Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Namira Mabuk
Jiro merenung dalam kamarnya yang berhadapan dengan kamar Namira, malam itu dia tidak bisa tidur dengan ucapan kakeknya yang menyuruhnya melepaskan perusahaan yang menjadi perebutan dengan Inezaki Mayada. Apa yang di lakukan Inezaki pada kakeknya sehingga laki-laki tua itu sampai menyuruhnya melepaskan yang sudah dia pertahankan.
Meski bukan itu saja yang dia miliki, tapi perusahaan itu cukup penting. Perusahaan perkapalan internasional, tentu itu cukup strategis jika di gunakan sebagai penyalur barang-barang ilegal. Penyelundupan yang di lakukan oleh mereka melalui kapal-kapal dari perusahaan, tidak akan di ketahui karena perusahaan itu tidak ada yang berani menyentuhnya dalam hukum.
Sayup-sayup terdengar suara dari kamar depan, suara sedikit nyaring. Jiro menatap ke arah pintu, mendengarkan suara tersebut. Dia pun beranjak dari duduknya dan melangkah membuka pintu geser mushiko mado, berdiri di depan memperhatikan bayangan Namira yang sedang bergerak kesana kemari.
Bibir laki-laki itu menyungging melihat bayangan dari balik mushiko mado di depannya. Ingin dia masuk tapi di tahan, mendengarkan apa yang sedang di ucapkan Namira di malam begitu.
"Gila! Benar-benar gila! Baru beberapa Minggu, tepat satu bulan kamu suka padaku? Hah, aneh. Laki-laki aneh sekali, bahkan dia sangat dingin. Aaah! Menyebalkan, kenapa aku terkadang terpesona dengan wajahnya? Hah, Namira! Apa kamu gadis memalukan? Bagaimana dengan papamu? Mamamu? Apa dia mencarimu? Aku pusing. Pusing sekali dengan semua ini! Wo oooo aaa!"
Teriakan di campur dengan lantunan lagu yang tidak jelas, membuat Jiro di depan pintu itu tak sabar ingin masuk ke dalam kamar Namira. Dia menggeser mushiko mado, tidak di kunci.
Tatapannya tertuju pada gadis yang sedang asyik sendiri dengan menari kesana kemari. Jiro takjub melihat pemandangan di depannya itu, tatapannya tak lekat dari gadis yang sedang menari tersebut.
"Dia mabuk? Bukankah tidak ada shake di makan malam tadi?" ucap Jiro masih menatap Namira.
Sampai kedua pandangan mereka beradu, Namira berhenti menari. Dia pun perlahan mendekat, tatapan sayu masih mengarah pada Jiro.
"Hei, kamu kenapa ada di sini?" tanya Namira seakan bicara normal.
"Apa kamu mabuk?" tanya Jiro melihat Namira menatapnya sayu.
Di perhatikan gadis itu dengan seksama, kepalanya menggeleng. Siapa yang memberinya minuman shake padanya, tapi semakin lama di perhatikan dia pun tersenyum sendiri. Sangat lucu baginya melihat Namira mabuk, di ambilnya ponselnya untuk merekamnya.
"Aku benci sama kamu! Siapa kamu, kamu seperti penculik. Ah ya, penculik sialan. Hahah!" ucap Namira dengan sempoyongan.
Mendekat pada Jiro, tangannya mengacung lalu tubuhnya oleng. Jiro langsung menangkapnya, pandangan mereka beradu lama. Tangan Namira terangkat dan membelai wajah Jiro dengan bergumam lirih.
"Tampan."
_
Sejak Namira mabuk itu, pikiran Jiro tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Dia sering tersenyum membayangkan kejadian malam itu, dia dan Namira hampir melakukan sesuatu dan dia menghentikankannya karena dirinya tidak mau melakukan jika gadis itu tidak sadarkan diri. Dia hanya ingin gadis itu menyerahkannya sendiri tanpa harus di paksa atau dalam keadaan tidak sadar.
"Tuan, sepertinya dua Minggu lalu Inezaki menemui tuan besar. Mungkin itu yang membuat tuan besar berubah jadi membelanya, apa yang harus kita lakukan?" tanya Kendo memecah lamunan Jiro.
Jiro memejamkan matanya, sedikit kesal dia karena di ganggu oleh sang asisten. Tapi kini dia kembali fokus, memikirkan bagaimana dia harus bertindak.
"Suruh Izumaki datang ke kantorku, kita bicarakan lagi Minggu depan. Aku ingin ke Korea," ucap Jiro.
"Ke Korea? Mau apa?" tanya Kendo.
"Kamu lupa dengan agensi di sana? Dasar pikun!" ucap Jiro.
Kendo diam, memang dia lupa dengan agensi idol di Korea. Dia pikir bosnya ingin menemui kakak Namira.
"Benar, aku juga ingin menemui nona itu. Kakak Namira," ucap Jiro yang selalu saja tahu apa yang ada dalam otak Kendo.
"Anda sudah menebaknya apa yang saya pikirkan. Lalu, mau apa anda menemui nona itu?" tanya Kendo.
"Menyuruhnya pulang, ibunya juga harus pulang. Atau suruh menghadiri pernikahanku dengan Namira," jawab Jiro.
"Apa anda sudah gila?"
"Tentu, aku bahkan tidak akan melepaskannya sampai kapan pun. Aku ingin memilikinya sepenuhnya," ucap Jiro lagi.
"Apa perlu saya siapkan seperti dulu? Anda seharusnya mengundang mereka semua jika menikah, jika tidak pasti banyak yang kecewa," ucap Kendo.
"Kamu tahu kenapa aku mempertahankan Namira dari pada harus mempertahankan perusahaan itu?"
"Ya, karena anda sangat mencintainya. Tapi mengenai perusahaan itu, apa anda tidak merasa sayang?" tanya Kendo.
"Aku punya segalanya, jangan lupakan itu Kendo. Ini hanya untuk menenangkan mereka, setelah aku menikahi gadis itu aku akan membuat mereka bertekuk lutut bahkan mengembalikan milikku semua. Kamu lupa siapa aku?" tanya Jiro.
"Tapi kakek anda juga bukan orang yang mudah di lawan, tuan," ucap Kendo.
"Ya, biarkan saja mereka melakukan apa. Aku akan menyusun strategi lain untuk menyerang mereka," ucap Jiro lagi.
"Oh ya, kelompok Nakaru memang sedang menunggu keputusan anda. Itu bisa di gunakan untuk membantu kita, tuan," ucap Kendo.
"Ya. Dan aku akan kembali siapa sebenarnya diriku," Jiro menimpali.
"Nona Namira?"
"Aku akan membawanya kemana pun aku pergi," jawab Jiro.
"Apa itu tidak berbahaya tuan?"
"Kamu lupa siapa aku?"
"Ah ya, anda adalah seseorang yang hebat. Anda adalah titisan dewa matahari."
"Itu terlalu berlebihan."
"Bukankah anda senang? Saya hanya berkata jika anda senang saja. Heheh."
Jiro menatap asistennya dengan tajam, kesal di buatnya oleh laki-laki itu.
"Dasar Pandit!"
_
_
******
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan