Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlibur Ke Villa
Saat ini mereka sudah sampai disebuah Vila milik keluarga Windy yang berada diluar kota,setelah memarkirkan kendaraannya Niken yang memang sudah tidak sabar langsung keluar dan berlari menuju kebun teh yang tak jauh dari Vila tersebut.
''Heeii Ken, tunggin gue!'' teriak Windy sambil mengejar sahabatnya yang sudah berlari terlebih dahulu.
''Buset dah tu anak, main tinggalin aja, ntar tersesat baru tau rasa.'' gerutu Windy yang merasa kesal karna ditinggal begitu saja oleh Niken.
Niken merentangkan kedua tangannya dengan lebar lalu manghirup dalam-dalam udara yang masih terasa sejuk walau jam sudah menunjukan pukul 10 pagi.
''Niken, kamu ini ya, main tinggalin aja.'' protes Windy setelah sampai berada disamping Niken, namun Niken sama sekali tak menghiraukan ucapan Windy.
''Oya, apa menurutmu si Putri marah gk ya, kalau dia tau kita pergi kesini tanpa dirinya?'' ucap Windy, sedikit merasa khawatir,karna memang mereka pernah berjanji jika pergi kemana pun mereka harus pergi bertiga.Namun hari ini mereka hanya pergi berdua dan itu membuat Windy sedikit merasa bersalah.
''O iya, aku juga gk kepikiran Win, pasti tuh anak ngambek lagi kalau tau kita pergi tanpa dia.'' ucap Niken, yang juga baru kepikiran
''Kalau gitu kita sebaiknya gk usah bilang sama dia aja, supaya dia gk ngambek sama kita.'' ucap Windy menyarankan.
''Terserahlah, aku kesini lagi ingin menenangkan pikiran,'' ucapnya sambil memejamkan mata,menikmati, dan merasakan sejuknya angin yang menerpa wajahnya.
''Sebaiknya kita ke Vila dulu yuk, aku mau istirahat, capek banget rasanya.'' ucap Windy, yang diangguki oleh Niken.
Sementara dikantor saat ini Rayen sedang meeting bersama Leo dan pegawai staf lainnya, satu jam berlalu, satu persatu staf keluar dari dalam ruangan begitu pula dengan Rayen dan Leo.
Setelah berada didalam ruangan Leo langsung mencerca Rayen dangan banyak pertanyaan.
''Sebenarnya ada apa sih Ray? kenapa diruang meeting tadi kamu sama sekali gk fokus dengan apa ya g kita bahas, apa kamu lagi ada masalah dengan Viona?.'' tanya Leo
''Bukan Vio, tapi Niken.'' ucapnya sambil menijat pelipisnya yang terasa pusing.
''Niken? keponakan loe yang cantik itu?'' tanya Leo antusias, karna memang Leo sangat mengagumi sosok gadis kecil kesayangan milik Rayen tersebut, lebih tepatnya keponakan tersayangnya.
''Napa kamu? kok sepertinya senang sekali kalau membicarakan tentang Niken?'' ucapnya sinis.
''Ya ampun Ray, ya jelas lah gue senang, loe kan tau kalau gue suka banget sama ponakan loe itu.'' jawab Leo membuat Rayen menatapnya dengan horor
''Sabar bro! maksud gue itu, gue hanya kagum sama dia, terus memangnya ada apa dengan gadis kecilmu itu, apa dia sedang berbuat ulah?..'' tanya Leo penasaran
''Dia marah sama saya Leo, dan tadi saat saya hubungi dia tak mau menjawabnya.'' jelasnya
''Marah? marah kenapa? apa dia marah karna kau kembali menolak cintanya?'' goda Leo, Rayen memang menceritakan semua yang terjadi pada kehidupan percintaannya pada Leo, karna Leo adalah sahabat sekaligus orang yang selalu memeberikan jalan keluar dalam setiap masalahnya, walau pun Leo adalah orang yang selalu bercanda disetiap kesempatan, namun ia juga sangat serius jika sedang membahas sesuatu.
''Entahlah, kau tau, aku sangat merasa bersalah pada gadis itu, karna kemarin aku telah menolak perasaanya untuk kesekian kali,,sebenarnya aku tak ingin melukai perasaannya, tapi aku juga gk mungkin memberinya kesempatan, dia keponakanku!" ucap Rayen merasa bingung.
Mendengar ucapan Rayen, dahi Leo berkerut.
''Maksudmu apa Ray? kau bilang gk mungkin memberinya kesempatan karna dia adalah keponakanmu? apa itu artinya kalau dia bukan keponakanmu maka kau akan memberinya kesempatan? begitu kah?'' selidik Leo
''Kau gila! mana mungkin saya bisa menyukai keponakan saya sendiri, itu tidak mungkin.'' jawab Rayen, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
''Memang kenapa? bukannya Niken bukan keponakan kandung loe? lagian tadi gue juga gk bilang begitu kan? tapi gue bertanya, jika Niken bukan keponakan loe, berarti ada harapankan loe akan membalas perasaan nya Niken, iya kan? dan apa itu berarti loe sudah mulai ada perasaan pada gadis kecil itu?'' tanya Loe, namun Rayen sama sekali tak menjawabnya.
''Aku juga tidak tau apakah aku benar-benar sudah memiliki perasaan dengan gadis kecilku itu, tapi belakangan ini, setiap kali aku berdekatan dengan nya,jantungku selalu berdebar, dan juga berdetak lebih cepat dari biasanya, awalnya ku kira ada masalah dengan jantungku, tapi ternyata aku salah, karna setiap berjauhan dari nya, jantungku kembali normal seperti biasa, dan begitu seterusnya jika kami berdua bertemu, apa itu artinya aku sudah mulai memiliki perasaan dengannya? tidak mungkin kan? bagai mana bisa aku menyukai keponakan ku sendiri,ini gila, dan aku tidak boleh memiliki perasaan seperti ini, apa yang akan dikatakan bang Frans jika tau kalau aku memiliki perasaan pada gadis kecilnya.
''Udah melamunnya? apa masih mau menghayal sampai malam disini?.'' ucap Leo sinis.
''Maksudmu apa?kenapa bicara seperti itu?'' tanya Rayen bingung
''Sejak tadi gue bicara panjang kali lebar sama loe Ray, sampai mulut gue berbusa, tapi ternyata apa? loe malah asik-asikan melamun gk jelas gitu, jadi sia-sia rasanya nasehat gue.'' jelas Leo kesal.
''Maaf Leo, saya tidak bermaksud seperti itu, hanya saja saya merasa--,"
''Galau??'' potong Leo menebak apa yang ingin disampaikan Rayen.
''Dengar Ray! gue rasa wajar kalau saat ini Niken marah dan menjauh dari loe, mungkin dia merasa sakit hati karna penolakan yang loe lakukan pada nya dan dia juga butuh waktu untuk sendiri, jadi gue saranin sebaiknya untuk beberapa hari ini loe jangan ganggu dia dulu.'' ucap Leo
*
*
*
Ting-tong
Terdengar suara bel rumah berbunyi,yang menandakan bahwa diluar sedang ada tamu.
Tak lama bik Sari membuka pintu dari dalam, membuat gadis remaja yang ada dihadapannya tersenyum simpul.
''Eh, non Putri.'' ucap bik Sari
''Bik Niken nya ada gk? aku mau ketemu nih.'' jelas Pitri
''Loh non, emangnya no Putri tidak tau kalau non Niken saat ini ada dirumahnya non Windy?'' tanya bik Sari
''Dirumah Windy bik? tapi aku baru saja dari sana dan mama nya bilang kalau tadi pagi Windy pamit mau kerumah Niken,makanya aku datang kesini.'' jelas Putri yang merasa bingung.
''Kenapa gk di telpon aja non!"
''Sudah bik, tapi ponsel keduanya gk aktif.'' jelas Putri, kira-kira pergi kemana ya mereka?'' gumam nya.
''Putri ada apa? kenapa gk masuk kedalam rumah?'' ucap suara seseorang yang ternyata adalah Lidya mama nya Niken.
''Nikennya gk ada tan, kata bibik pergi kerumah Windy, tapi tadi sebelum kesini aku sudah kerumah Windy, dan mamah nya bilang kalau Windy sedang jalan kerumah Niken, makanya aku susul kesini, dan ternyata mereka juga gk ada.'' jelas Putri.
''Apa apa ini mah? siapa yang gk ada?'' tanya Frans yang tiba-tiba datang
'' Maaf tuan, sebenarnya tadi pagi non Niken berpesan sama saya, kalau bapak dan ibu tanya, non Niken bilang dia mau kerumahnya non Windy, tapi tadi non Putri bilang kalau non Niken tidak ada disana begitu pun dengan non Windy.'' jelas bik Sari
''Maksud kalian Niken hilang??
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami