NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 2

Matahari pagi yang hangat mulai menyinari jendela, membanjiri kamar dengan cahaya emasnya. Udara yang bertiup melewati dedaunan mangga di samping kamar menghantarkan kesegaran. Meski begitu angin tak selalunya membawa kedamaian, terkadang ia juga harus menjadi perantara gugurnya para daun kering dari tangkainya, terjatuh di atas tanah atau di dalam kolam sesuai takdir sang daun berakhir di mana.

Tapi, tahukah kalian? terkadang bukan hanya daun kering saja yang gugur, bisa juga daun yang masih sangat muda. Kemungkinan daun itu sedang dipetik oleh seseorang, kemudian dibuang begitu saja di atas tanah. Seperti yang sedang dilakukan Fisa saat ini, ia memetik daun mangga yang masih muda, mencium aroma asam yang keluar dari getah daun lantas membuangnya begitu saja.

Bukan tanpa alasan gadis itu melakukan hal ini, ia hanya sedang teringat kejadian kemarin siang. Kecelakaan pembangunan yang menewaskan seorang gadis belia, gadis yang bahkan belum sempat mengejar mimpinya. Malang nian nasib gadis itu, tapi takdir sudah tertulis jauh sebelum manusia itu terlahir, tak ada yang bisa menentangnya, bahkan Fisa sekalipun.

Apa gunanya aku memiliki kemampuan ini? kalau tak bisa membantu mencegah hal buruk itu terjadi, gumam hatinya. Ia tak menyukai fakta dirinya memiliki kemampuan istimewa yang diwariskan dari sang ibu itu, ia benci kemampuannya, karena kemampuan itu juga ia harus kehilangan kakek yang sangat dicintainya.

“Fisa, cepat turun, sarapan! nanti kamu terlambat!” Itu suara ibunya yang memanggil dari lantai dasar, wanita itu menginginkan putrinya segera turun dan sarapan bersama keluarga. Ini hari pertama Fisa bersekolah di tempat yang sama dengan Arjuna, lelaki yang mengantarnya pulang kemarin.

Fisa meraih tas yang tersampir di belakang pintu, ia sedikit terkejut kala mendapati sebuah benda bulat berwarna hitam menyeringai di samping tas sekolahnya, tapi keterkejutan itu hanya sebatas angin lalu, ia sudah terbiasa menghadapi mereka sejak kecil. Ya, makhluk tak kasat mata.

Fisa meraih tas kasar, sengaja membiarkan badan tas menghantam kepala itu. Ia benar-benar tak peduli pada makhluk yang derajatnya jauh di bawah manusia itu, tak ada sama sekali rasa takut. Kecuali, satu hal.

KAMU MELIHATKU GADIS?

Hantu kepala itu melayang di depan Fisa, tapi gadis itu acuh dan berjalan melewatinya begitu saja. Sang ibu—Tazkia melihat kejadian ini, selayaknya seorang ibu yang selalu ingin melindungi putrinya ia bergerak maju mengangkat satu tangan ke udara, lalu dalam sekejap hantu kepala musnah bersama lolongannya yang terdengar mirip anjing.

Husin—ayahnya menarik satu nafas panjang menyaksikan pemandangan pagi ini, dulu ia sering takut tapi kini sudah terbiasa dengan semua keanehan dalam keluarga kecilnya. Ia membantu sang putri memindahkan beberapa sendok cumi lada hitam ke atas piring nasi Fisa, sambil tersenyum ke arah putrinya yang hanya diam.

“Fisa, berapa kali ibu katakan jangan pedulikan makhluk-makhluk itu, berpura-puralah tidak melihat mereka. Sekali saja kamu meresponnya mereka akan terus mengganggumu,” resah ibunya. Namun, Fisa hanya diam, mulutnya sibuk mengunyah cumi lada hitam kesukaannya. Bukan dirinya tak patuh selama ini, hanya saja Fisa masih sering kaget ketika melihat mereka dengan bentuk-bentuk anehnya, dan kekagetan ini yang membuat makhluk-makhluk itu tahu jika Fisa bisa melihat mereka.

“Hei, ibu bicara denganmu. Jangan kebiasaan seperti itu, nggak sopan, sudah masuk SMA itu artinya kamu sudah beranjak dewasa, ini juga apa-apaan rambut gak disisir kayak gini? orang rambut pendek aja nggak bisa rawat, gimana kalau panjang?”

“Sudahlah, Ibu. Makan saja ayo…” Husin berkedip kedip ke arah istrinya yang terus mengomel, tangan melambai dan memukul pelan kursi di sampingnya berharap sang istri segera duduk.

“Nggak bisa, Sayang. Putrimu ini sudah bukan anak-anak, penampilan macam apa ini? anak gadis bukannya pake bedak kek apa gitu, lihat mukanya! mana jerawat sudah mulai muncul, ya Allah Nduk…” Kia berjalan ke kamar, meraih sisir dan bedak miliknya lalu mulai mendandani putrinya.

Tapi Fisa yang sudah sangat kesal membanting sendok ke atas piring, ia juga menepis tangan ibunya yang hendak memberikan sapuan bedak di kulit wajahnya, nafasnya naik turun menahan amarah, sangat terlihat betapa Nafisa menahan diri untuk tak menjawab ucapan ibunya. Gadis itu berlalu pergi, meraih sepatu dan mengenakannya cepat.

“Astaghfirullah, lihatlah Ayah kelakuan putrimu itu! kirimkan saja dia ke rumah budenya, biar masuk pesantren dan ngerti rasanya mondok! udah bagus dipeduliin malah menjadi-jadi!” berang Kia.

Husin berlari mengejar sang putri, di depan rumah ia menghentikan Fisa, menyerahkan dua lembar uang lima puluh ribuan ke tangan gadis itu. “Tambahan uang saku, makan saja di sekolah sama Arjuna ya. Ingat Fisa, cari teman yang banyak ya Nak, dan maafkan ibumu. Dia seperti itu karena terlalu menyayangimu.”

Nafisa menatap datar wajah sang ayah, meraih tangan ayahnya dan menciumnya takzim. Husin tersenyum melambaikan tangan pada putrinya yang bahkan tak menoleh lagi setelah berbalik meninggalkannya. Lelaki itu kembali ke rumah menemui sang istri yang merenung sendiri di meja makan.

“Sayang, jangan terlalu keras padanya. Kamu tidak akan pernah bisa menyentuh hatinya jika terus seperti ini,” pinta Husin duduk di samping sang istri sembari memegang kedua tangan wanita yang amat dicintainya itu.

Mata Kia basah, ia tahu telah bersalah tapi setiap kali berhadapan dengan Fisa ia tak bisa menahan kekesalannya. Apalagi gadis itu hanya diam, diam dan diam lalu berujung melawan.

“Maaf Sayang, aku kelepasan lagi. Melihat sebuah kepala mengerikan melayang di depannya membuatku lupa, lupa jika Nafisa kita bukan lagi anak-anak.” Kia menggosok hidung, baginya Fisa tetaplah bayi kecilnya. Itu yang membuatnya sering lupa jika Fisa bukan anak-anak yang akan dengan senang hati meladeni makhluk-makhluk tak kasat mata, tanpa peduli mereka berbahaya atau tidak.

Husin meraih tubuh sang istri, membenamkannya di atas dada bidangnya, wanita itu sesenggukan di sana. Husin memahami kekhawatiran istrinya selama ini, fakta mustika yang dimiliki Tazkia tak memiliki reaksi apapun untuk putri mereka, membuat istrinya itu bingung.

“Nanti aku coba tanya Kak Nia lagi, mungkin kak Dewa punya kenalan seorang kyai yang dapat membantu putri kita.”

“Segera ya Sayang, kamu lihat sendiri penampilan putri kita, sungguh mengerikan. Dia sudah remaja, tapi tak tahu berdandan. Bukan, maksudku dia enggan menatap cermin untuk berdandan karena kemampuannya itu.”

“Sudahlah, diambil positifnya aja. Bukankah lebih baik begitu, jadi tak ada lelaki yang akan melirik putriku, kamu tahu sendiri betapa aku khawatir dia nggak mau mondok seperti ini,” akunya.

Kia melepas pelukan, menatap sang suami tajam. Husin jadi salah tingkah mendapat tatapan maut seperti itu, ia tahu dirinya bersalah di mata sang istri. Tapi sayangnya lelaki memang tak pernah peka, ia tak mengerti dimana letak kesalahannya.

“Kamu ini, bagi kami para perempuan berdandan rapi dan cantik itu tujuannya bukan untuk menggoda cowok, melainkan untuk terlihat lebih pantas, dan kalau kita rapi, bersih dan wangi, orang pun akan segan. Nggak ada yang berani macam-macam sama kita, kamu ingat tidak bagaimana putri kita dulu dibully di SMP? dia nggak punya teman karena penampilannya yang lusuh dan dekil itu."

Husin bungkam, ia tak berpikir sejauh ini. Baginya asal orang itu baik maka orang lain pasti akan baik juga, ia tak mengerti betapa kerasnya kehidupan di luar sana. Penampilan nomor satu, beauty privilege istilahnya.

Sejak kecil ia tinggal di lingkungan pesantren, saat lulus SD pun langsung dikirim abi ke pesantren milik keluarga kakak iparnya, jadi wajar jika Husin seperti itu.

“Lantas, kita harus bagaimana Sayang, kamu tahu sendiri Fisa membenci cermin sampai-sampai tak ada cermin di rumah kita, yang di kamar kita pun juga harus ditutup kain kalau nggak dipake.”

“Maka dari itu, aku juga nggak tau Husin, cintaku. Makin tua makin lemot ya kamu, taulah aku mau makan,” katanya meraih piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk. Husin tersenyum gemas memandang istrinya itu, sudah hampir 17 tahun pernikahan rasa cintanya masih tetap sama seperti dulu, tak berkurang sedikitpun.

...

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!