Perjalanan hidup seorang wanita bernama Ayesha yang ingin mendapatkan kebahagiaan dari keluarga sang suami yang penuh dengan toxic. Berbagai hinaan dan cacian dari keluarga suami sudah menjadi makanan sehari-hari. Meski begitu, tak sedikitpun suaminya mau membelanya karena takut dicap sebagai anak durhaka.
Dan demi sebuah kata bakti, sang suami tega mencampakkan anak istrinya. Bahkan dia berani bermain hati dengan wanita idaman lain.
Akankah Yesha, bertahan dalam keluarga toxic suaminya?
Atau menyerah, dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Ikuti terus cerita ini ya,
Dan jangan lupa dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desakan Dari Ibu Ayu
Keesokan harinya, saat Dika sedang bekerja di luar kantor , Vio meminta ijin keluar kantor untuk menemui bu Ayu. Walau dia tidak begitu menyukai ibu dari kekasihnya itu, tapi Vio harus mengambil hati ibunya Dika untuk segera melakukan tindakan kepada Dika yang tidak segera menceraikan atau menandatangani surat gugatan cerai yang dilayangkan Yesha.
Dan disinilah Vio berada, di rumah bu Ayu. Ibunya Dika. Vio disambut dengan sangat hangat oleh ibu Dika tersebut. Karena bu Ayu sendiri sangat mengingknkan Vio untuk jadi istri istri Dika.
"Kenapa kamu siang-siang kemari, Vio? Apa kamu tidak kerja? ' tanya Bu Ayu basa basi setelah menyambut kedatangan Vio, yang membawakannya paket sembako untuk oleh-oleh.
" Ah, saya kerja tante,.Tapi karena ada yang ingin saya bicarakan dengan tante, makanya saya minta ijin kepada atasan saya untuk keluar sebentar. " jawab Vio memberikan alasana kedatangannya.
"Apa yang ingkn kamu bicarakan denganku, Vio?" tanya bu Ayu tak mengerti.
"Ini tentang mas Dika. " kata Vio kemudian dengan menarik napas dalam-dalam.
"Kenapa Dika? " Bu Ayu masih belum mengerti aoa yang akan di sampaikan Vio. apalagi mengenai anaknya.
"Mas Dika, ternyata selama ini dia tidak mengurusi perceraian dengan Yesha, tante. " ujar Yesha akhirnya dengan wajah murung.
"Apa maksudmu, lalu yang kemarin datang itu surat apa? jelas-jelas itu dari pengadilan agama. " kata Bu Ayu tak percaya dengan omongan Vio.
"Itu adalah surat gugatan perceraian dari Yesha, tante. "kata Vio dengan memasang wajah sedihnya.
" Apa? darimana. kamu tau? " bu Ayu terkejut mendengan informasi ini dari Vio.
Akhirnya Vio menceritakan apa yang terjadi semalam saat Dika dan dirinya bertemu dengan Yesha di mall. Dan perkataan Yesha, agar Dika segera menandatangani surat perceraian nya, karena dia ingin segera lepas dari bayang-bayang Dika.
Vio menceritakan semua nya dengan detail kejadian yang terjadi semalam. Saat dia dan Dika bertemu Yesha . Dan Yesha mengatakan agar Dika segera menandatangani surat perceraian mereka.
"Ternyata selama ini Yesha menunggu surat cerainya tapi ternyata Dika tidak mengurusnya, bu. Malahan mas Dika ingin kembali rujuk sama Yesha." Vio menjual kesedihannya agar mendapat simpati dari bu Ayu.
"Karena tidak segera mendapat surat dari pengadilan, akhirnya Yesha lah yang menggugat cerai mas Dika. " lanjutnya.
"Kurang ajar, ibu tidak akan pernah mau menerima wanita itu lagi menjadi istri Dika. Aku sudah muak dengannya. " wajah bu Ayu merah padam mendengar cerita Vio. Selama ini dia pikir Dika sudah mengurus surat perceraiannya dengan Yesha.
Dia tidak menyangka, kalau Yesha yang akhirnya menggugat cerai Dika. Bu Ayu sangat tidak terima dengan hal ini, karena ini akan sangat memalukan. Dika digugat cerai istrinya bukan malah menggugat cerai.
"Ini sangat memalukan. " gumam bu Ayu dengan suara pelan.
"jadi gimana tant? " tanya Vio dengan gaya memelas.
"Tenang saja, ibu akan mendesak Dika untuk segera menandatangani surat itu. Entah siapa yang menggugat atau di gugat, itu tidak penting sekarang, yang penting Dika segera berpisah dari wanita sialan itu." ujar bu Ayu memberikan keputusan.
Sebuah kalimat yang di tunggu Violet dari tadi sudah terucap kalau ibunya sendiri yang akan mendesak Dika untuk segera menandatangani surat cerai itu dan segera berpisah dari Yesha. Vio dangat senang mendengarnya.
"Terimakasih, tante. Aku sangat senang mendengarnya. " Kata vio dengan menggenggam tangan bu Ayu.
"Tenanglah, Dika dan Yesha pasti segera bercerai dan kalian akan segera menikah. "
Mata Vio berbinar mendengar kalimat terakhir yang terucap dari mulut bu Ayu. Dia sangat senang mendengarnya. Karena itulah yang diinginkan Vio selama ini, menikah dengan Dika pria yang dicintainya.
"Terimakasih, tante. Aku senang mendengarnya. Tapi aku mohon jangan katakan pada mas Dika kalau aku yang sudah memberikan informasi ini kepada tante, ya? agar aku tidak bertengkar dengar mas Dika. " Vio meminta bu Ayu untuk merahasiakan kalau dia yang memberikan informasi kepadanya.
"Tenang saja, rahasia ini aman. Dan ingat ini, mulai sekarang jangan panggil tante. Panggil aku dengan sebutan ibu. Karena jika kamu menikah dengan Dika, aku juga akan menjadi ibu mertuamu. " ungkap bu Ayu.
Vio yang mendengar itu, ingin muntah rasanya. tapi dia hanya bisa menganggukkan kepalanya saat ini. Nanti kalau sudah resmi menikah Vio akan mengajak Dika pergi dari rumah ini dan menguasainya sendiri.
"Baik, bu. " akhirnya kata itu keluar dari mulut Vio.
"Nah, begitu. Sekarang tenanglah. Dan kembali bekerja. " ujar bu Ayu kepada calon menantunya itu.
"Baiklah bu, aku kerja dulu. " Vio lalu bangkit dan menyampirkan tas nya di pundak, lalu berjalan keluar menuju mobilnya. dan melajukan mobilnya setelah berpamitan dengan calon ibu mertuanya itu.
*
*
Setelah makan malam, Bu Ayu langsung bicara dengan Dika tentang surat dari pengadilan kemarin.
"Dika, ibu tanya sama kamu, kenapa selama ini kamu tidak segera mengurus perceraian mu sama Yesha. " ujar bu Ayu ketika mereka semua sudah berada di ruang keluarga.
"Maksud ibu apa? " tanya Dika tak mengerti.
"Itu yang datang kemarin surat gugatan perceraian dari Yesha kan? bukan kamu yang menggugat. Kamu ini apa-apain sih, malu-maluin keluargs aja. Masak kamu yang di gugat. ' kata Bu Ayu ketus, membuat semua orang yang ada disana tak percaya.
" Beneran, bu. Mas Dika digugat Yesha? ' tanya Dila yang tak menyangka sama sekali.
Bu Ayu mengangguk sebagai jawaban.
"Iya, bikin malu aja. " ketus bu Ayu...
"Darimana ibu tau? " tanya Dika merasa curiga, darimana ibunya itu tau kalau dia digugat .
Bu Ayu gelagapan mendengsr Dika menanyakan dsri mana dia tau. Namun dia segera mengontrol mimik wajahnya.
"Kamu nggak perlu tau darimana ibu tau. Yang jelas sekarang siapapun yang mengurus perceraian kelian, sebaiknya cepet tanda tangani. Supaya kamu cepat bercerai dengan wanita itu. " Kata bu Ayu sekali lagi.
Dika menuju kamarnya, dan mengambil surat perceraiannya dengan Yesha. Lalu didepan semua keluarganya dia menandatanganinya dengan kesal.
"Sudah, sekarang apa ibu sudah puas? Aku akan segera bercerai dengannya." Akhirnya dia memutuskan bercerai dengan Yesha.
Semua orang terkejut dengan sikap Dika, tapi mereka juga senang akhirnya Dika sudah menandatangani surat cerai itu.
Semalam Dika sudah memikirkan matang-matang tentang apa yang akan di lakukannya dengan pernikahannya. Setelah bertemu dengan Yesha dan bicara dengannya semalam. Sepertinya Yesha sudah tidak ingin kembali kepadanya. Apalagi mendengar ancaman Yesha tentang kekerasan dalam rumah tangga. Dika tidak ingin di penjara karena kebodohannya dan tetap bercerai dengan Yesha. Bagaimanapun Yesha akan tetap memenangkan semua tuntutan karena dia memiliki banyak bukti tentang dirinya, baik tentang perselingkuhannya dan kekerasaan yang dilakukan nya.
Dan pada akhirnya, Dika menyerah. Dan mengikui keinginan Yesha untuk bercerai dan keinginan keluarganya yang mendesak dirinya untuk segera bercerai.
*
*
Keesokan harinya,
Yesha menerima panggilan telpon dari Abhi menjelang sore saat dia sedang sibuk dengan masakannya.
"Assalamu'alaikum, Yesha. "
"Wa'alaikum salam, mas Abhi. Ada apa ya? tumben telpon. "
"Ada kabar baik untukmu. " kata Abhi dengan antusias
"Kabar baik apa mas? " Yesha yang penasaran pun langsung mematikan kompornya.
" Dika sudah menandatangani surat cerainya. Baru saja kami menerimanya kabar dari pengadilan agama. " kata Abhi yang mungkin tengah tersenyum lebar di seberang telepon.
"Benarkah? Alhamdulillah... terimakasih ya Allah. " Yesha berkali-kali mengucapakan syukur.
"Terimakasih juga buat mas Abhi yang sudah membantuku. " Yesha juga tidak melupakan jasa Abhi yang sudah membantunya.
"Sama-sama, Yesh. tapi aku ada satu permintaan nih. " Abhi menggantung kalimatnya, agar Yesha penasaran.
"Permintaan apa mas? " tanya Yesha penasaran.
"Kalau kamu sangat berterimakasih kepadaku, boleh dong kamu traktir aku makan? " kata Abhi dengan tidak tau malunya.
Kenapa Abhi sangat bersikap tidak tau malu seperti itu, mungkin karena dia ketagihan dengan masakan yang dibuat Yesha. Selama ini Abhi memang jarang sekali makan makanan rumahan. Dia hanya minum susu dan roti seperti kehidupannya di luar negeri selama ini. Dan saat Abhi pertama kali makan masakan Yesha, disitu pula pertama kali dia menyukainya.
"Mas Abhi mau di traktir aku makan? Dimana? " tanya Yesha yang tidak tau akal bulus Abhi.
"Nggak usah di mana-mana Yesh, cukup traktir aku makan malam di rumahmu saja. " kata Abhi lagi.
Yesha tercengang dengan permintaan Abhi yang ingin makan malam dirumah nya. Biasanya kan kalau minta traktiran itu di rumah makan mewah atau restoran barangkali. Tapi ini di rumah?
"Mas Abhi serius mau makan di rumah aja gitu, nggak mau makan di luar? " Yesha masih tak percaya dengan permintaan Abhi.
"Enggak, makan di rumah mu aja sudah cukup. Aku sangat menyukai masakanmu, Yesh. pas di lidahku. " kata Abhi memuji masakan Yesha.
Yesha tersipu mendengar gombalan Abhi, tapi dia juga merasa senang kalau masakannya disukai orang lain.
"Baiklah... malam ini mas Abhi boleh datang ke rumah. Nanti kita makan malam bareng Jihan sekalian. " kata Yesha akhirnya dengan wajah yang masih tersipu.
"Baiklah nanti aku datang ke sana. Terimakasih sebelumnya Yesh. " kata Abhi sebelum panggilan terputus.
Yesha menghembuskan napasnya perlahan menahan gemuruh di dadanya yang sejak tadi berdetak tak karuan, setelah mendengar pujian dari Abhi. Sepertinya baru kali ini ada pria yang mengatakan kalau masakannya enak. Dulu selama menikah dengan Dika, jangankan memuji, makan masakan Yesha saja Dika jarang melakukannya karena dia jarang ada di rumah dan kadang makan di rumah ibu. Apalagi makanan yang di masaknya hanya tahu ,tempe telur, untuk menghemat pengeluaran. Jadi mana pernah Yesha masak makanan istimewa.
Tapi sejak Yesha bekerja dan mendapat uang sendiri, dia jadi memanjakan perutnya dan perut sang anak agar tidak dibilang kekurangan gizi. Sungguh lepas dari pernikahannya membuat Yesha bisa bebas dan berkembang sesuai keinginannya.
tdk pake it's.
terimakasih
yg bener namanya siapa ..?