NovelToon NovelToon
Dear, Gavin

Dear, Gavin

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Romansa
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Yaya_ gadis ceria dengan sejuta rahasia.

Ia selalu mengejar Gavin di sekolah,
tapi Gavin sangat dingin padanya.

Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai gadis tidak tahu malu yang terus mengemis-ngemis cinta pada Gavin. Namun mereka tidak tahu kalau sebenarnya itu hanya topengnya untuk menutupi segala kepahitan dalam hidupnya.

Ketika dokter Laska memvonisnya kanker otak, semuanya memburuk.

Apakah Yaya akan terus bertahan hidup dengan semua masalah yang ia hadapi?

Bagaimana kalau Gavin ternyata
menyukainya juga tapi terlambat mengatakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Gavin memalingkan wajahnya malas saat melihat sih pengganggu itu berlari kearahnya. Ketika ia merasa lengannya digenggam erat gadis itu, cowok itu menoleh menatapnya tajam.

"Lepasin." ucap Gavin dengan suara rendah nan tegas. Tapi Yaya tidak peduli. Ia sudah kebal dengan ucapan-ucapan dingin Gavin.

Disebelah Gavin, Bintang menggeleng-geleng dengan kelakuannya. Lama-lama rese juga nih cewek. Memang dia tidak sadar apa sama penolakan Gavin, bikin malu aja. Kalau Bintang nggak ngeliat kedekatan Yaya dan Savaro tadi, mungkin sekarang dia akan bersikap biasa saja. Tapi karena cewek itu jelas-jelas dekat sama Kakak kelas mereka, ia ikut merasa Yaya tidak pantas deketin sahabatnya. Nggak baik cewek deket sama banyak cowok, apalagi yang tipe nggak tahu malu begini.

"Yaya, lo jadi cewek tuh jangan malu-maluin gitu kenapa sih? Tadi bareng Savaro sekarang tuh cowok pergi lo main nempel-nempel aja ke Gavin. Jadi keliatan murahan tahu nggak." katanya cukup menyakitkan telinga.

Yaya mendelik tajam ke Bintang. Ia tidak terima dibilang murahan.

"Bintang, aku tuh nggak murahan tahu. Kan udah aku bilang, aku cintanya cuma sama Gavin seorang." balasnya mempererat genggamannya di lengan Gavin dan melemparkan senyum termanisnya ke cowok itu. Gavin mencibir. Kalau saja ia tidak pernah melihat abangnya punya hubungan dengan gadis itu, juga Savaro kakak kelas mereka, belum lagi pria yang menjemputnya waktu itu, ia mungkin sudah percaya pada perkataan yang terdengar manis dari mulut Yaya ini.

Bintang rasanya ingin muntah mendengar ucapan Yaya.

"Terus tadi sih Savaro gimana?" balas cowok itu lagi tidak mau kalah.

Yaya menyipit ke Bintang lalu balik menatap Gavin. Entah apa yang merasukinya, gadis itu malah berubah senang.

"Oh, jadi Gavin cemburu nih sama kak Sava." serunya bahagia. Berarti cowok itu mulai ada rasa dong ke dia.

Gavin mendengus keras menatap Yaya lalu menghempaskan tangan gadis itu kasar sampai terlepas dari lengannya. Cewek sinting.

"Gue nggak peduli lo deket sama siapa aja. Gue cuman pengen lo jauhin gue, jangan usik hidup gue terus, ngerti?" katanya dingin, kemudian pergi meninggalkan Yaya yang terdiam mematung.

Bintang yang masih di situ menggeleng-geleng menatap gadis itu.

"Lo sih. Makanya kalo suka sama cowok tuh satu aja nggak usah banyak. Susah kan dapatnya sekarang." ledek Bintang merasa lucu dan pergi mengikuti Gavin.

Bintang tidak tahu kalau perkataannya itu membuat Yaya merasa sakit hati. Gadis itu tersenyum pahit. Bagaimana ia bisa membuktikan kalau dirinya benar-benar mencintai Gavin? Bagaimana Gavin bisa percaya padanya. Sayangnya, walaupun percaya Gavin mungkin tidak akan pernah mencintainya.

Tapi tidak apa-apa. Dirinya tidak mengharapkan Gavin akan membalas cintanya. Ia tulus mencintai pria itu. Hanya saja, terkadang hatinya terasa sakit saat Gavin memperjelas penolakannya.

                                    ***

Sepulang sekolah Yaya memilih pergi ke rumah bi Mira. Pulang ke rumah hanya akan membuat perasaannya lebih kacau karena di sana ada mama tiri dan anaknya. Belum lagi kalau papanya tiba-tiba marah tidak jelas dan ia jadi tumbalnya.

Sebenarnya yang gadis itu butuhkan saat ini adalah menemui kakaknya. Tapi sih lelaki brengsek yang sengaja memblokir nomornya itu tidak pernah ada di apartemennya. Bukan..., bukan tidak ada, tapi kakaknya itu tidak pernah mau menemuinya.

Padahal ia butuh teman curhat. Tentang hidupnya sekarang, siapa yang disukainya dan apa yang dia impikan. Dulu kakaknya adalah teman curhat dan pendengar yang baik. Sekarang ia tidak berani lagi berharap sejauh itu. Kak Tama sudah jadi seseorang yang berbeda. Yaya bahkan tidak bisa mengenalnya lagi.

"Non, sebaiknya non pulang sekarang. Tuan besar nanti marah lagi sama non Yaya." ucap bi Mira di tengah-tengah kesibukannya mengatur-ngatur kue di toples.

Yaya melirik jam tangannya sebentar. Ia tersenyum dan mengangguk menatap bi Mira.

"Ya udah, aku pulang dulu yah bi." pamitnya. Ia tidak mau bi Mira kesusahan lagi karena dirinya. Gadis itu cukup tahu diri untuk tidak melibatkan orang lain dalam masalahnya. Ia juga tahu papanya sudah mengingatkan pada bi Mira supaya tidak menerimanya lagi di rumah itu.

Bi Mira adalah mantan pembantu di rumahnya dan papanya cukup berkuasa sebagai pebisnis. Dengan ancaman itu, pastilah bi Mira takut. Yaya juga tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya tidak cukup kuat untuk melawan papanya. Karena itu ia memutuskan menjauh. Kedatangannya hari ini akan ia pastikan menjadi yang terakhir kalinya. Ia berharap bi Mira akan menjalani hidupnya dengan tenang, tanpa gangguannya.

Yaya menarik nafas panjang menatap rumah gubuk bi Mira. Lumayan lama ia menatap rumah itu kemudian menoleh ke rumah yang satunya lagi. Itu rumah kakek Jaya. Ia sudah menemui sang kakek tadi dan ia senang karena kakek Jaya sudah sehat. Bi Mira mengurusnya dengan baik. Ia tidak perlu khawatir lagi. Mulai hari ini, kenangan bersama mereka hanya akan ia simpan dalam hatinya.

Gadis itu tersenyum sedih lalu berbalik pergi. Ia naik taxi yang menurunkannya di rumah sakit karena tadi dokter Laska menelpon dan bilang ingin menemuinya malam ini juga. Yaya makin penasaran. Kenapa malam-malam begini dokter Laska ingin dia datang ke rumah sakit?

Ingin memeriksa lukanya? Tidak mungkin. Lukanya sudah kering. Ingin berbincang-bincang dengan dirinya? Ngawur. Memangnya dokter Laska tidak punya teman sampai-sampai harus memilih dia, seorang anak SMA, pasiennya pula menjadi teman ngobrolnya.

Yaya menertawai dirinya sendiri. Pikiran konyolnya membuat dirinya merasa seperti orang gila. Seorang dokter Laska yang tampan pasti punya banyak teman yang keren-keren juga. Karena itu, apa yang sangat penting sampai dia harus bertemu dokter itu malam ini juga?

Gadis itu berhenti tepat didepan ruangan dokter Laska. Sebelum mengetuk, pintunya malah terbuka sendiri. Bukan, bukan terbuka sendiri. Dokter Laska yang membukanya.

"Kau sudah ada?"

Pertanyaan itu membuat Yaya tertawa dalam hati. Ia menatap sang dokter lekat-lekat lalu mengernyit bingung. Benar, sepertinya ada yang tidak beres. Dokter yang biasanya profesional itu sekarang berdiri linglung didepannya. Aneh. Pikir Yaya.

"Dok, dokter ? Hellow sir..." seru Yaya sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Laska.

Tak lama kemudian dokter Laska tersadar. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya hingga lupa gadis yang ditunggunya sejak tadi sudah berdiri didepannya. Pria itu mengatur nafasnya, berusaha terlihat normal.

"Masuklah." ucapnya lalu berbalik ke dalam. Yaya mengikutinya dari belakang.

1
Gita Anggi
knp si tata gak pergi aja ya
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Kikiari Putri
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Anonymous
keren
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
Dina Yuliana
aq mewek thoorrr😭😭😭
Eva Marlina siboro
semangat yaya💪
Eva Marlina siboro
😭😭😭😭
neng ade
Savaro kah yg melihat Yaya
neng ade
semoga aja Gavin bisa datang begitu juga dgn Tama ..
neng ade
ternyata dokter Laskar dan Garrel itu adik kakak .. pantas aja mereka tak bisa melacak keberadaan Yaya .. karena Yaya sempat si kuliah kan di perancis .. dan menetap di desa nya keluarga Garrel .. semoga si pernikahan dokter Laskar Yaya akan bertemu dgn Tama dan papa nya dan juga bertemu dgn Gavin dan Bintang dan juga Savaro ..
neng ade
seperti nya Garrel tau keberadaan Yaya tapi meminta nya utk merahasiakan nya ..
Eva Marlina siboro
mewek bacanya,😥😥
neng ade
semoga operasi kedua nya berhasil dan Yaya cepat sembuh dan pulih kembali
neng ade
coba deh km ingat Bintang saat kening Yaya di perban itu akibat lemparan gelas dari papa nya bukan jatuh seperti yg Yaya bilang
neng ade
dasar 2 wanita medusa.. lempar aja jauh2 ke laut amazon sana biar jadi santapan hewan laut yg buas
neng ade
syukurlah kalau Tama udh menyadari kesalahan nya sendiri terhadap Yaya .. semoga Yaya cepat mendapatkan pertolongan ..
neng ade
hajar aja tuh si Tama itu dok ..
neng ade
Gavin laki2 bodoh !!
neng ade
keterlaluan banget km Tama .. km masih menyalah kan Yaya penyebab mama kalian meninggal dasar egois. !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!