19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Menerima
Afrizal bangkit melepaskan rengkuhan nya menyandarkan kepalanya Andita perlahan takut dia terbangun. Mengangkat ponselnya yang bergetar terus meronta minta di angkat.
Berjalan ke balkon ia berdecak kesal saat melihat si penelepon.
"Ada apa Thomas, ganggu aja! Apa kau tak ada kerjaan?" Afrizal berdecak sebal setelah mengangkat nya.
"Ck. Apa begini sambutan seorang sahabat yang selalu ada jika kau dalam kesulitan?" Thomas membalas ucapan Afrizal dengan nada menggoda.
"Apakah kau mulai mengajak berhitung dengan ku karena nya?" Kata Afrizal yang ketus membuat Thomas terbahak-bahak.
"Aku hanya ingin mampir ke rumah, melihatnya dan mengucapkan selamat buat kalian." Kata Thomas langsung ke tujuannya.
Lelaki itu langsung tertawa mendengar suara decakan kesal dari Afrizal.
"Ayolah, aku bawakan cake kesukaan istri mu. Aku sudah membawanya jauh-jauh haruskah aku berbalik arah?" Tanya nya mendramatisir keadaan.
Afrizal memutar matanya jengah dengan sikap konyolnya. "Baiklah datanglah akan ku suruh sekuriti membuka pintu utama untuk mu!" Afrizal menyahuti lalu memutuskan hubungan ponselnya.
Thomas berdecak sebal," Dasar teman enggak ada akhlak. Di baikin malah balas jutek habis." Kemudian Thomas melepaskan headset bluetooth miliknya memacu ke rumah Afrizal.
Tak lama mobil mewah milik mereka berarak-arak menuju ke kediaman milk Afrizal yang ada di pinggir kota. Rumah mewah yang sangat mencolok yang memiliki jasa pengamanan yang ketat.
Begitu sampai pintu gerbang masuk dibuka lebar karena sebelum nya Thomas meminta ijin si pemilik untuk bertandang ke rumah. Mobil berderet di halaman layaknya show room memamerkan kemewahan mobil itu.
"Selamat datang di kediaman Afrizal." Teriak Thomas di ruang tengah memandu teman-teman nya yang berdecak kagum melihat bangunan megah.
"Tak berubah gaya dan desain nya." Komentar Dante. "Bisa tidak ribut di rumah orang!" Suara Afrizal menggelegar dari lantai dua turun dengan tergesa-gesa.
"Apa-apaan kalian ? Kenapa kemari siapa yang mengundang kalian?" Tanya Afrizal sinis saat mendekat ke arah mereka.
"Dia yang mengajak dia bilang bini mu bunting." Sahut Hisyam yang tanpa basa-basi langsung duduk di sofa dan diikuti yang lain.
"Tolong buatkan minuman dingin juga bawa camilannya." Titah Afrizal pada maid nya yang kebetulan melintas di ruang sebelah.
"Dia sedang tidak enak badan masih tiduran di kamar. Dan tak ku ijinkan kalian masuk ke sana!" Afrizal menegaskan dengan tatapan matanya tajam.
Thomas hanya terkekeh lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat sikap posesifnya. "Dia kelelahan saja, karena aktivitas sebagai polisi intelijen enggak lebih. Dia harus terjun ke lapangan untuk investigasi lalu penyamaran juga ada hal yang ia lakukan sebagai istri. Kau tahulah."
"Dia sudah diberikan vitamin juga suntikan untuk menambah stamina nya. Dia tak mengalami perubahan saat hamil. Maksudnya seperti mual-mual atau sesuatu yang biasa di alami oleh ibu hamil pada umumnya." Afrizal menjelaskan secara rinci.
Afrizal menoleh saat mendengar derap langkah kaki turun ke arah tangga ia melihat Andita turun dengan celana jeans dan hodie.
"Sayang hati-hati dengan langkah mu! Kau mau kemana? Ini kenapa kau berpakaian seperti itu!" Ucap Afrizal panik.
"Kenapa kau lebih seperti itu. Aku hanya kecapean saja. Aku harus ke markas sudah tiga hari absen. Aku bisa di pecat karena mangkir!" Protes Andita.
"Tak masalah, aku akan membiayai. Kau tak perlu khawatir karena itu." Sahut Afrizal cepat. Sanggahan Afrizal membuat Andita memutar matanya jengah.
"Kau sedang hamil Andita, jagalah kesehatan tubuh mu baik-baik juga." Belum selesai kata Thomas, Andita menatapnya tajam.
"Sayang ayo.. Sebentar kita bicara. Kalian di sini saja. Jangan coba-coba ikut menguping!" Ancam Afrizal, Andita di bawa ke kamar tamu di lantai dasar.
"Hamil? Thomas bilang aku hamil? Apa itu benar? Jadi itu sebabnya kau melarang aku ini itu?" Cecar Andita bertanya kepada suaminya.
Wanita cantik itu berkacak pinggang menatap suaminya. Afrizal gugup karena dia memang belum memberitahu pada Andita tentang kehamilannya.
"Bagaimana bisa hamil aku selalu meminum pil pencegah kehamilan?" Teriak Andita tak terima.
"Sayang, tenang. Aku jelaskan semuanya ini tentang keinginan ku." Afrizal menatap wajah istri nya.
"Sayang, aku menukarnya dengan demikian kau bisa hamil. Aku ingin kita memiliki anak. Kau tahu, aku .."
"Aku tak mau hamil. Terlebih pernikahan kita hanya sekedar perjanjian kau ingat? Apa kau ingin mengingkari janji mu?" Andita mengingatkan tentang keadaan pernikahan mereka.
Afrizal menarik nafasnya yang memburu. karena teringat akan ucapan nya. "Maaf Andita, namun aku ingin pernikahan kita layaknya keluarga normal. Ku mohon Andita."
Afrizal menatapnya dengan penuh harapan.
Andita melengos pergi meninggalkan nya sendirian.
"Sayang dengarkan aku dulu, sayang." Afrizal mencekal lengan Andita. Andita menatapnya dengan pandangan tak bisa di artikan.
"Aku tahu salah, tapi aku hanya ingin bersama mu. Aku.."
"Aku enggak mau. Aku ingin kau menceraikan aku! Sesuai perjanjiannya. Dan aku harus bekerja." Andita menyentaknya namun Afrizal menahannya dengan memelas.
Memeluknya erat, "Sayang aku minta maaf. Tolong jangan seperti ini. Lelaki itu menciumi puncak nya berulang kali namun Andita bergeming.
"Tolong jangan seperti ini sayang, pikirkan tentang baby. Masa depannya, aku ingin kita bersama untuk menjaganya, bersama-sama."
"Tolong lepaskan aku, aku harus ke kantor." Andita mengatakan tanpa mau menatap wajah Afrizal.
"Jangan marah-marah, katakan jika kau ingin sesuatu, jangan di tahan. Nanti ileran, aku mohon." Afrizal memohon kepada Andita. Andita menatapnya jengah," Terserah kamu aja."
Mereka berjalan beriringan menuju ke ruang tengah, "Andita ini aku bawakan kue juga minuman. Apa semuanya baik?" Sapaan Thomas membuat Andita mengehentikan langkah nya. Menatap semuanya yang duduk bersama dengan nya.
"Terimakasih Thomas. Terima kasih pada kalian teman-teman Suamiku. Terimakasih atas keperdulian kalian. Aku rasa aku akan ke kantor untuk menjelaskan tentang keadaan ku pada komandan." Ucap Andita.
Thomas mengangsurkan beberapa paper bag ke Andita. "Tak perlu sungkan-sungkan Thomas, ini semua terlalu banyak. "Ini semua brand new cafe miliknya Adam. Aku cuma ngusulin aja."
Thomas menatapnya dengan tersenyum lebar," Berhentilah bersikap sok imut dengan istriku! Cari mati kamu!" Hardikan Afrizal membuat Thomas terkekeh geli lalu duduk.
"Makasih semuanya, kalian ngobrol aja. Ini aku bawa, aku mau makan sama rekan setim ku boleh?" Tanya dia pada Afrizal.
"Sopir akan antar kamu, jangan begadang. Jika bisa mutasi lakukanlah sayang." Bisik Afrizal. Andita hanya mengangguk mengiyakan. "Selamat bersenang-senang, ya? Maaf aku tidak bisa menjamu kalian." Pamitnya lalu meninggalkan suami juga teman-temannya. Afrizal menghela nafasnya gamang melepaskan sang istri untuk bekerja.
"Hei dia itu cewek mandiri rileks, aku yakin membawa anaknya dia akan hati-hati." Bisik Thomas. Memberikan semangat kepada sahabatnya.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin