NovelToon NovelToon
OJO NGONO MAS'E

OJO NGONO MAS'E

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bennuarty

Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.

Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.

Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.

ikuti kisah selanjutnya yuk!

🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raja dan dua permaisuri

Ketika Sri muncul, semua orang yang ada di situ sontak berhenti bicara dan semua mata tertuju padanya.

Ditatap begitu, rasanya seperti di telanjangi lalu di kuliti seluruh tubuh. Tangan Sri mulai berkeringat saking gugupnya. Jantungnya berdegup kencang. Ada enam orang seluruhnya. Mungkin mereka semua adalah pasangan. Ada yang tersenyum sinis begitu melihat penampilan Sri, ada juga yang saling bersenggolan dan bergumam lirih.

Rasanya Sri ingin lari kencang keluar dari ruangan ini. Ingin menghilang saja. Agar mata tajam dan pandangan meremehkan itu hilang. Ada satu pria berdiri di pagar balkon. Ada dua gadis duduk di dekat grill elektrik pemanggang. Dan yang satu lagi duduk sambil memegang gitar.

Lucky beranjak ingin membawa Sri lebih dekat. Tapi Amira cepat mencegahnya. Dia yang maju mendekati Sri. Memegang tangan gadis itu dan tersenyum.

"Tidak apa-apa. Mereka semua teman lucky. Ayo kita bergabung"

Amira menarik Sri lebih mendekat ke teras balkon. Sri menurut mengikuti Amira dengan canggung.

"Guys, perkenalkan. Ini Sri..." Amira berhenti sejenak. Melirik Lucky yang hanya diam berdiri menatap semua orang. "Istri lucky"

"Ohh.. istri Lucky? hai man.. kenapa tidak mengundang kami?" Seorang pria berdiri dan menepuk pundak Lucky.

"Tidak ada pesta" ujar Lucky datar.

"Kau menyembunyikannya eh?" Billy yang berdiri di pagar balkon tersenyum mengejek pada Lucky.

"Hey.. ayolah. Jangan membuat Sri tidak nyaman" Seorang gadis berjalan mendekati Sri. "Hallo Sri, aku Dita. Ayo duduk sini"

Dira menarik tangan Sri. Mengajaknya duduk di dekat panggangan elektrik. Amira tidak mengikuti. Dia duduk bersama Lucky di sofa. Sri sempat melirik kearah mereka. Bertepatan Lucky juga sedang melihat padanya. Sejenak mata mereka bertemu, tapi Sri cepat membuang pandangannya kearah lain.

"Hai Sri. Aku Lisa. Apa kabar?" Lisa mengulurkan tangannya.

"Saya baik mbak" Sri menjabat tangan Lisa dan tersenyum.

"Kita ada acara kumpul setiap seminggu sekali. Ini lagi giliran di tempat Billy" ujar Dita sekedar memberi informasi pada Sri, dan menunjuk Billy.

Sri menatap Billy sejenak. Pria itu sedang minum bir kaleng sambil menatap Sri lekat. Sri langsung mengalihkan pandangannya. Billy memperhatikannya seperti singa yang ingin memangsa korbannya.

"Haha.. jangan hiraukan dia. Billy memang begitu" Dita menepuk pundak Sri. Mengerti dengan kegugupan gadis malang ini.

"I-iya mbak. Ndak apa-apa" Sri tersenyum kikuk.

Suasana sudah tak setegang tadi ketika Sri baru muncul. Dita terlihat bersahabat. Mengajak bicara Sri agar lebih santai. Sepertinya Dita mengerti perasaan Sri saat ini.

"Sri" panggil Dita ketika mereka hanya berdua.

"Ya mbak Dita"

Dita diam sejenak. Melirik kearah Amira dan Lucky. Setelah itu, dia bertanya lirih pada Sri.

"Kapan kalian menikah?"

"Baru saja mbak. Sepuluh hari"

"Ooh.. jadi Lucky menghilang itu karena menikah" gumam Dita pada dirinya sendiri.

"Menghilang gimana maksudte mbak?" Tanya Sri tidak mengerti.

"Ah.. bukan apa-apa. haha" Dita menepuk lengan Sri sambil tertawa kecil.

"Jadi, kamu tau kalau Lucky punya pacar?"

"Hem" Sri mengangguk. "Mase yang bilang sama Sri, mbak"

"Hah?! apa? trus, kamu gak marah?" Dita terkejut mendengar jawaban Sri.

Sri hanya menggeleng. Membuat Dita semakin melongo menatap Sri tak percaya.

"Wow! kamu baik banget"

Dita masih tercengang kagum menatap Sri. Bisa-bisanya gadis ini tidak marah mengetahui suaminya masih ada hubungan dengan gadis lain. Kalau Dita, pastilah ada pertengkaran hebat jika mengetahui hal sebesar itu.

Sri hanya tersenyum kecil. Mengupat dalam hati kalau dia sebenarnya tidak sebaik yang Dita pikirkan. Menikah hanya di dasari sebuah kesepakatan saja. Melirik Lucky yang sibuk berbicara dengan Amira yang menggelendot di lengan Lucky bagiakan lintah yang susah di lepaskan.

sate dan daging steak sudah matang. Mereka berkumpul di meja makan. duduk mengelilingi meja makan yang telah penuh dengan hidangan.

Sri duduk di samping Lucky. Dan Amira dengan gesit tak mau kalah duduk di sebelah kiri Lucky. Mengambilkan daging steak dan sate ke piring Lucky sebelum Sri melakukannya.

Semua orang hanya saling lirik satu sama lain. suasana canggung tercipta lagi. Sri sampai merasa kehadirannya hanya menjadi pengganggu.

Semua dari mereka adalah pasangan kekasih. Hanya Sri yang terlihat sebagai orang asing, walaupun sebenarnya statusnyalah yang paling tinggi di antara ketiga gadis itu. Istri sah Lucky. Sementara mereka bertiga masih berstatus pacar. Tapi seakan status itu tidak berguna di sini.

"Heh.. kau terlihat seperti king of the king dengan dua permaisuri Luck" sarkas Billy.

Lucky hanya diam saja tak menggubris ocehan Billy. Menoleh ke arah Sri yang masih diam dan belum mengambil makanan bagiannya.

"Kamu mau ini?" tanya Lucky pada Sri sambil menunjuk daging panggang.

"Hem" Sri mengangguk. Agak sedikit tak percaya Lucky bisa bersikap pengertian begitu padanya.

Lucky mengambil daging dan meletakkan di piring sri. Melihat itu Amira cemberut. Melirik semua orang yang ada di meja makan. Semua orang hanya tersenyum di kulum. Geli melihat adegan seorang raja dengan dua permaisuri di kanan kirinya, dan seorang diantaranya terbakar cemburu.

"sayang, aku mau itu" Amira menunjuk daging panggang.

Tanpa Merasa ada masalah, lucky mengambil daging panggang dan meletakkan di piring Amira juga. keempat orang yang lain semakin tersenyum geli. Mereka tahu kalau Amira sedang di bakar cemburu.

Mereka makan dengan sesekali melontarkan candaan. Hanya Sri yang diam seribu bahasa. Tidak mengerti apa bahasan yang mereka bicarakan. Terasa sulit menelan daging yang sebenarnya terasa lezat di lidah. Rasanya Sri ingin cepat-cepat menyudahi acara ini saja.

Lucky melirik Sri lagi. Memperhatikan Sri yang hanya menatap makanan di piringnya seperti tidak berselera. Lucky mengambil air mineral dan meletakkannya di depan Sri.

"Ini, minumlah" ujar Lucky pada Sri. Lalu kembali mendengarkan ocehan Billy dan Rudi. Amira hanya melirik tak senang.

Sri tercekat. Lucky memberinya minum? Tuan kaku itu memberinya minum? apa iya? Sri memegang botol air mineral. Mengelusnya seperti menyakinkan dirinya sendiri, bahwa ini nyata. Benar tadi itu Lucky menyodorkan botol air itu padanya. Apa dia seperhatian ini?

❤️

🌾

❤️

Acara makan malam sudah usai. Mereka berpencar-pencar. Ada yang duduk di teras balkon, ada yang menonton letevisi, semua berbuat menurut selera masing-masing. Lucky sedang ngobrol bersama Rudi dan Billy di depan teras balkon. Amira dan Lisa tidak terlihat.

Sri duduk dengan Dita. Berbincang di depan televisi yang menyala dengan suara kecil saja. Hanya Dita yang terlihat lebih menerima Sri disini. Ini apartemen Billy pacar Dita. Tapi Billy pun tak tampak Wellcome dengan Sri.

Dita bilang, Billy adalah teman dekat Lucky dan Amira. Lebih tepatnya teman dekat Amira. Pantas saja Billy merasa terganggu dengan kehadiran Sri di acara ini. Sedangkan Rudi adalah teman Billy yang juga bersahabat dengan Lucky.

Dita lebih banyak menanyakan tentang kehidupan Sri dikampung. Terlihat gadis itu sangat antusias mendengarkan cerita Sri. Sesekali di selingi tawa.

"Mbak Dita, saya mau ke toilet. Di sebelah mana ya mbak?" tanya Sri.

"Ooh.. itu Sri. Kamu jalan ke kanan, di dekat dapur. Atau aku temani ya?"

"Tidak usah mbak. biar saya sendiri saja"

Sri tersenyum. Permisi sebentar pergi ke kamar mandi. Melangkah ke arah yang di tunjuk Dita tadi. Kamar mandinya ada paling pojok. Sri melangkah ke sana. Tapi, dia mendengar ada yang berbicara dan terkikik geli dari arah dapur.

Sri melongokkan kepalanya memeriksa. Ternyata Lisa dan Amira. Mereka berdua tidak menyadari kalau Sri datang. Sri mendengarkan saja apa yang mereka bincangkan.

"Kamu lihat tidak sih, mir? style pakaiannya itu loh, Buat aku geli. Seperti gaya sembilan puluhan. Gak banget deh. hihihii" Lisa terkikik geli.

"Hihi.. kampungan banget. Mana lucky selera sama dia. Di bandingkan dengan ku, yang seorang desainer" jawab Amira juga terkikik geli.

Mendengar itu, jantung Sri rasanya mau copot. Bergemuruh antara malu dan sedih. Dengan gemetar, cepat-cepat Sri masuk ke kamar mandi tapi tidak menutup pintu dengan sempurna. Masih menyisakan sedikit celah di pintu, agar suara Amira dan Lisa bisa terdengar jelas.

"Aku yakin sebentar lagi pasti Lucky akan menceraikannya. Lucky tidak bisa jauh dari ku. Apalagi sampai berpisah. Gadis kampung itu cuma benalu di hidup Lucky" sambung Amira lagi.

"Kamu yakin?" tanya Lisa.

"Ya iya dong. Kamu lihat kan? Lucky lebih memilih ku ketimbang dia. Bagai langit dan bumi sih. Norak. Bodoh banget kan dia?"

"Namanya juga gadis kampung. Ya bodoh lah say. Hihiihii.. aku gak habis pikir. Kenapa Lucky mau menikahi gadis kampungan begitu ya? melihat penampilannya saja aku tidak selera. Apalagi lucky? secara dia itu sangat perfeksionis kan orangnya"

"hihihi.. kita lihat saja Lis. Si Sri itu pasti tidak tahan dengan sikap cuek Lucky. Lagian Sri itu kan cuma numpang hidup di keluarga Lucky"

"Ya pasti lah. Pasti keluarganya miskin ya"

Mereka terkikik ria menggosipkan Sri. Air mata mengalir begitu saja di pipi Sri. Sakit hatinya Mendengar kata-kata Amira dan Lisa. Sri bukan benalu. Sri bukan menumpang. dia tinggal di sana hanya karena berstatus istri Lucky.

"hey.. sedang apa kalian?"

Itu suara Lucky. Sri bisa mengenalinya.

"Ah... sayang. Ini, aku sedang membantu Lisa membuat cemilan"

Amira terdengar gugup dengan kehadiran Lucky yang tiba-tiba. Mendekati Lucky dan menggelendot manja.

"Aku sudah selesai mir. Aku antar ini dulu kedepan ya"

Lisa bergerak pergi. Agak takut melihat Lucky. mungkin saja tadi Lucky mendengar obrolan mereka berdua.

"Kamu kenapa ke sini sayang?" Amira mengalungkan tangannya di leher Lucky. Menatap kekasihnya penuh cinta.

"Kamu lihat Sri?"

seketika wajah Amira berubah cemberut mengetahui Lucky hanya mencari Sri.

"Kenapa dia lagi sih?" sungut Amira merasa cemburu.

"aku tidak lihat dia. Aku kira di sini bersama mu"

"Sayang. Jangan Sri terus. Aku di sini. Jangan pikirkan dia"

"Haha.. kamu cemburu?"

"Ih.. kamu" Amira cemberut manja dan mencubit dada Lucky. "kiss me"

Setelah itu Sri tidak mendengar obrolan lagi. Sri membuka pintu kamar mandi dan mengintip ke arah dapur sejenak. Tampak tangan Amira merangkul leher Lucky. Mereka melekat erat. Berciu man.

"Astaga"

Sri mundur lagi. Menutup mulutnya erat. Entah kenapa hatinya semakin terasa sakit melihat itu. Air mata berderai menganak sungai tanpa bisa Sri mencegahnya.

Bukan karena rasa cemburu. Tapi lebih tepatnya harga diri. Jika Lucky dan Amira begitu dekat, lalu apa yang di pikirkan teman-teman Lucky melihatnya? statusnya sebagai istri sungguh tiada harganya. Pantas saja Lisa tak segan membicarakan dia tadi. Dan Billy menatapnya sinis seolah Sri itu hanya toksik yang harus di basmi.

Sri ingin keluar. Sri tak tahan ada di sini lagi. Mengintip kearah dapur lagi. Lucky dan amira masih asik dengan cum buannya. Sri melangkah pelan keluar dari kamar mandi. Hati-hati melangkah meninggalkan area dapur.

Di depan televisi, Sri tidak melihat Dita. Gadis itu sudah bergabung bersama yang lain di teras balkon. Ini kesempatan baik. Sri bisa keluar tanpa ada yang melihat.

Cepat-cepat Sri melangkah ke pintu. Membukanya dan melangkah keluar. Menutup pintu dengan hati-hati. Lalu cepat berjalan menuju lift. Sri tak tahan jika harus menatap wajah-wajah meremehkan mereka lagi. Harga dirinya jatuh sejatuh jatuhnya. Kebaikan dan senyum itu ternyata hanya topeng.

1
Sri Wulan
pahit, nggak bisa berkiti kiti aku sama ryan😁
Mimie Lilis
takut bacanya
Mimie Lilis
geting sh ng lucky
Mimie Lilis
pinter koe sri😁😁😁
Mimie Lilis
goool juga
Nurina Ningrum
Luar biasa
Anonymous
kaya ijad d Upin Ipin hobby nya pingsan/Grin/
Meiriyana
modus yg halal, lanjutlah
Meiriyana
Luar biasa
Suyatno Galih
wkwkwkwkk ana ana Bae ramane mobile di dol bijone moreng dikon pending disit, ok la othor lanjut
Intan Risma Wandy
seneng sih critane diatas tpi endinge nagung bget thor mosok rong lahiran wes barrrr 😥😥
Ilham Rochman
seru bangeeet... alu ceritanya menghanyutkan naik turun seperti rollcoaster
Ilham Rochman
huahahahahaaa.... modyar kowe Agned
Ilham Rochman
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ilham Rochman
hahahaa... seruuu thoor..lanjuut
Intan Risma Wandy
kapok kowe ditingal sri mingat
Intan Risma Wandy
thorrrr loro atiku 😭😭😭
Intan Risma Wandy
moco novel iki mong nyekikik sriiii OJO NGONO MASE😃😃😃😃
Intan Risma Wandy
jambaken rambute Amira kui sriii ojo mong meneng ae xo gk omes aku
Intan Risma Wandy
dasar kucky pekok pegen ngetok palane aku 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!