Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Peduliku
Wanita Pengganti Bagian 21
Oleh Sept
"Hallo ... Tuan?"
"Kok malah mati, sih?"
"Hallo, Tuan?"
Tut Tut Tut
Ijah bingung, telponnya malah mati.
"Ini tuan besar bagaimana sih? Main matikan telpon saja!" omel Ijah. Assisten rumah tangga tersebut kemudian makan buah anggurrr merah yang terlihat segar. Enak sekali hidupnya sekarang, sejak Aira tinggal di apartment bersamanya.
Meskipun tidak begitu suka dengan Aira, Nita ini ingin gadis itu tetap sehat. Ia pastikan kulkas penuh, full makanan sehat bergizi, buah sayur semua sudah ready. Namun, yang makan malah Ijah. Bukannya Aira.
Pembantu itu pikir makanan itu untuk mereka berdua. Ya, sudah. Ia libas saja semuanya. Bahkan membawanya ke kamar. Nanti non Nita juga tidak akan tanya-tanya. Anggap saja sudah habis dimakan mereka berdua.
Semangat itu, di dalam kamar mandi, Aira sedang ngisek closet. Capek juga rasanya, sampai ia duduk sebentar di atas WC model duduk tersebut.
Tap tap tap
Ijah mendekat, kemudian berdiri di pintu yang terbuka. Wanita itu berkaca pinggang sambil masih makan buah yang segar dan masam warna unggu tua tersebut.
"Belum selesai? Udah! Tingalin ... sana makan," titah Ijah kemudian pergi begitu saja.
Selepas Ijah pergi, Aira kemudian cuci tangan, kemudian membasuh wajahnya. Ia kemudian menatap cermin besar di kamar mandi tersebut. Capek juga rasanya, padahal dia ini biasanya gak gampang lelah. Apa karena ia yang kini sedang hamil? Ya, kehamilan sudah jalan 2 bulan. Masih kecil sih, malah belum kelihatan.
Aira yang memang lapar, ia pun segera ke dapur. Namun, yang ada hanya nasi. Ayam goreng habis. Tinggal sisa tahu sama kerupuk dan sambal.
Bibirnya menggembang mengulas senyum, kemudian mengambil piring. Sudah biasa makan seadanya, ia pun langsung makan dengan lahap. Hanya lauk kerupuk dan tahu serta sambal trasi. Itu saja sudah membuatnya berkeringat, terasa sangat enak.
Sedangkan di kamar lain, Ijah malah enak-enakan makan ayam goreng sepiring tanpa nasi, belum lagi sambal ati kentang goreng. Wanita itu makan dengan lahap. Tanpa memikirkan Aira makan apa.
Satu jam kemudian.
Ting tung
Tok tok tok
Farel berdiri di depan pintu apartment Nita. Dia tidak punya kuncinya. Karena memang tidak pernah mampir ke sana. Jarang sekali dia dan Nita bermalam di sana.
"Untuk apa aku ke sini?" gumam Farel di depan pintu.
"Kenapa juga aku ke sini?" omelnya pada diri sendiri.
Farel pun berbalik, sepertinya tidak penting ia ke sana. Ngapain juga ketemu Aira. Dia siapa? Hanya pembantu, wanita rendahan, gadis yang menjual tubuhnya demi sejumlah uang.
Tiba-tiba merasa kesal, pria itu kemudian berbalik. Namun, baru beberapa langkah, ia mendengar suara pintu terbuka.
KLEK
"Tuan!" ucap Ijah kemudian merapikan bajunya yang agak kusut. Karena habis rebahan sambil nyemil kacang mete.
Farel akan pergi, tapi urung dilakukan. Pria itu kemudian menatap Ijah dan masuk apartment tanpa bicara pada pembantunya itu.
"Tuan cari apa?" tanya Ijah kepo, ia penasaran karena pandangan Farel seperti mencari sesuatu.
Dilihatnya Farel langsung memeriksa semua ruangan.
"Mana dia?" tanya Farel tanpa melihat Ijah.
"Dia siapa? Non Nita belum ke sini sejak beberapa waktu lalu," kata Ijah.
Ijah salah paham, dikira Farel mencari istrinya.
"Mana Aira!" desis Farel kesal. Kesal karena harus mengucapkan nama Aira.
"Oh ... si Ira? Lagi buang sampah, Tuan. Tuan butuh sesuatu? Biar saya carikan."
Farel membuang napas kesal. Kemudian langsung keluar.
'Lah? Malah pergi?' batin Ijah heran.
Tap tap tap
Farel melangkah cepat, kemudian ia tertegun ketika menatap lorong apartment panjang di depannya.
Ada Aira yang sedang berjalan sambil kepalanya menatap ke bawah. Wanita itu berjalan dengan lesu, kemudian sesekali memegangi pinggangnya.
'Dia hanya pembantu! Apa peduliku!' batin Farel.
BERSAMBUNG
Fb Sept September
IG Sept_September2020
Klik profile Sept, temukan 23 judul yang mungkin kalian suka. Semoga terhibur ya. Tinggalkan like, komen juga hehehe.
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀