedang duduk di kursi kecil sambil melamun " Honey, Kamu sedang apa di sini? "

" Hanya mencari angin, Bukanya akhir-akhir ini juga kamu sering mencari angin di sini " ucap Wenda

Karan duduk di kursi yang satunya lalu ia membenarkan anak rambut Wenda " apa pagi ini kamu juga masih kesal kepadaku? " tanya Karan

" Aku hanya tidak suka dibohongi, Kamu tahu kan kalau aku paling tidak suka dibohongin "

" tentu, apa yang aku tidak tahu tentangmu semuanya aku tahu "

" Lalu Kenapa kamu selalu berbohong kepadaku, kamu selalu Menemui wanita itu di belakangku padahal kamu tahu kalau aku tidak suka jika milikku diambil orang " Wenda menatap sang suami dengan Tatapan yang tajam Iya salah memberikan peringatan kepada suaminya agar suaminya tidak menemui lagi wanita itu.

Wenda lalu ia menggenggamnya dengan lembut " Maafkan aku sayang, Aku janji aku tidak akan menemui wanita itu lagi sampai ia melahirkan dan aku juga janji akan selalu ada di dekatmu menemanimu " karena memeluk Wenda dengan lembut

janji Karan akan menjadi bumerang buat dirinya sendiri dia berjanji kepada dua wanita sekaligus dan apa dia bisa melewati itu semua dan memenuhi janji keduanya

" janji ya, kalau kamu tidak akan pernah menemui wanita itu lagi kalau itu sampai terjadi maka jangan salahkan aku kalau aku pergi meninggalkan kamu "

" Aku janji sayang, Aku tidak akan menemuinya lagi dan hanya ada kamu di dalam hatiku Sampai kapanpun sampai aku mati pun Hanya kamu dan kamu "

Winda tersenyum lalu ia memeluk balik suaminya " aku pegang janjimu "

" Tentu "

Karan dan Wenda mereka saling berpelukan di taman, Mereka seperti pasangan kekasih yang baru bertemu dan melepas Rindu, sampai-sampai mereka tidak sadar jika ada Bams yang memperhatikan mereka dari kejauhan

Bams yang melihat nyonya dan tuanya sedang berduaan ya lebih memilih untuk pergi dari sana.